⏩Three

18.2K 608 9
                                    

Happy reading everyone!

17+

🔵🔵🔵

Sebuah mobil berwarna hitam sudah terparkir di tempat parkir khusus direktur utama di perusahaan ini, ya ini artinya devas sudah berada di tempat ini. Deva seorang laki laki tampan dan cerdas, terbukti saat umurnya ke21 tahun ia telah menyelesaikan pendidikan s2 di Inggris dengan tittle summa cum laude di jurusan bussines administration. Deva berjalan melewati lobby kantornya bekerja, beberapa staff perempuan tak jarang yang melirik dan menyapanya, ya sudah sejak SMA deva mendapat perlakuan seperti itu. Namun deva tidak memperdulikan mereka, baginya itu tidak penting dan lebih baik jika ia memikirkan pekerjaannya.

Deva masuk ke dalam lift dan menekan tombol lantai ruangannya, beberapa saat kemudian pintu lift terbuka deva segera melangkahkan kakinya menuju ruangannya

"Pagi pak dev!." Sapa viny sambil memamerkan deretan gigi putihnya

"Pagi." Jawab deva singkat dan dingin. Viny bukannya tak menaruh hati pada deva, namun vinytau betul sikap atasannya itu. Viny hanya memendam perasaannya sendiri, pekerjaan yang membuatnya selalu bersama deva, bagaimana pun juga viny adalah sekretaris deva bukan? Jadi semua kegiatan deva viny yang mengatur, tak jarang mereka keluar bersama untuk mengecheck sebuah proyek ataupun meeting bersama client. Karna itu juga viny mulai menyukai atasannya yang dingin itu.

Deva POV

"Pagi pagi udah nganterin si grecot ke kampusnya, mana cuma make celana pendek lagi. Hhuh harga diri gue turun sebagai laki laki." Gerutuku sambil mengikat dasiku

"Udah gitu make nabrak mobil cewek itu lagi, hm tapi cantik juga sih. Ah apa yang aku pikirkan?." Aku selesai mengikat dasiku dan segera berjalan keluar kamar

"Pagi den deva." Sapa bi Surti sopan

"Pagi bi. Saya berangkat ke kantor dulu ya bi, nanti kalau ada apa apa bibi bisa langsung telp saya."

"Baik den." Bi surti, pembantu rumah tangga di rumahku, sudah lebih dari 15 tahun beliau bekerja di rumah ini.

Knock knock..

Suara ketukan pintu di ruang kerjaku,

"Came in." Jawabku sambil padanganku tak lepas dari macbook yang ada di depanku

"Dev, sibuk banget kayanya?." Suara ini, jelas aku mengenal betul pemilik suara ini. Suara bidadari yang melahirkan dan merawatku sampai sekarang, tapi tak jarang juga seorang yang selalu menyuruhku untuk menikah, firasatku mengatakan kedatangan mama memiliki niatan tertentu. Jika tidak menyuruhku menikah ya pasti mama akan mengenalkanaku dengan seorang wanita pilihannya

"To the point aja, mama mau ngapain kesini?." Tanyaku sambil melihat mama yang sedang duduk di sofa dan membaca majalah

"Heheh, nanti malam kamu sibuk nggak dev? Mama mau ngenalin kamu sama anak temennya mama. Kamu harus mau ya titik." Mama memaksaku untuk mengikuti permainan konyolnya ini, aku hanya menghela nafas dan menganaggukan kepalaku.

Aku menyayangi mama sangat. Tapi terkadang sifat mama yang memaksaku untuk berkenalam dengan wanita pilihannya membuatku kesal. Saat aku SMA mama tidak terlalu menghiraukan masalah hubunganku, maksudku mama tidak terlalu memaksaku untuk menikah ataupun memeiliki seorang kekekasih. Tapi semenjak aku lulus kuliah, mama selalu ikut campur dalam hal percintaan, mama selalu memaksaku untuk menikah. Ayolah ukurku masih 25 tahun belum 40 tahun. Bahkan tak jarang mama mempromosikan aku ke teman temannya, c'mon mom, anakmu ini pasti akan menikah hanya tinggal menunggu waktunya.

Aku merasa sangat penat, pekerjaanku yang belum selesai ditambah paksaan mama untukku tadi siang cukup membuat kepalaku berdenyut denyut, aku memijit pelipisku pelan

I Hate Love but I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang