Part 17 : My Fault

44.4K 2.7K 64
                                    

Ribka bangkit dari ranjang dengan kasar dan menuju ke meja rias. Ia mengambil sebuah majalah dari laci meja itu. Dilemparkannya majalah itu di hadapan George yang sudah terduduk di atas ranjang. George terkejut melihat majalah yang ada di hadapannya. Ia membaca tulisan yang ada disana dan beberapa kali memandang majalah itu dan Ribka secara bergantian.

"I..ini..." George tidak bisa menutupi keterkejutannya. Ia sudah menutup semua akses Ribka ke dunia luar. Bagaimana gadis ini bisa mendapatkan majalah itu??

"Terkejut, Mr. Bowman??" Ucap Ribka dingin. "Ah...mungkin mulai sekarang kamu harus membiasakan diri dipanggil 'daddy'." George mendongakkan wajahnya menatap Ribka yang berdiri di dekat ranjang dan menatap pria itu dengan pandangan terluka.

"Flowy...Aku bisa jelasin semua ini.." Ucap George mencoba mendekat pada Ribka. Ribka tertawa sinis pada pria itu.

"Jelasin??Kamu bilang kamu akan jelasin?? APA YANG MAU KAMU JELASIN?!" Bentak Ribka sembari menatap tajam pada George.

" Flowy...Please...Dengerin penjelasan aku dulu." Mohon George mencoba meraih tangan Ribka namun Ribka menepis tangan itu.

"Aku capek, George. Lebih baik kamu keluar aja. Aku mau istirahat. Ah...Dan aku mau pulang. BESOK." Ucap Ribka penuh penekanan.

"Gak...gak...Kamu gak boleh pulang." Cegah George.

"Kamu gak punya hak untuk nahan aku, George!" Seru Ribka.

"Aku punya hak karena aku tunangan kamu dan kamu adalah calon istriku!" Ucap Gerge tidak mau kalah.

Ribka tersenyum mengejek. "Tunangan?Calon istri??? Aku kira kamu cuma menganggapku boneka yang hanya kamu simpan di dalam rumah dan bisa kamu mainkan sesukamu." Ejek Ribka.

George tidak suka dengan ucapan Ribka. "Aku gak pernah memperlakukanmu seperti itu." Bantah George.

"Tidak pernah??KAMU BILANG GAK PERNAH?! Lalu kenapa beberapa hari ini aku seperti dipenjara, Hah?! Aku tidak bisa keluar dari rumah, bahkan kamu menyuruh pelayan dan penjaga disini untuk mengawasiku kan?? Kamu melarangku nonton TV, buka internet dll. Itu gak ada bedanya dengan kamu memenjarakanku, George!!" Bentak Ribka membuat George terdiam.

Melihat George yang hanya bisa diam, Ribka hanya bisa tertawa sinis menutupi rasa sedih di hatinya. Bahkan George tidak bisa membantah ucapannya tadi karena memang itulah yang terjadi.

"A..aku rasa...kita butuh waktu..." Ucap Ribka setelah mencoba menenangkan dirinya. George langsung tersadar dari pikirannya dan menatap Ribka tidak setuju.

"Gak, Ribka. Aku gak-"

"Apa mau mu sebenarnya, George??? Aku capek...Aku capek dengan semua yang kamu lakukan. Mungkin memang kita terlalu cepat..." Ribka terduduk di sisi ranjang dengan air mata yang sudah mengalir dari mata hitamnya.

"Gak, Ribka. Masalah berita itu aku bisa jelasin. Semua gak seperti apa yang kamu baca. Itu semua gak-"

"Masalah kita bukan pada berita itu, George! Tapi bagaimana kamu memperlakukanku! Aku bukan barang yang bisa kamu atur dan simpan begitu aja. Kamu bilang aku tunanganmu kan?? Lalu kenapa kamu menutupi semua ini dariku?? Kenapa kamu gak mau berbagi sama aku??" Terlihat tatapan terluka dari mata Ribka.

George terkejut dengan ucapan Ribka itu. Ia kembali terdiam. Bukannya ia tidak mau berbagi. Tapi ia tidak mau Ribka menjadi salah paham dan memutuskan hubungan mereka jika tahu apa yang terjadi.

"Aku kecewa padamu, George. Kenapa kamu gak jujur padaku. Kenapa selama 3 hari ini kamu memperlakukanku seperti wanita yang lemah?? Kenapa kamu gak percaya padaku??" Ucap Ribka lirih. Hati George semakin sakit. Ia tidak menyangka apa yang ia perbuat ternyata salah.

Size of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang