Chapter 32

444 17 0
                                    

Malam ini jalanan terlihat ramai,membuat kemacetan kecil terjadi. Gerimis kecil juga turut hadir membawa suasana angin dingin malam ini. Tapi, semua itu tidak membuat orang-orang berdiam diri di dalam rumah.

Acha mendenggus, kalau saja Ia tidak dipaksa oleh Mama untuk menemani Anna ke acara ulang tahun temannya, pasti Acha sekarang sudah menggulung dirinya dalam selimut hangatnya.

Dan lebih menyebalkannya, Elang diminta Mama untuk mengantar sekaligus menemaninya ke Acara itu.

Mama bilang, "elang, tolong anterin Acha ya ke Acara ulang tahun temennya Anna. Tante ada acara, jadi gak bisa nganter."

Acha yakin, itu hanya alasan mama saja. Semua ini pasti sudah direncanakan olehnya.

Acha sendiri tidak tahu motivasi mamanya melakukan ini semua.

"Bete, Cha?"

Suara Elang, membuat acara gerutuan Acha dalam hati terhenti. Acha menengok ke kanan."Menurut, Lo?" Ketus Acha.

Elang terkekeh kecil, takut membangunkan Anna yang sudah tertidur dipangkuan Kakaknya.

"Main yuk!" Ajak Elang, berusaha menghilangkan kebosanan yang mulai terjadi setelah 2jam perjalanan, karna macet.

"Main apa?"

Elang tampak berpikir, tangan kirinya memegang setir, dan tangan kanannya mengusap dagunya, terlihat berpikir.

Acha memperhatikan semua itu. Baru kali ini Ia menatap wajah cowok itu dengan teliti. Ternyata Elang memang tampan. Selama ini Acha tidak pernah menyadarinya, karna selama ini Acha disekolah melihat Elang yang biang rusuh, Elang yang tidak tahu aturan, Elang yang suka mainin cewek. Semua itu membuat Acha tidak suka dengan Elang.

Tapi, beberapa hari ini. Cowok itu sangat berbeda, jarang sekali Acha mendengar Elang membuat kerusuhan didalam kelas atau sekolah, dan masalah dengan cewek juga sudah jarang terdengar.

"Ah! Gue tahu," Seruan Elang membuat Acha terkejut, gadis itu membuang tatapan nya ke jendela pintu. Menyesal telah mengakui bahwa Elang itu tampan.

"Gimana, kalau dari kita masing-masing bikin 10 pertanyaan, terus nanti kita saling nanya." Seru cowok itu bersemangat. "Gimana?"

Acha menautkan alisnya. "Itu permainan atau soal essay? Banyak banget, 5 pertanyaan aja." Usul Acha.

Elang menggangguk-angguk. "Oke, lo duluan!" Lumayan manfaatin waktu yang sekitar 20 menit lagi mereka sampai di rumah.

Acha tampak berpikir, "hobi lo?" Tanya Acha memulai dengan pertanyaan ringan.

"Oke, gue suka ngelukis dari gue kecil, diajarin alm. bokap, dan sejak itu gue jatuh cinta sama yang namanya melukis." Jelas Elang.

Acha ber--oh ria. "Pantes, jago banget waktu itu." Ucapnya mengginggat hari dimana Elang membantu Anna mengerjakan tugas menggambar dari sekolahnya.

"Giliran gue ya, makanan favorit lo?"

"Nasi goreng! Gue suka banget itu."

Keduanya pun saling memberi pertanyaan dan sesekali mengomentari jawaban dari salah satu pihak.

Sampai satu pertanyaan dari Elang membuat Acha terdiam. "Kenapa lo selalu menjauh dari gue?" Elang menatap gadis dismping nya lekat. Kepalanya bersandar pada kepala kursi mobil sembari menunggu lampu merah berganti hijau.

STAYEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang