Revisi, 10/12/18
"THE MIRACLE LAND?"
"Tempat ajaib. Ya, mungkin begitulah artinya." Ucap Endang.
"Hm... Tempat kayak apa ya yang ada didalam sana." Tresna meraba-raba pintu itu, ia merasa takjub.
"Ya, mungkin kayak di film Naruto. Siapa tau aja nanti ada yang bisa edo tensei bangunin balik pak supir biar kita bisa pulang." Rio, maniak Naruto itu membayangkan hal yang tidak-tidak.
"Bego sih dipelihara, kambing tuh dipelihara, bisa gemuk." Endang menanggapi.
"Buka pintunya gimana ya?" Hafifah menaruh telunjuk didagu, berfikir.
Ariska mengadarkan pandangannya kesegala arah. Matanya tertuju pada sebuah kotak didekat sebuah batu pada pojok dinding goa. Ariska menghampiri benda itu.
"Ini ada kotak. Mungkin isinya ada petunjuk." Ariska membawa kotak itu kehadapan Hafifah.
"Anjay gue berasa kayak Detective Conan tau nggak." celetuk Fajar Rizky.
"Emang lo udah pernah baca serialnya Jar?"
"Belom sih."
"Yeh, gila."
Ariska membuka kotak itu dengan perlahan. Tak lama, ditangannya menggenggam sebuah benda panjang seukuran pensil dan sebuah kertas yang di gulung menyerupai peta itu.
"Pegang, biar gue buka kertasnya." Ariska memberikan benda itu kepada Hafifah, sementara tangannya mulai membuka kertas itu.
Inisiatif, Adhi menyodorkan lampu minyaknya agar Ariska dapat melihat apa isi kertas itu dengan jelas.
"Didandadanlamdan Sadannadan Adan Sedanbuahdan Temdanpatdan Dedangandan Seridanbudan Keajadanibandan. Kadanmudan Adankandan Mendanukandan Ardantidan Dadanridan Kedanhidanpdan." Susah payah Ariska membaca tulisan itu.
"Anjir, lu ngomong apa kumur-kumur Ka? Nggak jelas. Sumpah." protes Tresna, "Tapi keren anjir, salut gue!" Tresna bertepuk tangan.
"Baca sendiri Na! Gue bacok kalo lo ga bisa ngartiin ini." Ariska mengancam.
"Ga." balas Tresna, singkat.
"Itu maksudnya apa ya? Hm."
"Udah abaikan aja. Tuh tongkat buat apaan?" tanya Endang, "Kali aja tongkat ajaib, bisa buat masuk kedalem."
Hafifah menimang-nimang tongkat itu, ringan, unik, dengan aksen kelam memberikan kesan misterius pada tongkat kecil itu. Tangan cewek itu memutar-mutar tongkat itu seolah-olah tongkat itu adalah benda ajaib yang bisa membuka pintu itu.
Drittttt!
Deritan pintu terdengar, perlahan tapi pasti pintu raksasa itu terdorong kedepan, tanda berhasil terbuka. Ajaib. Cahaya terang yang menyeruak masuk berhasil menusuk mata, mereka semua menyipitkan mata untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata mereka. Tangan-tangan kotor akibat tanah goa sibuk mereka singsingkan di depan mata, agar dapat melihat apa yang ada dihadapannya kini. Tidak memakan waktu yang lama, cahaya itu memudar, selanjutnya mereka dapat melihat jelas apa yang berada didepan mereka sekarang.Sebuah tempat dengan sejuta impian masa depan, dan semua tampak nyata dilihat.
Semua sampai menganga, saking terpukaunya dengan apa yang sedang dilihatnya.Sebuah motor yang bisa terbang. Ajaib. Rel kereta gantung dengan tenaga super faster yang menggantung-gantung diatas mereka.
Sruwing!
Suara keras berdering mengiringi terbangnya sebuah benda di atas kepala mereka. Semua mendongak. Melihat apa yang berada di atas kepala mereka. Pesawat terbang tanpa landasan pacu. Kaget. Dari jendela pesawat itu muncul sebuah kepala sang empu pemilik pesawat itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Where Are We?
Ficção Científica[COMPLETED] (Seluruh cerita telah di revisi) Lorong penghubung dimensi waktu yang membuat mereka terjebak disini. Terjebak pada kurun waktu seratus tahun mendatang. Akankah mereka dapat kembali kepada masa mereka yang sebenarnya? ©2015/2016 by Hafif...