Warning~ ada 18+
Yang unyu jangan baca vote aja gapapa(?) kalau tetep mau baca saya tidak menanggung apapun, :3Happy reading!
Ini adalah hari terakhir Deva dan Veranda berbulan madu, ya walaupun memang Ve belum rela jika harus meninggalkan pulau seindah ini menuju kota yang penuh dengan suara mesin dimana mana, namun sebagai istri yang baik ia harus mengikuti Deva, yaa meningat Deva adalah seorang yang sangat penting bagi perusahaannya maka ia tak bisa berlama lama meninggalkan kewajibannya itu, ia sadara bahwa banyak para karyawan yang menggantungkan hidupnya padanya, untuk memberikan makan pada keluarga mereka. Pagi harinya Veranda sudah lebih dulu bangun meninggalkan Deva yang masih terlelap, Veranda membangunkan suaminya itu dengan sabar namun Deva tetap tak bergeming ia justru menggulungkan tubuhnya dengan selimut yang tebal ini.
"Sayang ayo bangun." Veranda menggoyangkan tubuh besar itu. ".. Ayo ih, kebo banget. Mandi terus sarapan." Deva bangun dari tidurnya ia menatap ke arah Veranda kesal. Bagaimana tidak? Empat hari di pulau ini, ia bahkan belum pernah menyentuh tubuh istrinya itu, ya karna pasti setelah mereka berjalan jalan Veranda sudah lebih dulu tidur, sebenarnya jika mau ia bisa saja membangunkan Veranda tapi ia tak tega jia harus melakukannya apalagi jika hanya untuk melakukan hal itu. Saat ini ia bertekad berhasil menjalankan kewajibannya itu, entah apa yang akan ia lakukan nanti.
Deva mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan sebuah handuk kecil, ia melihat Veranda sedang berdiri di dekat balkon dengan membawa secangkir teh dan memandang hamparan laut yang luas.
"Ngapain? Hari ini mau jalan jalan kemana?." Deva sudah berdirii di samping Verabda
"Hm, di kamar aja ya. Capek jalan jalan mulu." Deva mengerut pada Veranda. "Tumben." Ucapnya singkat lalu masuk kedalam kamar.
Kini sang lembayung senja mulai menampakkan dirinya, jauh di sebrang sana hanya terlihat separuhnya saja Deva dan Veranda duduk di tepi pantai menikmati makan malam terakhir mereka di pulau yang mempesona ini, mereka benar benar merasakan kebahagiaan setelah menikah, semoga kebahagiaan ini selalu menyertai mereka hingga maut memisahkannya. Deva tersenyum pada Veranda yang sedang sibuk memainkan ponsel pandai hadiah darinya beberapa hari yang lalu sebagai kado pernikahan katanya. Ia menarik lengkungan indah dari bibirnya, Ve yang merasa di perhatikanpun mengalihkan pandangannya dari ponselnya dan menatap suaminya heran.
"Kenapa? Aku cantik ya?." Ucapnya. Deva tersenyum dan memangkukan kepalanya denga kedua tangannya di atas meja. "Iya, kamu cantik. Sangat cantik." Pujinya sambil menyelipkan beberapa helai rambut Ve kebelakang telinga.
"Udah selesai makan malam? Yuk pulang. Mulai dingin juga nih." Deva menggesekkan tangannya pada lemgannya, benar saja dingin ia menggunakan celana pendek dengan kmeja putih yang dalamnya tak ia pakaikan kaus. "Lagian suruh siapa gapake kaus?." Ejek Veranda sambil bangkit dari duduknya dan berjalan lebih dulu meninggalkan Deva.
"Ketangkap!." Pekik Deva saat menggendong Veranda ala bridal style menuju penginapan. "Malam ini kamu gaboleh tidur duluan sayang." Bisiknya kemudian mencium pipi Veranda
"Kita harus mulai memikirkan membuat cucu untuk mama dan papa, tenang aku kuat kok." Ucapnya pede dengan tertawa puas.
"Mesum!." Dengus Veranda.
Deva sudah lebih dulu membersihkan tubuhnya kini ia bersandar pada sandaran ranjangnya dan memainkan iPad kesayangannya, lama menunggu istrinya ia memainkan gamenya yang lama tak ia sentuh. Sementara itu Veranda di dalam kamar mandi sedabg mondar mandir bingung, apa yang harus ia lakukan. Jujur, ia beluk siap jika harus melakukan itu, ya walaupun memang sebagai istri ia mau tidak mau harus melayani suaminya dengan baik, tapi ayolah di umur yang di bilang masih muda haruskan ia melakukabnya? Iya, memanh ini sebuah konsekuensi jika ia menikah, ia menghela nafasnya gusar berkali kali. Ia memandang wajahnya dari pantulan kaca besar di depannya, gadis itu mengusap wajahnya kasar, ia menutup matanya dan menarik nafasnya panjang kemduian membuka matanya dan berkata.
![](https://img.wattpad.com/cover/49825340-288-k45883.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate Love but I Love You
FanfictionAku percaya jika tuhan pasti akan memberi kita teman hidup. Hanya tinggal menunggu kapan waktu itu akan datang dan berpihak pada kita. -Deva- Deva Keenan Putra Dirgantara, di usianya yang bisa dibilang masih muda ia sudah sangat sukses, semua keingi...