x. p e n y a m a r a n

2.3K 219 8
                                        

Revisi, 12/04/2019

Cahaya matahari menyeruak masuk melalui celah-celah jendela kamar kos ini. Seluruh penghuni kos menggeliat karena cahaya itu mengusik tidur mereka.

"Bangun!" teriak Eddy, cowok itu telah siap dengan seragam sekolahnya.

Semua berhasil terbangun. Beberapa masih terdiam di tempat. Tidak banyak merespon.

"Mau kemana Dy?"

"Mau sekolah." Jawab cowok berseragam itu.

"Hari ini kan tahun baru. Masih aja sekolah." celetuk Fajar Rizky.

"Everyday doing activity."

"Gila, maksud lo setiap hari masuk gitu?"

Eddy mengangguk, "Kan emang kayak gitu. Yaudah gue berangkat sekolah dulu ya." Eddy mengangkat kakinya, hendak keluar dari kamar kos.

"Tunggu! Kita mau ikut sekolah!" ucap Avisena.

"Sekolah? Gila aja." protes Rio.

"Lah? Emang kenapa? Sekalian kita jelasin kenapa kita bisa kesini sama Cleo."

Eddy menepuk jidat, "Iya juga. Yaudah di lemari gue ada baju lagi, gih cepetan mandi, ganti baju, gue tunggu setengah jam ya. Gue ke kamar yang cewek dulu mau kasih tau."

***

"Terus kita gimana Dy? Kan lo ga punya seragam perempuan?" tanya Endang, saat Eddy mengunjungi kamar cewek.

"Ohya! Gue lupa! Aduhhh gimana ya?" Eddy menggaruk kepalanya, bingung.

Yang lain ikut bingung. Sama-sama berfikir untuk satu masalah ini.

"Ah gue ada ide!!!"

Eddy membisikan ide itu, kemudian mendapatkan anggukan dari yang lain.

"Oke kalo gitu, kalian mandi ya, gue tunggu setengah jam. Gue keluar dulu."

***

Ketujuh cowok itu berjalan memasuki pekarangan sekolah yang masih sepi. Beberapa murid lama disitu berteriak heboh.

"Kya! Murid baru! Ganteng-ganteng!!!"

"Dia kelas berapa ya?"

"Cowokkkk!!!"

Tresna menatap geli, "Ampun deh."

"Inget kan rencana yang udah gue kasih tau tadi?" tanya Eddy.

Mereka semua mengangguk seraya cengengesan.

"Inget kan girls?" Eddy menatap kesebelah kiri. Kemudian tawanya mengelak saat bayangan cewek-cewek pada selimut penyembunyi wujud itu terlihat bergerak-gerak.

Yap, anak-anak cewek yang notabenenya tidak mempunyai baju seragam untuk dipakai itu mengikuti anak-anak cowok menggunakan selimut penyembunyi wujud milik Eddy. Cowok dari masa depan itu membuat benda ajaib itu sendiri, dan hasilnya berguna. Hanya ia yang memiliki benda itu.

Eddy sengaja menyuruh mereka mengenakan benda itu, sebab Eddy telah menyusun rencana untuk mencuri seragam-seragam baru yang diletakkan guru tata usaha di perpustakaan. Tentu saja untuk mereka kenakan selama menyamar disekolah ini.

Langkah kaki mereka semakin mendekat ke arah perpustakaan. Sebuah ruangan sunyi yang saat itu masih belum ada penghuninya.

"Tuh perpusnya. Buka pintunya musti pakai kartu pelajar, kalo ga ada kartu pelajar ga bisa." ucap Eddy. "Kalian tungguin disini aja. Gue mau ngambil kedalem. Awasin ya. Awas aja kalo ada guru. Ayo Teo!"

Where Are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang