KEDUABELAS

11.5K 404 0
                                    

Author POV

"Assalamualaikum" ucap seorang cewek, sambil melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah dan menuju dapur untuk mengambil minum karna haus.

"Waalaikumsalam" jawab seorang cowok dari arah kanan, pintu samping.

"Kok sunyi Bang, Mama Papa mana?" tanya Andin.

"Papa Mama pergi tadi, gak tau kemana" jawab Dhika, dan berjalan kemeja makan, menarik salah satu bangku dan mendudukinya.

"Yaahh gak ada makanan" ucap Andin lesu dan duduk disebelah Abangnya.

"Kamu laper?"

"He'em,,  tapi gak ada makanan"

"Yauda tinggal masak doang apa susahnya"

"Andin kan gak bisa masak Bang" jujur Andin dan tersenyum..

"Kamu mau makan apa?" tanya Dhika.

"Mie goreng" ucap Andin.

"Gak bagus Dek makan Mie "

"Jadi makan apa dong yang bagus?"

"Nasi goreng aja"

"Tapi Andin gak mau"

"Yauda gak usah makan"

"Isssshh" kesal Andin. Tiba-tiba melintas ide dipikiran Andin untuk mengajak Dhika makan diluar.

"Emm.. Bang gimana kalo kita makan diluar aja? Abang laper juga kan?"

"Gak terlalu laper sih Dek.. Tapi yauda boleh juga"

"Oke-"

"Kamu yang bayarinkan, dan gak makan yang aneh-aneh"

"Makanan yang aneh-aneh itu gimana sih Bang. Ini aneh, itu aneh. Jadi makanan apa yang gak aneh. Mbak Indi kalo jalan sama Abang apa gak pusing ya. Gak dikasih makan sama Abang" kesel Andin

"Indi biasa aja tuh. Gak ambil pusing. Dan Abang bukan GAK NGASIH DIA MAKAN cuma ngelarang makan-makanan yang biasa kamu makan" jelas Dhika dan menekankan kata gak dikasih makan.

"Iya iya yang dokter itu"

"Lagian Abang bilang yang bener kok. Agar kamu gak gampang sakit"

"Iya-iya "Andin selalu kalah dengan Abangnya.

"Yauda jadi gak nih kalo gak Abang ma-"

"Jadi-jadi"

"Kamu yang bayarkan?"

"Bang gini. Andin kan belum kerja, nah kalo Abangkan udah kerja jadi alangkah baiknya jikalau Abang yang bayarin"

"Sudah kuduga" ucap Dhika. Andin hanya memasang watadonya.

°°°°°°°°°°°°°

Duapuluh lima menit berlalu sampailah mereka disebuah warung dipinggir jalan. Awalnya Dhika mengajak Andin untuk makan dikafe. Tapi Andin menolaknya, dengan alasan mahal, padahal Dhika lah yang membayar.

"Abang mau pesen apa" ucap Andin seolah dialah yang membayar.

"Emm.. nasi goreng"

"Minumnya?"

"Air putih aja"

"Yaampun"

"Udah cepet pesen kalo gak kita pulang nih"

"Kalo gitu bagus makan dikafe aja"

"Yah kan salah kamu"

"Iya-iya" Andin melangkah kan kakinya menuju si tukang penjual..

Tigapuluh menit berlalu. Saat ini mereka berada dimobil, mau pulang. Awalnya Andin mengajak Dhika untuk mengelilingi kota ini. Namun dengan tegas Dhika menolaknya. Alhasil Andin bungkam sepanjang perjalanan..

Sesampainya dirumah Andin langsung berjalan masuk kedalam rumahnya. Meninggalkan Dhika diluar. Dhika mengehela nafas-paling besok pagi udah baik lagi- ucapnya dalam hati..

°°°°°°°°°°

Hai dipart ini khusus buat bang Dhika ya readers..
Dan yang dimulmed itu Dhika Riandi Alasta..

VomMentnya jangan lupa..
Muleateda































Al

PELAMPIASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang