xii. w h o - t h e - d a r k h o r s e ?

2.1K 192 1
                                        

Revisi, 12/04/2019

"Apa? Mesin waktu?"

"Iya." ucap Cleo, cewek itu menggerakan jarinya di atas tuts keyboard komputernya. Mencari semua yang berhubungan dengan Dark Horse.

"Jadi kita bisa pulang pakai itu?" tanya Avisena.

"Bisa. Tapi belum selesai ngerakitnya, ada beberapa bahan langka yang gue ga punya." Cleo mengeklik sebuah situs tentang Dark Horse.

"Rangkumin dong Le. Biar kita bisa pulang." pinta Adhi.

"Iya Le." tambah Eddy.

"Sabar, nggak gampang, busetdah." Sahut Cleo, "eh nih Dark Horse."

Semuanya buru-buru menghampiri Cleo, mengerubunginya karena ingin tahu.

"Dark Horse. Seorang buronan yang telah lama dicari polisi karena mencuri sebuah deer dan menfu di Big A." Cleo membaca tulisan yang terpampang di situs itu.

"Deer? Menfu?"

"Ahhh! Deer! Menfu! Itu alat eksklusif yang kita butuhkan buat selesain rakitan mesin waktunya." ucap Cleo, "Ternyata, Dark Horse juga lagi buat mesin waktu!"

"Tapi buat apa Dark Horse bikin mesin waktu?"

"Pasti ada maksud terselubung, juga tentang kata-katanya waktu itu. Mungkin ada maksud dari semuanya." Jawab Teo.

"Jadi?"

"Kita juga harus curi deer dan menfu di Big A!" pekik Cleo, ia mematikan komputernya.

"Gila lo Le! Ngapain? Gila lo?" tolak Teo mentah-mentah. "Nggak-nggak!"

"Demi misi kita! Lagi pula kita punya selimut penyembunyi tubuh kan?" Ujar Cleo, ia menatap Eddy dan Teo secara bergantian.

"Punya banyak." ucap Eddy.

"Tuh kan,"

"Nanti kita nge-hack sistem pertahanan Big A." ucap Cleo, "Please, ya Te?" Cleo mengedipkan matanya ke arah Teo.

"Great!"

"Setuju kan?"

"Setuju!"

"Gue tetap nggak. Banyak resikonya Le!" ucap Teo, masih bersikeras pada pendapatnya.

"Apasih Te! Tenang aja! Gue udah pernah nyelidikin tentang pertahanan Big A. Gue udah pelajarin semuanya. Percaya sama gue!"

"Nggak lucu, sehebat-hebatnya lo, gue tetap nggak yakin! Gue keluar dari misi ini!" ucap Teo, kakinya melangkah keluar dari kamar Cleo.

"Ga asik lo Te!" Ujar Eddy, "lo kan yang selama ini mempertahankan tim detektif kita?!"

Teo menghentikan langkahnya. Lalu menoleh, menatap mata-mata mereka yang terlihat penuh harap.

"Teo, kan lo yang paling semangat buat jalanin misi ini." ucap Hafifah, "Ayolah."

Teo menunduk.

"Teo,"

Teo menarik nafas, kemudian mengangkat kepala, "Iya deh."

Teo balik lagi, menghampiri mereka kembali. Ikut mencari tau tentang Dark Horse.

"Jadi kapan kita mau bobol pertahanan Big A?" tanya Cleo, bersemangat.

"Secepatnya, kalian maunya kapan?" tanya Avisena.

Where Are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang