THAT'S NOT YOUR FAULT

1.1K 78 2
                                    

*CAM'S POV*

"Pergi ngga lo! Pergi! Berani-beraninya lo masuk wilayah senior!"

Gue denger teriakan yang gue kenal. Justin! Duh jangan-jangan dia bikin ulah lagi. Gue berusaha nyari sumber suara. Ternyata bener, Justin lagi ngebentak2 cewe yang mirip mantannya. Gue nyamperin mereka.

"Ssh..Tin, udah, lagian dia juga punya urusan. Lo balik aja gih, abis ini Mr. Will masuk." kata gue sambil ngelindungin cewe itu dibalik punggung gue.

"Adududuh..Malaikat dateng..Bersyukur deh lo! Eh, dengerin ya, kalo sampe gue liat lo di sini sekali lagi, lo bakal tau akibatnya!" sembur Justin ke cewe itu. Gue ngedorong dia supaya menjauh.

Setelah Justin masuk gue berbalik menatap cewe itu. Ngga lama kemudian mukanya merah lalu matanya berkaca-kaca.

"Hey, hey, don't cry please. Uh, I'm Cam, and he's Justin. Uhm, I'm so sorry." gue jadi speechless.

"Ehm, gini deh. Kamu pulang sekolah ada acara ngga?" tanya gue. Dia geleng-geleng lalu nunduk. Gue ngangkat kepalanya supaya dia liat gue.

"Nah, nanti, pulang sekolah aku ke kelas kamu, aku mau ngobrol tentang Justin. Gimana?" tanya gue. Dia bingung lalu mengiyakan dengan canggung. Cewe itu lalu pamit.

"Eh, iya, aku lupa, siapa nama kamu?" tanya gue.

"Ehm, Brooklyn Cassidy, j-just call me Brooke." jawabnya.

"Uh, okay, see you, Brooke." kata gue. Dia senyum lalu balik ke kelasnya.

[skip]

Bel pulang udah bunyi sejak 10 menit yang lalu dan Brooke belum keluar juga. Jangan-jangan dia kabur gara-gara takut juga sama gue

"Ehm, Kak Cam?"

"Eh, hi Brooke." kata gue. Kirain dia kabur.

"Ehm, kita ke Sevel depan sekolah aja gimana? Jaga-jaga biar si Justin gatau." ajak gue. Brooke mengiyakan lalu ngikutin gue. Sampe di Sevel kita order lalu mulai ngobrol. Gue basa-basi dulu biar suasananya mencair. Abis Brooke tegang banget udah kek mau liat onta ngelahirin lewat operasi cesar. Waktu udah saatnya buat to the point, gue keringetan.

"Ehm, jadi gini, Justin ngelempar, ngedorong, dan ngebentak kamu itu ada alesannya." kata gue.

"Gimana, Kak?" tanyanya tegang.

"Kamu itu..Mirip..Mantannya Justin yang baru putus tiga bulan sama dia." kata gue awkward. Muka Brooke berubah aneh, terus datar lagi. Dia menghela nafas.

"Oh, jadi Kak Justin ngelakuin itu buat nyalurin emosinya? Aku dijadiin semacam pelampiasan gitu?" tanyanya. Gue ngangguk pasrah. Dia menghela nafas lagi lalu senyum.

"Yaudah deh, Kak. Gapapa, kok. Aku bisa nerima." katanya. Dih ni anak tabah amat. Seumur-umur, gue dicubit aja ngelawan apalagi kalo ditimpuk pake bola tenis, udah gue begal tu orang.

"But I won't leave you with that problem. That's not your fault. I'll try to protect you as long as I can." kata gue. Dia blushing.

"Eh, Kak, gapapa. Gausah repot-repot, Kak." katanya malu.

"Yaelah, kamu mau ditimpuk pake bola bowling?"

"Eh, engga-engga."

"Nah, yaudah. Pokoknya kamu aman sama aku. Oke." kata gue.

"I-iya, Kak. Makasih banyak, Kak." katanya. Gue ngangguk. Gue liat dia masih nyedot-nyedot gelasnya yang udah kosong.

"Eit, itu gelas jangan disedot terus. Ntar kamu masuk angin lagi." kata gue. Dia sadar lalu blushing. Kita ketawa barengan.

Srsly. Gue ngerasa ada yang aneh.

Is It Too Late Now To Say Sorry? // Justin Bieber & Ariana GrandeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang