*BROOKE'S POV*
"Brooke, kok kamu ke LA ga bilang-bilang sih?" tanya Kak Cam waktu kita di hotel tempat dia dan teamnya nginep selama turnamen.
"Yaa, aku mau kasih surprise aja ke Kakak." kata gue lalu nyengir.
"Duh, kamu tuh, untung aja kamu gapapa." kata Kak Cam lalu membelai rambut gue.
"Sebenernya aku ngga mau ikut, tapi gara-gara aku liat tiket nonton turnamen di meja Kakak, aku baper, terus, ya udah aku ke sini. Itung-itung jagain Kak Cam biar ngga ganjen. Lol." kata gue jujur.
"Uuuh, Brooke, baik banget sih, sini aku peluk." katanya lalu narik gue. Gue nggabisa menghindar, akhirnya gue pasrah dipeluk Kak Cam.
"Brooke." panggilnya, masih sambil mendekap gue.
"Ya?"
"Hm, kamu pulang besok kan?" tanyanya.
"Iya, emang kenapa, Kak?" tanya gue.
"Hmm, yaa, berarti kita bisa jalan-jalan bentar mumpung ada di sini.
"Ehm, good idea." kata gue. Kak Cam ngelepasin pelukannya.
"I'll pick you up at 7. Okay?" tanyanya lalu senyum.
"Okeeee." kata gue sambil nyengir lalu balik lagi makan burger yang gue beli sama Kak Cam tadi.
"Dandan yang cantik, oke." bisiknya tiba-tiba. Gue noleh, agak bingung, tapi gue cuma senyum.
[skip]
Jam 7 tepat Kak Cam udah di depan pintu kamar gue.
"Gosh. You're so beautiful." katanya sambil ngeliatin gue dari atas ke bawah. Masa gue cantik? Gue aja cuma pake bedak sama lipgloss, outfit juga seadanya. Dih, boong dia. Hft.
"No, I'm not. It's terrible, I can't even use make up." jawab gue.
"I don't think so. In my perspective, you're beautiful, even though the make up didn't touch your face. You're naturally beautiful, Brooke." katanya mantap. Mukanya meyakinkan, njir, gue blushing.
"Uh, thank's." kata gue malu.
"Hahah, you're welcome, cutie." katanya. Gue jadi heran Kak Cam sering manggil gue cutie akhir-akhir ini.
"You ready?" tanyanya.
"Always ready." jawab gue. Dia ngegandeng tangan gue lalu kita keluar.
"Kita mau ke mana sih, Kak?" tanya gue di mobil yang katanya mobil coachnya dia. Lol.
"Hmm, nanti kamu tau sendiri kok." kata Kak Cam.
"Ih, bikin kepo deh." keluh gue.
"Hahaha. Tenang aja, Brooke. Bentar lagi sampe kok." katanya. Beberapa saat kemudian kita sampe di sebuah restoran yang gue rasa cukup mewah.
"Nah, udah sampe." kata Kak Cam bahagia. Gue masih melongo ngeliat bangunan restoran yang bener-bener indah itu.
"Brooke." gue kaget denger suara Kak Cam yang ternyata udah bukain pintu gue.
"Uh, sorry." kata gue malu. Dia senyum lalu ngajak gue masuk.
Kak Cam pesen meja untuk dua orang yang letaknya persis di tengah ruangan.
"Nah, kamu mau pesen apa?" tanyanya. Gue liat daftar menu yang gambarnya bikin gue pengen pesen semua.
"Hmm, samaan aja deh." kata gue pasrah karena gatau mau pilih yang mana.
"Hmm, ya udah, aku pesen blablabla sama blablabla pake blablabla..." katanya ke waiter.
"Such a beautiful night, isn't it?" katanya setelah waiter pergi.
"Yeah, I'm so happy tonight. I feel like I don't wanna go home." kata gue.
"Me too. I just wanna stay here with you." katanya.
"Yeah. Same." kata gue.
Sekitar 10 menit kemudian waiter dateng bawa pesenan kami.
"Nah, selamat makan!" kata Kak Cam bahagia.
"Selamat makan!" bales gue. Tiba-tiba lampu mati. Pengunjung lain mendesah kecewa. Ah elah, mana gue takut kegelapan. Duh.
"Kak Cam?" panggil gue.
"Yeah, Brooke. I'm here, don't worry." katanya lalu tiba-tiba dia menggenggam tangan gue.
"I'm scared. It's so dark." kata gue.
"Uuh, don't be scared, Brooke. It's just the electricity. I'll tell the officer." kata Kak Cam.
"Don't leave me, please." gue semakin takut.
"Hey, you're gonna be alright, trust me." katanya.
"Ugh."
"Wait for a second, Brooke." katanya lalu ngelepas genggamannya. Oh God, I'm so scared of darkness. Help me.
Duh, Kak Cam lama banget. Rasanya udah kek sejam gue nungguin dia. Pffft.
Tiba-tiba lampu nyala dari sebelah kanan gue. Gue noleh dan ngeliat neon orange yang dibentuk tulisan "WILL YOU BE MY GIRLFRIEND, BROOKE?"
"Oh My Gosh!" kata gue. Kak Cam muncul dari sebelah kiri neon itu sambil bawa bunga, karena gelap, dia jadi kek muncul tiba-tiba.
"Brooke, actually I have a crush on you since you kissed me after we go to Disneyland. Uhm, and everyday I feel like I just wanna be with you all day. Uhm, and after I saw you come to the tournament, I feel that you love me too. So, uh, I decided to tell you that I adore you, right now in this place. And I really want you to be my girlfriend. Not just girlfriend but my future. I love you, Brooke." katanya waktu sampe di depan gue. Gue masih ternganga. KAK CAM. BARUSAN. NEMBAK. GUE. Oh My God. Gue gatau harus bilang apa!
"Uh, uhh."
"Will you be my girlfriend?" tanya Kak Cam.
"Uhh, actually, uh, I started to like you since I saw you for the first time." kata gue cepet. Ya, sekarang gue jujur, termasuk sama lo semua yang baca cerita ini, kalo gue udah suka Kak Cam sejak lama.
Tiba-tiba Kak Cam mendekat ke gue. And he kissed me right on my lips. HE. KISSED. ME. Oh My Gosh. I kissed him back awkwardly. Kak Cam mempererat dekapannya sampe kita berdua gabisa nafas.
"Uh, I'm not a good kisser. It was the first time." kata gue sambil nyenderin kepala ke bahunya Kak Cam.
"Hey, I think that isn't so bad for my first experience."
"So, you never do that, uh, maybe to your friend?" tanya gue.
"Nope. It's my first time." katanya. Kita lalu ketawa.
"I love you, Brooke."
"I love you more, Cam."
"I'll never leave you go. Okay? That's my promise."
"I'll keep your words." kata gue. Kak Cam senyum manis.
"Uh, I think we should eat our foods now." kata Kak Cam. Gue mengiyakan.
Cinta emang aneh. Iya, kan? Lo ga pernah tau kalo orang yang nolong lo saat ini, yang lo anggap sepele, suatu hari nanti bakal jadi orang yang lo suka , dan akhirnya dia ngajak lo jadian. Dan itu semua terjadi tiba-tiba.
-----------------------------------------------------------
Eit, ini bukan akhir cerita ya, guys. Masih ada chapter-chapter selanjutnya :) Chapter 19 soon when i get home.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is It Too Late Now To Say Sorry? // Justin Bieber & Ariana Grande
Fanficyou'll never know the person you hate the most can be the person you love the most at the end