~Elang POV~
"Kakak Elaaaang."
Gue baru membuka pintu, tiba-tiba aja, Tiara, ratu kecil di rumah gue berlari dari dapur ketika melihat kakak nya yang tampan ini memasuki rumah.
Dia berlari dan meloncat ke gue, minta di gendong, dengan tubuh yang sigap,gue siap menangkap sang ratu kecil itu, yah, asal kalian tahu aja, Tiara, adik gue itu memiliki badan yang berbobot banyak, jadi sebagai kakak yang baik, gue harus kuat menggendong dia.
"Heiii, kamu kok masih pakai baju sekolah?" Tanya gue, pada Tiara yang memeluk leher gue.
Dia melepas rangkulan nya, dan menatap gue dengan mulut nya yang penuh coklat itu.
"Kakak, juga masih pake baju sekolah."
Gue mencubit pelan pipi nya, "kan kakak baru pulang, sayang."Sumpah kok dia makin berat sih?.
Dengan pelan gue menurunkan nya dari gendongan, gue meraih tangan nya, membawa nya ke wastafel.
"Ya sudah, kita cuci tangan dan muka kamu, abis itu ganti baju, oke?"
Dia menggangguk riang dan gue pun segera membersihkan wajah nya.
"Kamu tumben pulang cepat, Lang?."
Gue berhenti membersihkan muka Tiara, ya, karna emang sudah selesai. Kini gadis itu kembali berlari menuju meja makan.
Gue berharap, semoga dia tidak melanjutkan makan coklat nya lagi.
Kini gue menatap mama yang sedang mengambil air minum.
"Tuh kan mama, Elang pulang cepat, malah di gituin"
Ngambek gue, serba salah, gue pulang lama, di cariin, giliran gue pulang cepet malah ditanya begitu.
Gue lihat mama tertawa pelan "Ya, karna kamu gak biasanya sih pulang sore begini, biasa nya malem atau malah ga pulang"
Gue tersenyum paksa mendengar ucapan asal mama, sejak kapan gue ga pulang?,
Aku bukan elang toyib mamaaa.
"Mama, ngaco, Elang selalu pulang kok" Bela gue dan berjalan menuju meja makan, dan benar aja, Tiara melanjutkan makan coklat nya.
"Duh, Tiara pelit ya sama kakak?" Ucap gue, pada Tiara, karna dia merebut kembali coklat yang gue ambil sedikit.
Gue lihat mama tertawa dan duduk di samping Tiara.
Gue menatap coklat yang gue ambil tadi masuk ke dalam mulut Tiara.
Elang mauuuu.
"Ini co—lat yaya, pu—nya kakak di kul-lkas" Ucap nya dengan mulut penuh coklat.
Gue pun hanya mengangguk-angguk kan kepala, walaupun itu punya gue juga nanti ratu kecil itu ikut menghabiskan nya.
"Sudah, sudahh, sana Elang ganti baju" Suruh mama.
"Ayuk, tiara mandi, muka kamu celemotan begitu" Ujar mama ke Tiara.
Gue pun segera berjalan naik tangga menuju kamar gue.
Keluarga kecil gue menyenangkan bukan?.
Sekarang gue hanya memiliki mereka berdua, karna bokap gue yang sudah tidak ada karna kecelakaan 6 tahun yang lalu.
Sekarang hanya tinggal gue,Tiara dan mama. Sekarang hanya mama seorang diri menjaga gue dan Tiara. Mama termasuk wanita karir yang sibuk, tapi walaupun sibuk, Ia selalu berusaha ada untuk gue dan Tiara.
Itu yang membuat gue sayang banget sama mama.
Setiba nya di kamar, gue segera menyalakan pendingin ruangan.
Drttt..Drttt...Drttt...
Ponsel gue yang baru saja gue letakin di atas meja bergetar.
"Nanti malem ke Cafe gak lo?."
Satu pesan dari Bimo.
"Iya"
"Singkat aja bales nya"
Gue meletakkan kembali ponsel, malas membalas pesan Bimo.
Udah pasti malam ini gue akan kesana, Cafe tempat dimana gue, Bimo dan Rendy ngumpul.
Dan tempat dimana, Bimo atau Rendy, selalu berusaha ngenalin gue dengan cewek-cewek yang mereka kenal. Dengan alasan, supaya gue bisa melupakan gadis itu.
Karna gadis itu, gue menjadi orang yang mengganggap semua cewek itu sama sikap nya.
Ketika ada yang menggoda, maka mereka akan terpikat.
∞∞∞∞∞∞∞∞WhyYou?∞∞∞∞∞∞∞∞
Untuk kedua kalinya, Elang berteriak ketika keluar dari kamar mandi nya, untung saja Ia sudah mengenakan pakaian.
"Biasa aja kali."
Elang mengelus dada nya, berjalan mendekat dan menatap gadis itu yang duduk di pinggir ranjang nya.
"Maaf deh maaf, gak usah natap gue, gitu!" Maaf Acha, merasa terintimidasi oleh tatapan Elang.
"Kalau mau dateng tuh, permisi dulu, bilang dulu, atau ngetuk pintu kamar gue, atau—"
"Gue transparan gini, mana bisa ngetuk pintu, pengen jambakin rambut lo aja dari tadi susah banget" Potong Acha membalas tatapan Elang yang berdiri di depan nya.
Elang mendengus mendengar nya. "Ini masih jam lima sore, gue nyuruh kesini kan malem?".
Acha mengerucutkan bibir nya "Lo gak tau sih rasa nya jadi gue saat ini, gue tuh pengen balik ke badan guee!" Rengek Acha.
"Dan yang bisa gue ajakin ngomong juga cuman Lo doang, gue gak tau harus kemana, tempat yang gue inget hanya rumah gue, sekolah dan rumah Lo ini" Tambah Acha, menatap Elang sedih.
Elang menarik nafas panjang, berusaha sabar, Ia segera duduk di samping Acha.
"Kenapa Lo bisa Koma? Apa yang terjadi?" Tanya elang dengan nada yang mulai melunak.
Acha menghadapkan tubuh nya menghadap Elang.
Ia menggeleng pelan "Gak tahu, gue denger,gue kecelakaan, ketika gue berusaha mengingat semua, kepala gue terasa perih dan sakit banget" Jelas Acha.
Elang menatap Acha lekat tanpa mengatakan sesuatu, sehingga membuat gadis itu menjadi salah tingkah.
"Ya sudah, kita berangkat ke Rumah sakit setelah maghrib."
Mendengar nya, Acha segera menggangguk senang.
Cowok yang selama ini Ia anggap musuh, untuk saat ini menjadi orang yang sangat di butuhkan nya.
"Gue mau makan ke bawah, Lo mau ikut?" Tanya Elang.
Acha menggeleng "Boleh gue disini aja?" Tanya nya.
Elang beranjak dari duduk nya dan berjalan melewati Acha.
"Ya udah, lo disini aja, jangan kemana-mana." Pintah elang ketika hendak membuka pintu.
Acha menggangguk dan memperhatikan tubuh cowok itu yang kini sudah tidak terlihat karna pintu kamar yang kembali di tutup.
Bibir tipis gadis itu tertarik ke atas membentuk senyum tipis, cowok tenggil itu akan membantu nya.
∞∞∞∞∞∞∞∞WhyYou?∞∞∞∞∞∞∞∞
Holaaa, gimana? Menarik? Atau biasa aja hehe..
Vomments.
Thanks.
Fita.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAYED
Roman pour AdolescentsKarna peristiwa itu, yang jauh menjadi dekat. Dan yang dekat justru pergi meninggalkannya.