KEDUAPULUH ENAM

21.9K 621 2
                                        

Andin POV

Delapan bulan berlalu. Berat bagiku menjalani hari-hari ini tanpa dirinya lagi. Aku sering menangis dimalam hari. 'Dia' menepati janjinya. 'Dia' tak pernah senyum padaku, atau menyapaku saat kami berpapasan. 'Dia'  sama sekali tidak berusaha menjelaskan apa yang sudah terjadi. Padahal Aku ingin 'dia' mengejarku, atau paling tidak berusaha menemuiku. -Andin bukankah ini yang kau pinta?- suara itu selalu muncul disaat Aku sedang berperang dengan hatiku.
Kalian tahu? Wanita itu lain dimulut lain dihati. Percayalah. Jangan munaroh.

"Ayo Dek, Papa Mama udah pada nungguin tuh" ucap Bang Dhika.

Aku mengangguk lalu memeluknya. Bang Dhika terkejut akan kelakuanku tapi itu hanya sebentar, setelahnya Bang Dhika membelas pelukannku, dan mengelus punggungku yang terbalut kebaya.

Ya hari ini Aku akan wisuda. Aku sudah menjadi sarjana dan nama belakangkupun bertambah. Andin Pingkiya Alasta S.H. dan besok juga hari keberangkatanku. Singapore.

°°°°°°°°°°°°°°°

"Aaaaa Selamat ya Ta.. Akhirnya wisuda juga"ucap Ririn.

"Haha iya makanya selesain tuh skripsi jangan ngaret" Ririn mengerucutkan bibirnya dan itu pun membuatku tertawa.

"Iya-iya"

"Astaaaaaa" panggil seorang perempuan yang telah menemaniku dari masa putih Abu-abu sampai sekarang. Naza. Aku sayang sekali padanya. Naza selalu membantuku disaat susah, Naza juga menemaniku disaat Aku menangis. Bukan berarti Aku tidak menyangi Ririn. Aku sama-sama menyangi kedua sahabatku ini.

"Hei!! Bengong aja, tuh ada yang minta peluk" Kata Ririn menyadarkanku. Aku menoleh kekiri melihat Naza dengan baju toganya lagi merengut karena diriku.

"Hehe... Maaf ya sayang" ucapku dan memeluknya. Naza tersenyum dan membalas pelukannku.

"Akhirnya, kita keluar juga dari kampus ini" ucap Naza.

"Haha iya Za"

"Eh foto yuk" ucap Ririn. Kami mengangguk. Dan kami pun larut dalam foto-foto dan selfie-selfie, dengan teman sekelas dan anak jurusan lainnya.

Saat ini kami berada dikafe bersama kedua sahabatku. Aku dan Naza belum mengganti pakaian. Kami masih mengenakan baju toga kami kedalam kafe. Dan kamipun menjadi pusat perhatian orang-orang.

Aku mengedarkan pandanganku kepunjuru kafe. Mataku berhenti pada meja disamping jendela. 'Dia' lagi bersama cewek yang waktu itu. Ini hari terakhirku melihatnya.

Merasa diperhatikan 'dia' menoleh kearahku dengan cepat Aku menoleh kekanan. Membuang muka. Aku belum memberi tau kedua sahabatku ini. Bahwa besok Aku akan pergi dan sekaranglah saatnya yang tepat.

"Emm. Za, Rin. Aku mau ngomong sama kalian" mereka saling pandang lalu mengangguk.

"Aku besok akan berangkat ke Singapore. Aku mendapat tawaran pekerjaan disana. Maaf baru bisa bilang sekarang karena Aku sibuk. Semoga kalian mengerti" ucapku dan air mata ini keluar lagi. Naza langsung memelukku.

"Kamu gak lari dari masalahkan Ta? Kenapa pergi jauh banget kenapa gak cari kerja di Indonesia aja"

"Aku gak punya masalah Rin. Dan Aku gak lari dari masalah. Aku memang mendapat pekerjaan dari O'omku, Adik tirinya Papa, Aku tinggal di Apartemen kok" Maaf Aku bohong pada kalian kalau Aku lari dari masalah itu emang benar.

Naza menghela nafasnya, lalu mengangguk.

"Yauda kalo itu keputusan kamu. Jangan lupa hubungin kita ya Ta, setiap waktu kalo bisa. Oke. Aku sayang kamu Ta. Semoga kamu disana mendapat lelaki yang mencintai kamu apa adanya ya Ta"

Amin.

°°°°°°°°°°°°

Dua part lagi cerita ini bakal ending !!

Yaampun cepet juga ya gak terasa binggo..

Vote dan Commentnya jangan lupa..
























































Al

PELAMPIASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang