"Ver! Pesenin gue satu deh."
Vera yang hendak berjalan menuju gerobak bakso, berhenti karna seruan dari Mia, sahabat nya.
"Udah tua, masih aja labil." Ledeknya pada Mia yang sekarang sudah mengerucutkan bibir nya.
"Tau, tadi katanya gak mau makan lo!" Sambar Cellin yang tadi sudah terlebih dulu memesan bakso. Berhubung bangku di kantin pas-pas--an, jadi mereka harus cepat mendapatkan meja untuk makan, lalu berganti-gantian untuk memesan makan.
"Ya udah sih, gue laper!" Umpat Mia kesal.
"Ya udah, lo bakso satu ya Mia?" Tanya Vera, yang dijawab anggukan dari Mia. Lalu Vera berjalan menuju gerobak bakso yang sudah terlihat di padati murid-murid yang kelaparan.
"Tumben banget mau diet-diet, kenapa Lo?" Tanya Cellin, sembari menikmati jus alpukat yang sudah lebih dulu Ia pesan.
Mia yang sedang memainkan ponsel nya, segera mengangkat kepala nya menatap Cellin. "Diet?...hmm engga juga sih...." Jawabnya gantung, sembari mengetukkan jari-jari nya di atas meja. Ya, Mia, grogi.
Cellin menyandarkan punggung nya ke sandaran kursi. "Lo, lagi menghindar dari seseorang kan?" Tanya nya, dengan tatapan penuh selidik.
Mia memalingkan wajahnya dari Cellin. Tipikal Mia sekali berusaha menghindar dari pembicaraan.
"Mia, jangan bertingkah seakan lo, gak denger gue ya," ujar cellin. "Rendy kan?" Tambah nya.
Dengan cepat Mia menatap Cellin dengab wajah terkejut nya.
"Iya kan?" Tanya lagi Cellin. Jelas saja Cellin tahu. Karna, sempat beberapa terakhir ini, Ia selalu tak sengaja melihat, Mia menatap Rendy dari kejauhan. Dan ketika cowok itu berada dekat di sekitar mereka. Mia, selalu berusaha menghindar. Seperti kembali ke kelas contohnya.
Mia menjatuhkan kepala ke atas meja. "Ahh, gue bingung." Ucapnya lemas.
"Jadi bener? Sejak kapan?" Tanya cellin penasaran, lalu menyeruput jus alpukat nya.
Mia menggangkat kepala nya."Sebulan ini, gue berusaha gak ngerespon, tapi gak bisa."
Cellin mengernyitkan alisnya. "Loh, kenapa gak mau nge--respon?"
"Lo, tau sendiri dia rombongan nya Elang yang termasuk masuk ke daftar cowok player di sekolah ini." Jawab Mia, takut jika Rendy hanya mempermainkan dirinya saja.
Cellin tertawa pelan ketika mendengar nama Elang. Ia sendiri juga sepertinya, jatuh cinta pada cowok macam Elang itu. Dan Ia khawatir juga kalau selama ini Elang hanya bercanda saja menggoda nya. Ah, Ia terlalu membawa perasaan.
Mia melihat cellin bingung, karna cewek itu tiba-tiba saja diam menatap kosong jus alpukat nya yang hampir habis itu.
"AH! GILA RAME BANGET!" Seru heboh Vera tiba-tiba datang membawa nampan yang menjadi tempat untuk dua mangkok bakso. Yang disambut tawa kecil dari Cellin dan Mia.
×××
Elang berjalan mendekat menuju tempat dimana gadis yang sedari tadi Ia cari sedang duduk di bangku panjang taman sekolah.
Gadis itu tampak seperti patung, menghadap ke atas menatap langit dengan tatapan yang terlihat kosong.
"Hei." Sapa Elang, lalu duduk di samping gadis itu.Gadis itu hanya melirik nya sekilas. Dan kembali fokus pada tatapan nya.
Elang pun lebih memilih diam. Tak ingin merusak suasana. Diam seperti ini lebih membuat nya tenang. Tenang karna Acha ada disamping nya. Tenang karna Acha tak pergi menjauh dari dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
STAYED
Fiksi RemajaKarna peristiwa itu, yang jauh menjadi dekat. Dan yang dekat justru pergi meninggalkannya.