"Sini mawar dari kamu, aku mau pegang . Bunga itu biar ditempat nya yang tadi."
♥
Acha memakan sarapan pagi nya. Masih di tempat yang sama, tapi dalam kondisi yang berbeda. Acha sudah sadar sepenuhnya.
Acha belum diperbolehkan pulang, Ia masih harus menjalankan pemeriksaan selanjutnya. Dan jika semua baik-baik saja. Maka Acha akan segera di perbolehkan pulang.
Acha memakan nasi dan sup hangat nya dengan lahap. Ia seperti sudah berbulan-bulan tidak makan. Perut nya terasa sangat lapar ketika Ia baru sadar semalam.
"Pelan-pelan makanya!" Seru Mama Acha mendengar Acha terbatuk-batuk. Ia pun memberi segelas air dan mengelus punggung Acha.
"Udah mah, makasih." Ucap Acha pada Anisa, lalu melanjutkan makan nya.
Anisa memperhatikan saksama Acha. Ia pikir, dirinya sudah tidak bisa melihat Anaknya lagi. Menginggat selama dua bulan ini kondisi Acha tidak mengalami perkembangan yang baik. Perkembangan yang menandakan Ia akan segera sadar dari tidur panjang nya.
Ketakutan yang selama ini Ia rasakan, hilang begitu saja ketika malam itu dering telfon nya berbunyi. Kabar bahwa anak perempuan nya telah sadar. Ucapan syukur tak pernah luput dari bibirnya. Doa-nya selama ini di dengar.
"Mah? Kenapa?" Tanya Acha melihat mata anisa berkaca-kaca.
"Mama nangis?" Tanya nya lagi.Anisa mengusap wajahnya. Lalu tersenyum pada Acha. "Mama cuman seneng kamu kembali lagi sama mama." Ujarnya.
Acha terdiam. Lalu menghambur kedalam pelukan sang mama. "Maafin Acha ya, mah. Acha ngerepotin mama selama ini." Ucap Acha, tak dapat menahan air matanya lagi.
"Kamu ngomong apa sih! Kamu tuh ga ngerepotin kita selama ini." Balas anisa mengelus punggung Acha.
"Acha tau kok selama ini mama susah payah ngurusin Acha disini, jagain Acha. Mama meminjam dana sana-sini untuk biayain Acha dirumah sakit padahal belum pasti Acha akan sadar."
Anisa tak mampu lagi menahan air matanya. Ia melepas pelukan dan menatap Acha.
"Perjuangan mama selama ini untuk kamu, karna mama sayang kamu. Kamu dan Anna segalanya untuk Mama." Jelas Anisa penuh kasih sayang.
"Mah, boleh Acha minta satu permintaan?" Ujar Acha menatap Anisa.
Anisa mengangkat kepalanya. Lalu membenarkan posisi duduknya diatas tempat tidur Acha. "Apa?" Tanya Anisa lembut.
"Aku mau keluarga kita seperti dulu lagi." Ucap Acha pelan takut menyakiti perasaan Mama nya.
Acha mengingat kenangan yang indah dulu ketika bersama keluarga nya. Sebelum masalah itu datang pada keluarga kecil nya itu.
Kali ini Acha harus menyelesaikan satu persatu masalah nya. Ia tidak mungkin selalu lari dari masalah. Seakan Ia baik-baik saja. Padahal semua itu jelas-jelas menganggu pikiran nya.
"Aku terima Tasya kok di keluarga kita, Mah." Ujar Acha lagi. Kali ini ucapan nya membuat Anisa kaget mengernyitkan alisnya. Darimana Acha tau semua itu.
"Kasih Papa kesempatan untuk memperbaiki kesalahan nya selama ini."
"Maaf aku lancang, Mah." Tambah Acha menundukkan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
STAYED
Teen FictionKarna peristiwa itu, yang jauh menjadi dekat. Dan yang dekat justru pergi meninggalkannya.