Nathan POV
Entah kenapa akhir-akhir ini perasaanku gak enak. Kayak ada seauatu yang akan terjadi. Oke lupakan perasaan itu. Rencana ku hari ini ada beberapa yaitu, Aku ingin menemui Andin, setelah itu Aku ingin ketempat teman-temanku dan yang terakhir Aku akan menelpon ria dengan Andin setelah pulang dari tempat teman-temanku.
Sesampainya dikampus, Aku memarkirkan motorku dan berjalan kearah kelasku. Kulirik jam dipergelangan tanganku. Jam 07.20. Gak ada waktu buat nemui Andin. Aku makin mempercepat langkahku. Takut telat.
Didepan kelas pintu masih terbuka. Aku melongokkan kepalaku dan menghela nafas legah. Alhamdulillah dosennya belum masuk.
"Kenapa gak langsung masuk Nathan?"tanya seseorang dari arah belakangku.
Aku menoleh kebelakang dan tersenyum lima jari pada dosenku yang paling cerewet ini.
"Eh Ibu. Iya ini mau masuk kok bu. Mau bareng gak bu?" ucapku yang dibalas pelototan oleh bu Inka. Bu Inka pun masuk kedalam dan Aku mengikutinya dari belakang.
"Tumben telat?" tanya Bayu sahabatku sejak SD. Aku menoleh kearahnya.
"Kesiangan Bay. Mama gak bangunin Gue tadi" ucapku.
"Udah tuwir juga masih dibangunin " ejeknya.
"Yee. Suka-suka Gue dong" ucapku. Bayu hendak membalas ucapanku, tapi tidak jadi karna Bu Inka memandangi kami. Aku hanya tersenyum dan mengangguk.
"Kenapa kalian berdua berisik sekali. Kelas belum dimulai" ucap Bu Inka.
Kami berdua mengangguk. Lalu bu Inka keluar dari kelas karena ponselnya berdering.
"Masih sama cewek pelampiasan lo ,Than" ucap Bayu tiba-tiba. Aku menoleh kearahnya.
"Masih sama cewek pelampiasan lo Than. Lo gak inget lo punya saudara perempuan. Ya hati-hati aja sih. Kata-kata orang sih gitu" ucapnya lagi.
"Maksudnya apaan sih Bay, ngomongnya yang bisa dicerna lebih mudah gitu gak ada" ucapku padanya. Dia hanya menggeleng. Lalu bu Inka masuk dan kelaspun dimulai.
°°°°°°°°°°°°
Kelas telah usai limabelas menit yang lalu. Aku berjalan menuju kelasnya Andin. Perkataan Bayu tadi sempat membuatku tak fokus saat bu Inka menerangkan materinya. Akupun bingung mengapa jadi seperti ini akhirnya. Awalnyakan Aku cuma butuh pelampiasan bukan teman dekat. Namun dengan Andin Aku merasa nyaman, maka dari itu status ini masih kusimpan rapat-rapat hanya Bayu yang tau.
Sesampainya dikelas Andin, cowok yang kemarin pun mendatangiku, dan langsung memberitahu kalau Asta a.k.a Andin tidak ada dikelas. Aku hendak berbalik saat Aku mendengar seseorang memanggilku.
"Abang nyari Asta ya?" tanyanya. Aku mengangguk dan tersenyum.
"Asta lagi dikantin sama yang lain" ucapnya lagi.
"Oh ok!! Big thanks buat lo" ucapku dan segera melangkah menuju kantin.
"Bang Nathan"
"Mau kemana bang?"
"Kantin ya Bang?"
Sepanjang perjalanan kekantin banyak yang menyapa ku dan menanyakanku. Yang kubalas hanya dengan senyuman dan anggukan.
"Hai semua" ucapku saat Aku telah sampai di kantin dan langsung mengambil tempat didepan Andin.
"Hai" jawab Naza.
"Kamu kok ninggalin Aku sih. Aku kekelas kamu tadi" ucapku.
"Tadi niatnya gitu, tapi udah keburu laper gak jadi deh" ucapnya sambil terkekeh.
"Kamu ya jahat banget. Aku udah kekelas, kamunya gak ada?" Dan "Aku tanya temen kamu yang cowok dia bilang gak tau, saat Aku mau balik kekelas eh ada cewek cantik yang manggil Aku dan ngasih tau kalo kamu disini" entah kenapa saat Aku lagi bersama Andin, Aku bisa semanja ini dengannya.
'Aku gak boleh suka ataupun sayang sama Andin. Kalo rasa nyaman bolehlah' ucapku dalam hati.
"Haha iya maaf, Aku kan gak maksud bua-" ucapan Andin terpotong oleh Ririn. Yang kelihatannya lagi nahan sesuatu.
"Asta!!" Aku menoleh kearahnya. Dan Ririn pun menoleh kearahku dengan mukanya yang pucat.
Ini anak kenapa? Sakit?"Kenapa Rin?" tanya Andin. Ririn tersadar dari keterkejutannya lalu mengalihkan pandangannya kearah Andin.
"Ta ikut Aku bentar" ucapnya seraya menarik tangan Andin paksa.
"Eh eh kenapa narik-narik tangan Andin. Andin kan bisa jalan sendiri" ucapku sambil melepaskan tangan Ririn dari Andin.
"Udah gak papa" ucap Andin " Yaudah yuk" ucapnya lagi. Lalu mereka pun keluar dari kantin entah menuju kemana. Dan tinggalah kami berdua disini.
"Emang kenapa sih Za?" tanyaku.
"Gak tau " ucapnya sambil mengendikkan bahunya.
"Ada yang gak beres ini" gumamku.
°°°°°°°°°°°°°°
{Jika kenyamanan disalah artikan hati? Karna pada dasarnya kenyamanan lebih berbahaya dari cinta}Hufth.. Agak-agak susah buat nerusin partnya. Apalagi konfliknya belum dapat..
Kejer-kejeran sama waktu, tapi tetep aja waktu yang menang,
Maksudnya apa sih? Haha Al juga gak tau..
Yaudah, segini aja buat part ke-16nya, Vote dan Commentnya jangan lupa..
Muleateda :)Al
KAMU SEDANG MEMBACA
PELAMPIASAN
Teen Fiction"Dia, dia hanya pelampiasanku" Nathan Avriansyah Anggara. "Terimakasih, telah hadir untuk waktu beberapa bulanmu, dan terimakasih Telah menjadikanku pelampiasan Than" Andin Pingkiya Alasta.