KETIGABELAS

11.4K 384 1
                                    

Nathan POV

Aku duduk dibalkon kamarku. Dan menatap kota Medan ini. Jalanan lumayan rame. Maklum dimalam hari Medan memang lebih rame dari pada siang hari.

Aku mengeluarkan sebungkus rokok dari saku kemejaku. Aku mengeluarkan sebatang, membakarnya dan menghisapnya.

Aku terbayang akan kedekatanku dengan cewek dikampusku. Andin. Aku nyamannya dengannya, Aku senang bila berada didekatnya. Aku sering tertawa lepas olehnya.

Akan tetapi Aku tak berniat mencintainya untuk saat ini.
Aku masih mencintai 'dia', Aku juga masih sayang dengannya, dan Aku juga masih mengharapkannya. Anggaplah Aku egois karna Aku tidak mau kehilangan 'dia' dan Aku juga tidak mau kehilangan Andin.
Egois bukan!!

Aku yakin suatu saat 'dia' pasti kembali dan Aku tidak akan melepaskannya lagi. Andin. Aku hanya menganggapnya pelampiasan. Kejam. Ya. Aku memang kejam.

Kenapa Aku memilih Andin untuk pelampiasanku? Jawabannya adalah karna Andin benar-benar gadis yang polos. Setahuku Andin belum pernah pacaran.

Aku masih tak habis pikir dengannya, kenapa 'dia' tega ninggalin diriku saat 'dia' lulus-lulusan SMA. 'Dia' seumuran dengan Andin. Dan 'dia' juga mirip dengan Andin, baik itu sifatnya, caranya tersenyum, Aku selalu memperhatikan apapun didiri Andin.

°°°°°°°°°°°°°

Aku menjalankan motor ninjaku. Membelah jalan kota Medan, menuju kampusku.

Duapuluh menit berlalu. Sesampainya dikampus Aku memarkirkan motorku. Setelah itu Aku menyusiri koridor kampus. Aku terus berjalan menuju kelas gadis itu. Gadis polos tempat pelampiasanku. Jahat. Aku sungguh jahat.

Aku melongokkan kepalaku kedalam kelas gadis itu. Dan yap. Dia ada didalam bersama sahabatnya itu. Lalu seorang cowok menghampiriku.

"Nyari siapa Bang?" tanyanya.

"Eng.. nyari Andin Bang" ucapku. Cowok itu melihat kelasnya lalu menggeleng.

"Andi? Disini gak ada yang namanya Andin. Mungkin Abang salah kelas" oh iya. Aku lupa kan cuma Aku yang manggil dia Andin dikampus ini..

"Emm An- eh maksud gue Asta"

"Oh Asta. Bentar yang gue panggilin" ucap cowok itu dan berjalan kearah Andin.

Mereka berbicara sebentar lalu, Andin menolehkan kepalanya kearahku. Aku tersenyum kepadanya. Dan dia pun berjalan menghampiriku.

"Ngapain?" ucapnya, saat sampai dihadapanku.

"Nggak ada. Kangen aja, gak boleh?" ucapku padanya dan tersenyum.

Ahhh pipinya merah. Ini yang kusuka darinya. Sedikit saja digoda pasti langsung blushing.
Persis seperti 'dia'.

"Perpus yuk Ndin" ajakku dan menarik tangannya.

"Kamu kok diem aja sih Ndin? Gak suka Aku bawa kamu kabur dari temen-temen kamu" ucapku.

"Eh! Enggak kok" jawab Andin.

Kami berjalan sambil bergandengan tangan. Nyaman. Itu yang kurasakan. Andin menoleh kearahku dan tersenyum, Aku membalas senyumannya dan mengeratkan genggaman kami.

"Disitu aja" tunjuk Andin. Aku mengangguk untuk membalas ucapannya. Kami duduk berhadapan. Andin mengeluarkan ponselnya lalu memasukkannya lagi.

"Mau ngapain?" tanyanya sambil menatapku.

"Ngelepas kangenlah. Udah dua hari gak ketemu" ucapku. Dan lagi-lagi pipinya memerah karna ucapannku.

"Ih kenapa tuh pipinya merah" tanyaku jahil.

"Ha!" ucapnya.

"Itu kenapa pipinya? Kok bisa merah gitu, kamu sakit"

"Ih nyebelin"

"Siapa yang nyebelin orang nanya juga" Andin mendengus.

"Kamu gak ada kelas lagikan?"

"Enggak"

"Mau jalan bareng nggak" ucapku seraya tersenyum .

Untuk sesaat Andin menatapku lalu mengangguk. Ini yang kesekian kalinya Aku memperhatikan Andin memandangku saat tersenyun. Kurasa Andin suka dengan senyumanku.

°°°°°°°°°°°°°°°

Hai !!
Di part ke-dua belas ini Al buat POVnya si Nathan.

Jadi udah pada tau kan siapa 'dia' itu..
Vote dan komentnya jangan lupa..

Readers hari ini Al ulang tahun loo. Mohon do'anya yaaaa

































Al

PELAMPIASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang