Andin POV
Aku berlari keluar kafe dan menaiki motorku. Aku mengendarai motorku dengan air mata yang terus mengalir.
Hampir saja Aku tertabrak mobil, karna Aku tak berhati-hati. Aku menambah kecepatan motorku, menuju rumahku.
Sesampainya dirumah, Aku memasukkan motorku kegarasi. Lalu berlari menuju rumah. Untung saja rumah lagi sepi. Karena Papa dan Mama lagi pergi.
Aku berlari keatas, kearah kamarku. Aku membuka pintu kamarku, lalu menutupnya kembali dengan kencang. Aku menghambur kekasurku dan menangis sekencang-kencangnya.
Tok tok tok..
"Dek kamu kenapa?" itu suara Bang Dhika. Ternyata Bang Dhika lagi dirumah.
"Dek buka pintunya"
"Dek"
"Andin" Aku tetap diam.
"Andin Pingkiya Alasta" kali ini suara Bang Dhika meninggi.
"Andin Pingkiya Alasta bukain pintunya" Bang Dhika berteriak kencang serta pukulan dipintu yang kudengar, dan itu membuatku berjengit kaget. Aku semakin merapatkan selimut ini ketubuhku. Ku yakin tangan Bang Dhika pasti memerah saat ini.
Aku tak menghiraukan Bang Dhika yang berada diluar, Aku butuh ketenangan.
°°°°°°°°°°°°°°
Malam harinya.
Aku terbangun, kepalaku terasa berat. Kulirik jam disamping lemari pakaianku. Jam 21.20. Sejak kapan Aku tertidur.Aku turun dari kasurku, dan berjalan kekamar mandi. Aku melihat bayanganku dicermin. Rambut acak-acakkan, mata bengkak, dan hidung memerah. Berarti kejadian tadi sore itu benar.
Kembali Aku teringat kejadian dikafe tadi. Nathan. Cewek itu. Sahabat Ririn yang lagi sakit dan tertanyata cowok yang dimaksud.. hahhh..
Pelampiasan. Aku sakit hati. Aku kecewa. Aku benci Nathan. Aku muak dengannya. Dan Aku jugak tidak habis fikir, dengan diriku sendiri. Kenapa Aku bisa jatuh cinta sama orang yang berniat mempermainkan cintaku.
Cinta. Sulit bagiku untuk mempercayainya kembali.Setengah jam kemudian Aku keluar dari kamar mandi, Aku berjalan menuju lemari dan menarik salah satu baju tidurku dan memakainya.
°°°°°°°°°°°°°°
"Ta..?" Seseorang memanggilku dibalik pintu. Sepertinya suara cewek. Siapa?
"Ini Aku Ririn Ta, Asta tolong buka pintunya " Ririn? Aku kembali teringat percakapan kami kemarin denganya. Jadi ini maksudnya. Berarti Ririn tau kalau ini akan terjadi tapi kenapa dia gak bilang yang sebenarnya..
"Ta Aku mohon Ta, buka pintunya" jujur Aku paling benci melihat seseorang mengemis. Dengan berat hati kubuka pintu kamarku, Ririn langsung memelukku. Aku hanya diam tidak membalas pelukannya.
"Ta Aku minta maaf" ucapnya.
"Kenapa kamu gak bilang soal ini. Kenapa kamu malah nyuruh Aku jauhi 'dia' kenapa Rin?" Dan tangisku pun pecah.
"Oke, Aku jelasin semuanya. Ayo" Ririn menarik tanganku kearah kasur, dia menyuruhku duduk, dan Aku pun mengikutinya.
"To the point Rin"
"Oke" Ririn mengambil nafas dan membuangnya pelan. Aku menatap Ririn. Air mata menggenang dipelupuk matanya. Suara Ririn menyadarkanku.
"Aku punya sahabat waktu di Malaysia. Namanya Aqila. Kamu udah tau orangnya kan" ucapnya. Aku terkejut. Jangan bilang kalo dia yang ada dih- "iya. Dia yang ada dihpku itu, kamu ingat gak waktu kita lagi kumpul-kumpul dikafe, yang Aku izin pergi kebandara" dia sengaja berhenti agar Aku mengingatnya. Aku mengangguk "Dan yang Aku jemput itu dia Ta. Dia juga tinggal dirumahku selama dua hari. Dihari pertama dia mengajakku mengobrol dikamar, dan dia bilang kalo dia masih sayang dan cinta sama cinta pertamanya. Dia bilang kalo dia mau merebut Nathan dari kamu. Awalnya Aku gak tau kalo cowok yang dimaksud dia itu Nathan. Setelah itu Aku nanya nama lengakpnya, dan Aku terkejut. Dan esok harinya Aku kekampus, ngajak kamu kebalakang kampus Ta" ucapnya mengakhiri ceritanya. Sebenarnya penjelasan Ririn ini agak sulit untuk dicerna kalau tidak dengan orang-orang beriman sepertiku."Kenapa dia baru pulang sekarang. Saat Aku sudah jatuh cinta sama dia Rin" ucapku.
"Dia juga udah mau pulang dari dulu Ta, dari bulan-bulan pertamanya di Malaysia"
"Tapi kenapa sekarang Rin" tanyaku lagi.
"Dia baru dapat kabar dari temennya yang disini itu , ngasih tau kalo Nathan lagi deket sama cewek. Dia marah, dia mengurung dirinya dikamar selama empat hari. Dia bahkan gak mau dioperasi, untuk terakhirnya. Dengan janji orang tuanya, dia pun mau dioperasi. Setelah itu kembali kesini" jelas Ririn.
'Ya Allah inikah first love ku. Menyakitkan' ucapku dalam hati.
°°°°°°°°°°°°°°°°
Hufttt kasian si Asta. Kok Al sukanya manggil Asta ya dari pada Andin.
Konfliknya belum dapet jugak ya.. pusing mikirin buat konfliknya gimana, mana mau ujian lagi
Vote dan Commentnya jant poget..
Big Suwon..
Al

KAMU SEDANG MEMBACA
PELAMPIASAN
Novela Juvenil"Dia, dia hanya pelampiasanku" Nathan Avriansyah Anggara. "Terimakasih, telah hadir untuk waktu beberapa bulanmu, dan terimakasih Telah menjadikanku pelampiasan Than" Andin Pingkiya Alasta.