KEDUAPULUH DUA

15.5K 530 1
                                    

Author POV

"Dek tadi malam kamu kenapa?" tanya Dhika. Dhika memang tidak tau, apa penyebab Andin menangis.

"Cerita Dek, kalo ada masalah jangan dipendam sendiri. Gak bagus. Cerita sama Abang"

Dhika menarik Andin  kedalam pelukannya, dan tangis Andinpun pecah.

"Ak-Aku sakit hati Bang" dan mengalirlah semua cerita Andin, dari awal dia melihat cewek itu sampai kejadian semalem yang tidak mau diingatnya.

"Astagfirullah. Sabar ya Dek" ucap Dhika. Andin mengangguk dalam pelukan Abangnya lalu Andin berkata.

"Bang Andin mau pergi dari sini" ucap Andin tiba-tiba.Dhika menjauhkan kepalanya untuk melihat Adiknya.

"Kamu ngomomg apaan sih Dek, kamu sakit, gak usah ngampus ya dirumah aja. Abang juga gak masuk kok" ucap Dhika.

"Bang Aku gak sakit. Aku serius" ucap Andin. Dhika terdiam, memikirkan perkataan Adiknya.

"Hhh.. yauda. Tapi nanti selesaikan dulu kuliah kamu. Baru kamu boleh pergi. Akhir bulan ini kamu mau KKN kan, terus magang. Setelah itu kamu akan disibukkan oleh tugas-tugas kampus, dan kamu bakalan lupa sama rasa sakitmu itu" ucap Dhika panjang lebar.

Sebentar lagi Andin akan magang dan KKN lalu dia akan disibukkan dengan tugas-tugasnya kuliah. Tapi masalahnya apa Andin bisa menghadapi hari-harinya tanpa 'dia' lagi.

"Apa Andin bakalan lupa Bang. Kalo Andin gak lupa gimana" ucap Andin polos.

"Belum dicoba kok bilang gak bisa"

Benar kata Bang Dhika. Belum dicoba kok bilang gak bisa.

°°°°°°°°°°°°°°°

Esok harinya Andin berangkat kekampus diantar oleh Dhika. Keadaan Andin masih sama seperti kemarin, matanya bengkak, dan kepalanya juga masih pusing. Tadi malam Andin kembali menangis, saat'dia' menelpon Andin.

Andin berjalan menyusuri koridor kampus yang ramai ini, banyak yang bertanya, kenapa mata Andin bisa membengkak seperti itu. Andin hanya menjawabnya dengan alasan 'habis nonton drama korea'.

Saat Andin mau memasuki kelas namanya dipanggil oleh seseorang. Andin menoleh kesamping, dan dirinya pun membeku melihat seseorang yang tak ingin dijumpainya.

"Pagi Andin" sapanya.

Sedangkan Andin hanya diam. Bahkan Andin tidak mau menatapnya.

"Kamu kenapa sih Ndin. Aku nanya juga tapi gak dijawab" ucapnya lagi. Andin menghela nafasnya. Ternyata cowok dihadapannya ini memang berniat menyakitinya.

"Pagi. Aku masuk kekelas dulu dosen sudah di jalan" ucap Andin dingin. Dan langsung pergi meninggalkan Nathan.

Nathan menoleh kebelakang dan benar saja seorang dosen tengah berjalan kearahnya lebih tepatnya kelas ini. Nathan pun melangkahkan kakinya menuju kelasnya berada.

'Ada apa dengan Andin?' Ucapnya dalam hati.

°°°°°°°°°°°°°°°°

Kasian sih Asta a.k.a Andin.
Bapernya jangan kelamaan Ta!! Hehehe...

VoMmentnya jangan lupa plissssss.



















































Al

PELAMPIASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang