CAM (1)

784 64 0
                                    

*CAM'S POV*

Gue ngga abis pikir. Detak jantung gue masih ngga stabil sejak pulang dari dokter. Guess what? Gue kena kanker otak! Pikiran gue udah melayang kemana-mana. Dan lo tau apa yang pertama kebayang di benak gue? Brooke. Gatau kenapa bayangannya nampang tiap gue merem.

[skip]

*BROOKE'S POV*

"Brooke!"

"Eh, iya, Abbe, kenapa?" tanya gue ke temen baru gue, Abigail.

"Nih, tadi gue dikasih surat sama kakak kelas, buat lo." katanya lalu ngasih gue amplop kecil.

"Apaan nih?" tanya gue. Dia geleng-geleng gatau.

"Hmm, yaudah thanks, ya." kata gue. Abby ngangguk lalu pergi ke perpus. Gue duduk di deket lapangan basket sambil ngeliatin amplop itu.

'Dari kakak kelas? Siapa?' tanya gue dalam hati. Setelah beberapa saat akhirnya gue buka amplopnya. Surat itu ditulis tangan cukup rapi.

'Hi, Brooke. I know it's kind of weird, but I can't find your number in the students book, so I decided to send you a letter. Uhm, can you meet me in the gymnastic room after school?'

-C-

C? Chloe? Ah bukan. Ini kakak kelas. Jangan-jangan Cameron? Duh, kenapa gue di suruh ketemu dia? Kan gue ngga salah apa-apa.

[skip]

Setelah bel pulang gue langsung ke gym. Sebenernya gue males banget karena bawaan gue berat, udah kek mau naik gunung.

Sampe di gym ternyata ruang itu kosong. Gue horor sendiri. Gue masuk kek anak ilang.

"Brooke!" panggil seseorang. Gue terlonjak. Yah maklumlah gue kagetan. Untung gue ngga latah. Gue balik badan dan liat Kak Cam di pintu gym. Srsly, gue baru nyadar dia itu cogan. Lol. Dia pake jersey basket Eastwood Warrior no 3. Lmao. Keknya dia mau latihan abis ini.

"Kaget ya? Ahahah.." katanya. Gue malu.

"Apaan sih. Engga." gue mengelak sambil nahan ketawa.

"Pft. Lol. Besok kagetin lagi ah." godanya. Gue masang muka datar. Dia ketawa lagi.

"Duh, udah deh, Kak. Aku mau pulang, berat nih." kata gue.

"Lol. Oops, sorry. Kasian banget sih. Nanti aku anterin pulang deh." katanya.

"Ngga basket? Terus itu kenapa pake jersey?" tanya gue.

"Hmm, yaa, gapapa. Ntar aku bilang coach aku udah latihan sebentar terus harus pergi. Yayaya? Mau kan aku anter pulang?" tanyanya bersemangat.

"Dih, bolos gitu?"

"Yaa, ngga bolos juga, tbh. Kan aku nganterin kamu pulang. Lol." katanya. Sigh.

"Hfft.. Yaudah yaudah terserah. Jadi Kakak mau ngobrol apa?" tanya gue. Sumpah gym rasanya kek musim cherry, eh, musim panas. Keknya suhunya 50°C. Lol.

"Hmmm.."

"What?"

"Hmmm.. Gini.."

"Apaan sih?!" gue mulai emosi.

"Oke, oke, aku minta nomor kamu." katanya. Wtf?!

"Nomor? Nomor rekening?"

"Ur phone numbaaaaa babeeeee. Kamu imut-imut geblek ya."

"Buat apa emang?" tanya gue mengintrogasi. Kesambet apa tiba-tiba Kak Cam minta nope gue.

"Yaaa, gapapa. Udah gih tulis nih." katanya lalu nyodorin iPnya. Gue mikir sejenak lalu ngetik nope gue.

"Udah." gue kembaliin iPnya.

"Yass. Thanks, Brooke! Ur awesome." katanya seneng. Gue bingung sendiri. Dia berubah hari ini. Mungkin gara-gara kelamaan mondok di UKS (?)

"Duh, udah ah aku mau pulang. Capek." kata gue.

"Eh, gajadi pulang bareng? Ntar kalo kamu diculik gimana?" tanyanya. Gue tak acuh lalu keluar dari gym.

"Eh tunggu!" dia ngejar gue. Sampe depan sekolah dia narik-narik gue ke parkiran. Setelah beberapa lama tarik-tarikan alhasil gue ikut juga. Tenaga gue udah abis buat bawa barang-barang.

[skip]

iP gue bunyi tepat jam 10 malem. Gue masih bangun karena tugas gue belum selesai. Gue buka, ada telfon dari nomor yang ngga gue kenal. Setelah beberapa saat gue angkat.

(otp)
"Hello."

"Hey, Brooke. It's Cam. I thought you're sleeping." katanya. Ternyata Kak Cam.

"Uhm, I'm still doing my homeworks."

"Oh, oops, sorry. Yaudah kalo gitu kerjain dulu aja. Sorry for disturbing." katanya.

"No, no. It's almost done." jawab gue.

"Uhm, yaa kerjain dulu gih, aku cuma mau ngetes aja siapa tau kamu ngasih nomor yang salah. Lol." katanya.

"Pfft. Aku ngga licik kali." kata gue sambil memutar bola mata. Dia ketawa.

"Duh, yaudah deh. Cepetan selesaiin tu tugas. Semangat yaa. Lol. Bye." katanya bahagia.

"Hfft. Yaudah, bye Kak."

"Eh, Brooke!" katanya.

"Ya?" jawab gue. Ada jeda panjang sebelum dia mulai lagi.

"Ehm, gajadi deh. Udah ya, bye."

(offtp)

Weird. Ternyata bener, orang bisa berubah dalam sehari, bahkan kurang. Lol. It's confusing.

Is It Too Late Now To Say Sorry? // Justin Bieber & Ariana GrandeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang