Part 24

471 21 5
                                    


"Makasih ya,"

"Nanti sore aku jemput ya?"

"Gak usah. Nanti aku bareng Mia aja."

"Oh, oke. Aku duluan."

Acha memegang kedua tali tas sekolah nya erat. Menatap kendaraan roda dua yang semakin menjauh dan hilang di belokan jalan.

Acha tidak meminta Dimas untuk menjemput dan mengantar nya ke sekolah. Tapi, ketika Acha berjalan keluar rumah, Ia mendapati cowok itu sedang duduk diatas motornya.

Ingin menolak. Tapi, Acha tidak bisa. Dimas sudah sampai dirumah. Lagipula, tadi Anisa memaksa nya untuk berangkat bersama Dimas saja.

Acha menyusuri koridor sekolah. Kelas nya berada dilantai 3. Sudah jam setengah tujuh dan sekolah sudah terlihat ramai oleh penduduknya. Banyak yang masih berkumpul di tengah lapangan atau mengobrol di bangku yang ada di setiap depan kelas.

Acha menaiki tangga terakhir dengan tatapan yang masih fokus kedepan. Kelasnya berada persis disamping tangga.

Acha memasuki kelas yang sudah tampak ramai. Pintu kelasnya terbuka lebar.

"Eits!"

Acha terpaksa mundur beberapa langkah. Kaget. Hampir saja Ia bertabrakan dengan seseorang yang juga akan keluar dari kelas.

"Eh, sorry, Cha. Lo gak apa-apa' kan?" Rendy terlihat panik melihat Acha yang hampir saja terjatuh karnanya.

"Iya, gue gak apa-apa. Thanks."

Rendy beranjak dari depan pintu. Memberi jalan pada Acha yang hendak masuk.

"Biasa aja kali. Gue gak sengaja, Lang." Rendy memukul pelan pundak Elang.

Acha berhenti dari langkahnya yang belum jauh dari depan kelas. Ia memutar balikkan badannya. Melihat ke pintu kelas.

"Lagian dia gak kenapa-napa kok." Tambah Rendy santai. Tak, menyadari suasana yang dalam sedetik berubah tegang dari sebelumnya.

Tatapan mereka sempat terkunci. Sampai akhirnya, Elang membalikkan badan. Berjalan menjauh. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun.  Mungkin Ia akan ke kelasnya. Di ikuti Rendy di belakang.

Acha mengedipkan matanya sekali. Acha tidak yakin, tapi apa boleh, Ia berpikir bahwa Elang sedari tadi berada di belakang nya? Dan mengikutinya?

Acha membuang pikiran nya jauh-jauh. Tidak mungkin cowok itu mengikuti nya di belakang. Bisa saja itu semua hanya kebetulan. Acha Kembali fokus ke depan kelas, baru menyadari ada orang lain di depan kelas yang sedang menatap dengan raut wajah yang tidak bisa Ia jelaskan secara rinci.

Tapi, dari sorot mata itu. Acha yakin itu tatapan kecewa.

"Cellin...." Sapa Acha ketika Cellin mulai melangkah masuk.
"Hai." Jawab Cellin sembari tersenyum manis. Acha tau itu senyum palsu untuknya.

Cellin berjalan menuju meja ketiga dari depan. Acha mengikuti dari belakang menuju tempat yang sama.

••••

Ketiga cowok itu keluar dari kelas dengan santai nya, ketika mendengar bel istirahat berbunyi. Tanpa menunggu guru yang masih berada didalam kelas keluar terlebih dahulu.

Mereka berjalan menuruni tangga. Rendy sibuk dengan tawanya. Bimo sibuk bersungut, dan menyumpahi apapun pada teman nya itu. Sedangkan, Elang cowok itu sedikit berbicara sejak tadi pagi.

"Lo tawa lagi. Gue tendang dari sini!" Ancam Bimo.

Rendy terpaksa menghentikan tawanya. "Kocak bege muka lu. Gila adek lo iseng banget. Hahahah."

STAYEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang