*JUSTIN'S POV*
Gue baru mau balik ke kelas waktu gue liat mereka. Cam & Brooke. Again. Ini yang kesekian kalinya setelah tiga bulan gue kenal Brooke. Keknya mereka beneran pacaran deh. Tapi tiap gue tanya Cam, dia bilang engga. Pft. Gue puyeng.
Akhirnya gue memutuskan untuk berhenti sejenak buat ngeliat mereka. Plus nguping. Lol.
"Oh please, Brooke. I need a motivation. Please accept this." kata Cam ke Brooke sambil nyodorin selembar kertas kecil.
"Nah, I just can't. I don't want to bother you two. Or your team." kata Brooke.
"No, he will be alright, and he won't be mad. If he mad, I'll slap him in the face." kata Cam. Apaan sih? Jangan-jangan ngomongin gue nih.
"I'm so sorry, Cam. I can't come to the tournament. If I come, I'll ruin your day. I can't." kata Brooke. Turnamen? Apaan?
"Okay if that's what you want. I'll go alone." kata Cam. Tiba-tiba dia berdiri lalu pergi. Brooke kaget.
"Oh, and don't ever talk to me again." kata Cam. Gue ikutan kaget. Cam marah? Sama Brooke? Oh My God. Perasaan gue bercampur antara seneng dan kaget. Gue ngga peduli lagi tentang apa yang mereka obrolin. Yang ada di pikiran gue saat ini adalah Cam musuhan sama Brooke, dan gue pikir gue bisa ngehasut dia buat ngejauhin Brooke. Lol. Gue tau gue licik but idc.
*BROOKE'S POV*
"Kak Cam! Kak! Kakak salah paham! Wait!" teriak gue sambil ngejar kak Cam, tapi dia udah lari kenceng ke kelasnya. Gue yang udah ngos-ngosan akhirnya berhenti dan balik ke kelas.
'Ah bodo amat, tujuan gue baik, kok, dia aja yang gabisa ngerti.' pikir gue. Udah gue jelasin sejelas-jelasnya kalo gue mengiyakan ajakan Kak Cam buat dateng ke turnamen basketnya di LA, pasti bakal ada keributan antara gue dan Kak Justin (ya salah siapa mereka se-team). Pertemanan gue (atau lebih bisa disebut keakuran) sama Kak Justin udah berakhir sejak Kak Cam keluar dari rumah sakit, dan dia masih nganggep kita akur (dan bakal akur selamanya). Dia gabakal tau kalo selama ini gue dan Kak Justin cuma pura-pura rukun. Kalo gaada Kak Cam, yaudah kita kembali jadi musuh.
[skip]
*CAM'S POV*
"It's all complicated, Justin. Gue udah dibodohi. Gue berusaha baik, eh dianya kek gitu. Capek gue." kata gue ke Justin. Udah seminggu sejak gue nawarin Brooke buat ikut liat turnamen gue di LA, dan dia nolak dengan alasan yang gue rasa nggak rasional.
"Ah elah, udah lah, Cam. Dia cuma bitch pembual yang cari-cari perhatian lo aja. Tinggalin aja, lagian dia juga ngga penting." kata Justin. Perasaan gue masih berat ngelepas Brooke gitu aja. Gue berusaha menjalin pertemanan sama dia, tapi sebaik-baik orang, pasti ntar busuknya keliatan juga. Dan itu terjadi. Gue ngerasa ngga cocok lagi sama Brooke. Kita sering ngga sejalan kalo ngobrol, ngga kek dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is It Too Late Now To Say Sorry? // Justin Bieber & Ariana Grande
Fanfictionyou'll never know the person you hate the most can be the person you love the most at the end