Part 3

3.9K 353 40
                                    

Louis's POV

"L-Lou, Lou-is ?!"

Aku memandang datar laki-laki kriting dihadapanku yang baru saja berteriak melengking di depan wajahku.

Great.

"What ?" Aku berkata dengan tetap memasang muka datar.

"K-kau, k-k-kau, ken-kenap-, n-naked, da-dan, hanya, pak-ai, han-d-uk ?" Harry bicara dengan terbata-bata.

Anak ini kenapa sih ? Gugup sekali dia. Memangnya kalau aku naked kenapa ? Toh, di deretan lorong ini selalu sepi dan juga kamar ini terletak paling pojok.

Belum lagi tepat di belokan paling ujung lorong. Jadi sangat sepi tempat ini. Tak masalah kan kalau aku naked ?

Lagipula aku masih pakai handuk kok. Alay sekali si kriting ini.

Aku memilih diam saja tak menggubrisnya dan berniat masuk kembali. Tapi tangan Harry menahan pintu kamarku.

"Apa lagi sih ?" Aku berbalik lagi dengan malas berusaha tak meledak.

"Aku sekamar denganmu mulai sekarang Louis." Harry berkata.

"Lalu ?" Aku menanggapi masih dengan datar.

"Lalu, kau harus membantuku mengangkut semua barangku. Kau kan teman sekamarku !" Harry tersenyum lebar dengan semangat.

Anak ini kurang ajar sekaliiii !!!
Memangnya aku pembantunya apa ?! Dia tau tidak sih aku siapa dulu ?!

"Kau yang punya barang, aku yang harus repot ?!" Aku meledak dalam sekejap.

"Iya kamu ! Kan kita teman sekamar jadi kau harus membatuku !" Harry tak kalah meninggikan suaranya.

Ini kenapa kami jadi bentak-bentakan tak jelas sih ?

Aku menghela napas keras sambil menghentakan kaki ke lantai dengan jengkel.

Kutinggalkan Harry diam di depan pintu lalu aku masuk mengenakan baju. Setelah selesai aku keluar lagi dan menarik Harry cepat untuk mengambil barang-barangnya.

Huh, untung saja ini peraturan asrama bahwa harus saling bekerjasama dengan teman sekamar.

Kalau tidak, sudah kubiarkan dia bawa sendiri ! Bahkan kalau perlu kubiarkan dia tidur di depan pintu.

Toh, kamar ini begitu terasingkan dari kamar yang lain. Jadi apapun yang terjadi tak akan terdengar atau ketahuan.

"Louehhh !"

"What are you doing, Styles ?!" Aku berteriak dengan jengkel.

Harry tiba-tiba berteriak tepat di telingaku saat aku sedang melamunkan akal busukku.

Maunya apa sih ?! Sudah baik aku tolong masih juga teriak di telingaku ?!

"Maaf Louis, kau sih melamun saja padahal aku sudah memanggilmu dari tadi." Harry memasang muka melas sambil menundukan kepalanya.

Hmm, kenapa ya walau aku gay aku tak bertingkah seperti anak perempuan ? Sementara Harry yang aku tak tau dia straight atau gay justru bertingkap seperti wanita.

Aneh tidak ? Aneh, itu benar dan aku jadi meragukan kalau Harry ini bukan cowok tapi cewek ?!

"Lou, tolong angkat kardus yang itu, yang itu, dan yang itu." Harry menunjuk tiga kardus yang besar-besar.

Anak setan ! Dia yang punya barang, aku yang mengangkat ! Sudah dibantu malah disuruh-suruh !

"Nah, kau bawa apa ?!" Aku bicara dengan nada kesal.

"Koper dan ransel." Harry menjawab dengan tampang polos.

Anak setannnnnn !!! Coba saja kalau mukanya itu tidak lucu, sudah kubiarkan dia.

Eh ? Mukanya lucu ? Kata siapa ? Katamu, bodoh !

Hey pikiran jangan ikutan ! Lalu ? Aku harus diam ? Tidak mau ! Awas kau !

"Louehhhhh !!!" Suara lengkingan terdengar lagi.

"Fuck Harry ! Can you stop screaming in my ears ?! Sickkk boy !" Aku menggeram marah hingga Harry diam.

Mukanya tiba-tiba merah, matanya membelalak seakan ingin menangis. Eh ? Jangan bilang dia mau, mau menangis ?!

"Har, har.."

"Huaaaaaaaaaaa !!!"

Belum selesai aku bicara dia sudah menangis. Astaga kenapa dia cengeng sekali sih ?! Cowok lembek sekali !

Dengan malas aku menyuruhnya diam berusaha lembut.

"Harry, maafkan aku. Aku tak bermaksud membentakmu, Harry. Berhenti menangis ya.." aku menghibur.

Harry tetap menangis. Duh anak setan ini tak mau diam juga !

"Hazza curly, I'm sorry, Haz.. C'mon let us back to our room." Aku berusaha lagi dan akhirnya dia diam.

Aku mengusap sisa air mata di pipinya dengan jemari tanganku. Ya ampun, kulit apa ini ? Kenapa kulit wajahnya mulus sekali ?

Tanpa sadar aku sudah mengelus-elus seluruh lekuk wajahnya.

Stupid Louis !!!

Pipiku memanas karena malu akan apa yang kulakukan tapi berusaha membuang muka.

Harry menggandeng tangan kiriku tiba-tiba, aku menoleh padanya bingung.

"Ayo, Lou. Aku malu, dilihat semua siswa." Harry berkata pelan dengan pipi memerah.

What ?! Siswa ?!

Aku menoleh ke sekitar dan benar saja semua siswa termasuk Liam dan Niall disana memandangi kami.

Nooooo !!!

Dengan pasrah aku menurut pada Harry. Kubawa tiga kardus itu. Sementara Harry menarik Kopernya dan mencangking ranselnya.

You know what, this bad moments in my life !







Happy reading and dont forget to VOMMENTS !

Stuck in Love [Larry Stylinson]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang