"Bukan. Bukan ini yang gue mau, Lang. Bukan perasaan lo yang gue mau."
››››
Ketiga gadis yang masih berpakain sekolah itu terdiam menatap Acha terbaring di tempat tidur.
Tak selang beberapa lama setelah Elang pergi. Datanglah Mia, Vera dan Cellin. Mereka bertiga memasuki ruang inap Acha bersama. Ya, semestinya sih hanya 1 sampai 2 orang saja yang boleh memasuki Ruang Acha.
"Lo kenapa, Cell?" Tanya Mia. Karna dari tadi Ia perhatikan Cellin hanya berdiam menatap sesuatu yang dipegang nya.
Karna merasa penasaran dengan yang di pegang Cellin, membuat Vera ingin melihat nya. "Sini coba gue liat." Ujarnya dari seberang ranjang dan menarik sebuah jaket kulit dari tangan Cellin.
"Ini cuman jaket kan? Terus lo kenapa, Cell?" Tanya Vera masih mengangkat-angkat jaket itu memperhatikan apa yang salah dengan pakaian itu.
"Bukan apa-apa." Jawab Cellin mengalihkan tatapan nya pada Acha. Betapa banyak nya pertanyaan yang ingin Ia lontarkan pada sahabat nya ini.
"Eh. Tunggu deh! Gue kenal jaket ini." Ucap Mia tiba-tiba.
"Punya siapa?" Tanya Vera.
Mia menatap Cellin. "Elang, ya?"
Cellin tak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia berusaha seakan tak peduli.
Ya. Itu memang punya Elang. Cellin sudah tahu dari awal. Sejak Ia melihat jaket itu tergantung di kursi samping ranjang Acha.
Dan Cellin tahu. Penyebab cowok itu hari ini tidak masuk sekolah.
"Kok bisa?" Tanya Vera was-was melihat ekspresi wajah Cellin. Gadis itu berusaha terlihat baik-baik saja. Tapi wajah yang memerah seperti menahan tangis itu tidak bisa disembunyikan nya.
"Gue tunggu diluar ya. Sorry." Izin Cellin segera berjalan tanpa mendengar persetujuan dari teman nya.
"Mia, ada apa sih? Kok bisa itu jaket ada disini? Hubungan Acha sama Elang, apa?" Tanya Vera beruntun. Membuat Mia bingung harus menjawab yang mana dulu.
"Gue belom tau ada apa. Tapi kemarin Gue, Cellin ketemu Elang disini." Jawab Mia. Ia sendiri tidak tahu jelas apa yang sebenarnya terjadi.
Sedangkan diluar sana, Cellin sudah tidak bisa menahan air matanya. Gadis itu menangis.
Ia takut untuk mengetahui semuanya. Tapi, bagaimana pun juga ia tetap harus tahu yang sebenarnya terjadi.
Dari kejauhan terdengar langkah seseorang yang semakin mendekat. Membuat Cellin mengusap air mata dari wajahnya.
Langkah itu tepat berhenti di depan Cellin.
Cellin menatap sepatu orang tersebut. Cellin mengenal sepatu itu. Ia mendongak.
"Lo kenapa?" Mendengar suaranya, kembali membuat perasaan sedih itu kembali datang.
Cellin tak menjawab. Hingga Ia merasakan kursi disamping nya di duduki oleh Elang.
Elang melirik pintu rawat Acha. "Ada Vera sama Mia?" Tanyanya, berusaha mencairkan suasana.
Cellin hanya mengangguk. Ia menunduk. Mengumpat kesal dalam hati. Karna kembali tidak dapat menahan air matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
STAYED
Teen FictionKarna peristiwa itu, yang jauh menjadi dekat. Dan yang dekat justru pergi meninggalkannya.