8»Ia Pergi«

719 29 0
                                    

Suasana kantin terlihat sangat ramai, oleh para siswa yang menikmati jam istirahat.

Ada yang sedang memakan bekal nya, ada yang sedang mengantri membeli makan, dan ada pula yang hanya duduk di meja kantin, menikmati obrolan yang sedang di bicarakan.

Seperti kali ini Udin yang terus saja menggerutu, merindukan Acha.

Tapi, bukan turut simpati yang Ia dapatkan, tapi malah bentakan dan omelan bertubi-tubi yang di dapat kan nya.

"Din! Bisa diem gak sih lo?!" Bentak Ajay yang duduk di samping udin.

"Tau!, kangen nya lebay banget tau ga lo?!" Seru Adli, yang duduk di depan Udin dengan Cellin dan Mia, dan Vera yang duduk di samping Udin. So, posisi Udin berada di antara Ajay dan Vera.

Udin melemparkan kripik yang sedang di makan nya ke Adli.

"Jorok Lo!" Omel Adli, menghindar dari lemparan Udin.
"Nama nya juga gue kangen, sama bidadari tercintah" Ujar Udin,sembari menatap ke atas seperti membayangkan sesuatu.

Yang lain nya menatap nya geli.

"Kita semua juga kangen, tapi gak kayak lo, kangen lo itu kayak di buat-buat" Ujar Ajay, dan langsung mendapat jitakan dari Udin.

"Sialan Lo kalau ngomong!, gue ini tulus" Jawab Udin mantap.

Mia, Vera dan Cellin, tak menanggapi, percuma kalau ditanggapi, pasti Udin akan menjadi-jadi, mereka lebih memilih meminum jus yang di pesan nya tadi.

"Tulus, sepatu kali ah" Timpal Adli.

"ITU TULUS SIH PENYANYI!" Seru Udin, suaranya terdengar hampir ke seluruh kantin.

"Woy, berisik Lo!"

Udin seketika diam, mendengar teriakan dari ujung kantin.

"Mampus, diem juga kan lo akhirnya" Ujar lega Ajay dan memasukkan bakso kecil ke dalam mulut nya.

"Bacot Lo!" Omel Udin.

"Ver, nanti ke rumah sakit yuk, anterin gue yaa?" Rayu Udin.

Vera menggeleng "Gue kan udah bilang, Acha gak boleh terlalu sering di jenggukin, kalau mau lo pasti cuman di suruh duduk di ruang tunggu, selain keluarga susah buat masuk ke ruang UGD nya" Jelas Vera, Ia saja kemarin bersama Cellin dan Mia, sangat susah untuk masuk ke ruang acha.

Udin mendengus sebal. Ia sudah lama menyukai Acha. Diantara cowok-cowok yang menyukai Acha, hanya Udin lah yang berani menunjukkan rasa suka nya pada Acha, dan sudah berulang kali Ia mengutarakan perasaan nya dan sudah beribu-ribu kali pula Acha menolaknya, Acha mengganggap nya hanya sebagai teman. Friendzone gitu deh cerita nya.

Tapi semua itu tak menyulutkan semangat Udin untuk dekat dengan Acha, Ya walaupun status Acha yang sudah berpacaran dengan Dimas.

Toh, bagi Udin, Baru jadi pacar ini kan? Belom jadi suami.

Tepat dua meja kebelakang dari Udin duduk, Elang mendengarkan saksama perbincangan Udin dengan teman-teman nya.

Pikiran nya tak lagi fokus, Rendy dan Bimo yang berbicara diabaikan nya.

Bimo menyikut lengan Elang, dan membuat cowok itu menoleh.

"Eh, Lo tau gak kabar, Acha yang lagi koma gara-gara kecelakaan?" Tanya Bimo.

"Tahu,"

Bimo menggeleng kan kepala nya "Gila, gak nyangka gue, dia ngalamin hal kayak gitu," Ujar Bimo dengan raut wajah seakan prihatin, Elang hanya mengangkat bahu, acuh tak acuh.

STAYEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang