⏩ 29. Kembali dalam pelukan

9.3K 358 51
                                    


Veranda, apa yang sudah kamu lakukan padaku. Sampai aku nggak bisa berpaling ke wanita lain. Apa, apa yang membuatku selalu terpikat oleh senyummu dan tatapanmu. Sikap hangatmu yang membuat dinding anti cinta di hatiku roboh, indah senyummu menggantikan semua pikiran negatifku tentang cinta, dengan tatapanmu itu kau tancapkan panah penuh dengan cinta tepat di hatiku. Dan kamu wanita yang berhasil memenangkan hatiku. Sampai sekarang aku masih setia di sini, entah apa yang membuatku sedikit takut untuk kembali ke Jakarta. Aku takut, mungkin aku takut aku belum siap mendengar atau melihatmu menjadi milik Farish. Hhhaah! Sebut saja aku pria penakut, memang adanya begitu. Aku akan sakit, sangat sakit jika melihatmu di miliki pria lain, apalagi pria keparat itu. Sudah hampir dua tahun sejak aku tinggal di sini, di Bali. Dan sejak itu pula aku merawat dan mendidik J bersaudara sendiri, ya walaupun terkadang Celine membantuku. Tentang Celine apa kalian tau dia? Dia itu adik yang sudah aku sayangi sejak kecil, Celine anak pamanku yang mengijinkanku tinggal di apartemennya. Celine baru saja pulang dari London beberapa bulan yang lalu. Ia memilih meninggalkan negara itu dn kembali ke Indonesia. Sekarang Jason, Jeston dan Jayden sudah berumur enam tahun. Cepat sekali merka tumbuh, rasanya baru kemarin aku dan Ve kerepotan karna mendengar tangis mereka di tengah malam.

"Kak! Itu anak anak udah siap, malah bengong aja."

"Eh? Iya bentar." Jawabku mengancingkan anak kemejaku yang terakhir. "Pasti ngelamunin kak Ve. Ngaku!." Tuduhnya, dia ini. Bisa aja nebak pikiranku. Aku hanya tersenyum tipis pdanya

"Kak, kalau cinta ya perjuangin lah. Ini kakak malah di sini aja, kapan mau ke Jakarta? Nggak kasian sama anak anak? Mereka butuh kasih sayang kak Ve." Benar juga ucapan adikku itu

"Tapi bukankah mereka udah dapat kaaih sayang dari kamu? Sama aja kan?."

"Ck! Bedalah! Siapa ibu mereka, dan siapa aku? Aku cuma bantuin kakak aja, selebihnya mereka butuh kak Ve."

"Daddy! Onty! Ih malah pada ngerumpi di sini! Ayook!." Jayden tiba tiba masuk di kamarku. "Ehh iya sayang, yuk! Daddy kamu lagi galau." Ujar Celine

"Eh itu lisannya di jaga. Emang aku abg SMA? Galau galau segala." Potongku cepat. "Jayden kabur yuk daddy pasti marah. Satu.., dua...,."

"Tiga!." Ucapku lalu berlari mengejar mereka berdua.

Kalian tau? Saat bahagia adalah saat kalian bisa melihat dan mendengar tawa dari anak anak kalian. Aku benar benar merasa menjadi pria yang beruntung, memiliki istri bak bidadari dan anak anak yang tampan bagaikan pangeran pengeran, kalau kata orang sih 'nikmat Tuhan manalagi yang kau dustakan?' Nggak ada nikmat Tuhan aku dustakan, hahaha. Andai kamu bisa melihat anak anak sekarang Ve, mereka tumbuh besar dengan cepat. Jeston, dia selalu memiliki kosa kata baru dan pengetahuan baru lebih cepat di banding Jason atau Jayden. Jayden, dia makin mirip dengan kamu, dia juga makin aktif dan sering mengerjai kakak kakaknya. Jason, sepertinya dia paling sok cool di banding saudara saudaranya. Hahahaha, Jason akhir akhir suka memakai kacamata. Itu membuatnya semakin tampan dan lucu.

Lalu, apakabar kamu Ve? Apakabar dengan anak di perutmu? Aku yakin dia sudah lahir dan menjadi anak yang baik. Aku hanya sempat tau dari Gracia, aku tau kalau anak itu perempuan dan sangat cantik. Aku belum tau wajah ataupun nama anak itu, yang aku tau dia cantik seperti ibunya. Aku harap dia bisa menjadi anak yang baik nantinya.

"Daddy! Ayo main air!." Teriakan itu membuyarkan lamunanku. "Ah! Iya, tubggu sebentar!." Aku melepaskan sendal yang ku pakai lalu menggulung lengan kemejaku dan menyusul mereka

"Ah daddy payah! Masa di situ mainya kesini dong!."

"Ehh, nantangin daddy kamu, sini kamu!." Aku membopong tubuhnya dan melayangkannya di udara kemudian memasukkanya ke air. "Hahahah! Lagi lagi!." Pekiknya riang

I Hate Love but I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang