Beberapa tahun kemudian..
"Momyyyyyyyy" teriak Jeslyn anak keduaku dan Deva. Ya usianya 11 tahun dia pelengkap kebahagian kami, malaikat kecilku yang cantik.
"Kenapa sayang teriak-teriak kalau pulang itu ucap salam" kataku sambil menyiapkan makan siang.
"Hihi, Sorry Mommy soalnya tadi rumah sepi banget" dia langsung duduk di meja makan.
"Sayang, cuci tangan, muka sama kaki dulu sana terus ganti baju, baru kita makan siang." Ucapku
"Yah Mom kan laper" inilah kebiasaan Jeslyn, aku menghela nafasku panjang dan menatapnya sambil tersenyum
"Nanti kumannya masuk ke tubuh Jeslyn gimana? Mau di suntik dokter?" Tanyaku duduk di sampingnya. Wajahnya berubah ngeri lucu sekali anakku ini
"Oke oke Jeslyn cuci tangan sama ganti baju, daripada Jeslyn di suntik dokter jahat, ih takut." aku terkikik geli karena berhasil menyuruhnya, Jeslyn menaiki tangga menuju kamarnya.
Tak lama kemudian tiga anakku yang tampan menampakkan batang hidungnya, mereka berjalan berdampingan masuk kedalam rumah
"Hai Mom." Sapa mereka bersamaan.
"Halo sayang, gimana sekolah kalian hari ini?." Mereka kompak menaikkan bahunya acuh.
"Ee ya gitu." Jawab Jason.
"Mom, tadi Jayden bikin ulah." Adu Jeston padaku, aku menatap putraku itu ia seolah tak menyadari jika aku menatapnya. Baiklah baiklah dia memang sedikit usil.
"Jayden ke kamar dulu ya mau ganti baju, gerah." Ucapnya, dia memang berbeda dengan kakak dan adiknya.
"Kalian juga gantu gih, mommy tunggu ya. Panggilin Jeslyn sekalian, kita makan sianh bareng." Titahku pada kedua pangeran tampan di hadapanku ini.
"Aye aye capt!." Oh Tuhan bagaimana mereka bisa sangat tampan, aku rasa Deva benar benar menurunkan gen tampannya pada mereka? Ah lupakan saja lah.
Aku duduk di sofa dengan Jayden yang masih asik bermain PS, dan satu lagi Deva paling banyak menurunkan hobbynya bermain PS dan makan pada Jayden. Aku menatap wajah samping putraku itu, lihatlah dia sangat tampan, hidung mancung pahatan Tuhan sangat indah itu sungguh menambah kesan ganteng pada dirinya
"Jayden." Panggilku. "Ya mom?." Jawabnya
"Apa bener kamu bikin ulah lagi?." Tanyaku, ia meletakan stick PSnya dan sedikit menggeser duduknya. Dia meletakkan kepalanya di pangkuanku, tanganku memainkan rambutnya matanya terpejam. Hey ada apa kenapa ia terlihat sangat lelah.
"Kamu ada masalah apa sayang?." Tanyaku mengusap pipinya lembut. Ia menggeleng, matanya masih menutup. Apa kau bodoh, mana bisa membohongi ibumu nak. "Kamu bisa aja bohong ke daddy, saudara kembar kamu atau siapapun. Tapi nggak sama mommy. Sekarang cerita ada apa." Ujarku.
Ia menghela nafasnya gusar lalu menutup wajahnya. Aku hanya mengerutkan dahiku melihatnya
"Jayden ga bikin ulah mom." Ujarnya lirih. "Jayden.. Jayden cuma.." Ucapnya
"Apa sayang? Cerita ke mommy." Potongku.
"Hm, Jayden itu nggak ada niat mukul si Keanu mom." Mataku membelalak saat ia mengatakan memukul temannya. ".. Tunggu, mommy jangan potong dulu." Ujarnya, baiklah aku akan mendengarkannya
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate Love but I Love You
FanfictionAku percaya jika tuhan pasti akan memberi kita teman hidup. Hanya tinggal menunggu kapan waktu itu akan datang dan berpihak pada kita. -Deva- Deva Keenan Putra Dirgantara, di usianya yang bisa dibilang masih muda ia sudah sangat sukses, semua keingi...