Part 17

2.1K 180 0
                                    

Louis's POV

Dari tadi Lily tidak bisa berhenti berbicara soal tugas yang harus aku dan Harry kerjakan di cafenya. Maksusku cafe Simon tapi berhubung Lily menjadi ketuanya jadi anggap saja Lily yang punya cafe itu.

Kulirik Harry serius mendengarkan sekali-sekali ia menyela dengan pertanyaan. Sementara aku hanya mengangguk-angguk entah mengerti atau tidak.

"Good, bagaimana kalau kalian mulai besok saja untuk uji coba pertama kali ?" Lily berucap.

"Aku terserah pada Harry saja." Jawabku simple sementara Harry menatapku dengan mulut terbuka sedikit.

Oh God jangan sekarang !

"Apa tidak bisa 2 hari lagi, Lily ? Aku dan Louis harus mengerjakan beberapa hal besok." Harry akhirnya berkata.

"Hmm, baiklah kalau begitu dua hari lagi kalian harus masuk. Ya sudah kalau begitu sampai ketemu lagi, aku pergi dulu !" Kata Lily dan akhirnya aku menghela napas lega.

"Can we go out from this hell fuckin' place, love ?" Kataku pada Harry karena aku sudah benar benar bosan berada di kantor Simon.

"You look so annoying today, Lou. Okay let's go !" Kata Harry sambil memutar bola matanya, aku terkekeh geli.

Kami keluar dari kantor Simon dan memilih pergi ke Starbucks untuk beristirahat sejenak.

Kami mengambil tempat duduk di pojok agar bisa berbicang lebih leluasa tanpa ada yang mendengar.

Hmm, omong-omong aku lapar -_-

"So, tell me why you can't listen to what Lily said ." Harry membuka pembicaraan, oh tolong jangan topik ini lagi.

"Umm, bisa kita membahas hal lain saja ? Aku tidak mau membahas ini, Haz." Jawabku malas.

"Aku sedang bertanya Louis, jangan mengalihkannya. Kau sangat menyebalkan tadi. Harusnya kau bisa bersikap lebih sopan pada Lily. She's older than us and she's our director !" Ucap Harry mengomel.

"I'm sorry but, itu tadi sangat membosankan Haz ! Bagaimana aku harus duduk menunggu ia berbicara panjang lebar dan hanya mendengar celotehannya itu ? I'm bored ." kataku pada akhirnya.

"I knew it, Lou. But please, next time you need promise to me for not doing that again. Promise me ?" Ucap Harry, aku memajukan bibirku sebal.

"Oh God, don't show me your stupid face, Louis ! I need your promise not your fuckin' sexy lips !" Kata Harry lagi, ahahaha ia memerah !

"Jadi maksudmu kau tergoda dengan bibir seksiku, hmm ?" Godaku dan benar saja pipinya semakin memerah.

"Louis, stop it ! Aku lelah dan aku ingin pulang ! Jangan menggangguku lagi!" Kata Harry sebal aku hanya bisa terkekeh melihatnya.

Kamipun menghabiskan minuman kami setelah itu kembali lebih dulu dengan taksi ke rumah Simon. Huh hari yang melelahkan.

Zayn's POV

"Jadi tugasmu adalah dibagian pengeditan sama sepertiku. Setiap kali artis datang dan berakting untung video klipnya, kau dan aku harus siap disana siapa tau mereka butuh bantuan ini dan itu dan juga -"

"Bisa kau hentikan sejenak ? Telingaku panas mendengar suaramu !" Ya aku sengaja memotong ucapan si pirang ini.

Dia menatapku datar begitu pula aku. Sesaat terjadi keheningan diantara kami hingga akhirnya Perrie keluar dari ruangan dan meninggalkanku penuh tanya.

Hell you ! -_-

Dengan malas aku juga keluar dari ruangan lalu segera mencari Liam dan Niall.

Kulihat Liam sedang asik berbicara soal pekerjaan dengan Sophia saat aku baru saja membuka pintu keluar.

Aku memilih lanjut mencari Niall saja, kemana ya anak itu ?

Duh , mana handphoneku rusak lagi !

"Zayn ?"

Stuck in Love [Larry Stylinson]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang