Revisi, 12/07/17
Kak Irham berdiri didepan anak didikannya. Menyaksikan pelantikan Dewan Kerja Penggalang, dari penggalang menjadi penggalang Ramu, Rakit, maupun Terap. Pramuka memang keras, tapi dari sanalah kita dapat melatih seberapa kuat mental dan pertahanan kita. Dilatih untuk keras, tetapi tidak mengajarkan untuk menjadi orang yang kasar."Selamat! Kalian semua telah dilantik!" Kak Irham tersenyum bahagia menatap para peserta didikannya, "Nggak boleh iri sama yang dapet lebih dari satu, dan yang dapet tiga juga nggak boleh sombong." Kak Irham memperingatkan.
"Siap laksanakan Kak!"
"Dan... Sekarang, kalian mau dapet TKK apa lagi?" tanyanya.
Anak yang jumlahnya lebih dari 40 itu bersorak-sorak menyebutkan nama-nama TKK yang ingin mereka dapatkan.
"Oke-oke. Kalian akan dapatin semuanya! Di..."
"Dimana kak?" Mata-mata mereka berbinar menatap Kak Irham.
"Di perkemahan selanjutnya!" Kak Irham bersorak gembira.
Sorak-sorak gembira dari anggota DKP itu mulai terdengar, beberapa nampak hanya merespon singkat karena tidak begitu tertarik untuk mengikuti perkemahan, "yeayyyy! Kemah lagi!"
Kak Irham menyukai situasi ini, lalu ia menyeru singkat. "Oke. Nanti jadwal kemahnya kakak bagiin lagi. Sekarang, boleh bubaran!"
Anak-anak berseragam pramuka itu bubar dari lapangan dan menuju kelas masing-masing.
"Yes kemping lagi!" Ucap Nissa, saat gadis itu berdiri di ambang pintu kelas. Jiwa petualang yang melekat di gadis itu amat besar. Nissa lah yang selama ini paling bersemangat menjalani apapun kegiatan yang berbau petualangan.
"Yesss!!!" Sambung Hafifah, gadis yang kerap disapa Pipah ini tak jauh beda dengan Nissa, hanya saja rasa jenuh akan kegiatan-kegiatan yang membosankan membuatnya kerap kali terlihat lesu tak bersemangat.
"Wehh... Belum tau kan kempingnya dimana. Udah pada seneng-seneng aja lo." Ucap Sitha, gadis yang satu ini kerap kali menuruti permintaan orang tuanya, kadang hati ingin berkehendak tapi izin dari orang tua tak sampai.
"Ya juga. Tapi pokoknya bakalan seru." Ucap Fanny, mungkin gadis ini bisa dibilang bukan perempuan sebab kelakuannya yang kadang mirip laki-laki. Sesuatu yang paling menonjol pada gadis ini adalah suaranya, jika ia sudah bersuara, maka toa masjid pun kalah.
"Yeay!" Mereka berlima bersorak-sorak gembira sampai akhirnya Bu Tya memasuki kelas dan mengucapkan salam serta menebarkan senyum manisnya.
🌍🌍🌍
Sesuai dengan jadwal yang telah dibagikan. Perkemahan dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Juni 2016. Lebih tepatnya hari ini. Agak mendadak sih, tapi tak ada satupun yang mengeluh.
Para anak pramuka telah berkumpul di sekolah dengan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan.
"Jadi totalnya berapa yang ikut?" Tanya Kak Irham, pria itu meletakkan tentengannya di tanah lapangan yang basah karena terguyur hujan tadi malam.
"Kayaknya di absen aja deh kak. Supaya lebih jelas." Usul Lukman, si ketua Osis yang juga ikut kegiatan kepramukaan.
"Oke sekarang semua baris. Kak Irham absen dulu."
Dengan gerakan cepat dan teratur, semua berhasil membentuk barisan yang rapi.
"Oke Absen ujung kanan mulai."
Ujung paling kanan menyebutkan masing-masing angka urut mereka, mulai dari satu sampai ujung belakang paling kiri yang berurutan angka 57.
"Totalnya 57. Kalian isi nama kalian di kertas folio. Absen dulu sama Pak Solah." Ucap Kak Irham, lagi-lagi memberi instruksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Are We?
Science Fiction[COMPLETED] (Seluruh cerita telah di revisi) Lorong penghubung dimensi waktu yang membuat mereka terjebak disini. Terjebak pada kurun waktu seratus tahun mendatang. Akankah mereka dapat kembali kepada masa mereka yang sebenarnya? ©2015/2016 by Hafif...