Size of Love

Part 31 : The Starting Line

MERRY CHRISTMAS BUAT SEMUA READER YANG MERAYAKAN! BIARLAH DAMAI NATAL SELALU MELEKAT DI HATI KITA. ^O^

Sebelumnya aku mau info aja kalau The Cold Heart akan turun cetak, YEAAAYYY!! *Authorlebay Jadi..jadi..jadi..Heiii, para reader MMC, TCH and SOL, WAJIB BELI!! hahahahaha #Maksa.com

Kapan terbitnya? Mungkin sekitar bulan januari paling cepat, jadi ditunggu aja ya..Masih bisa nabung kan dari sekarang... Pokoknya jangan lupa Beli Novel The Cold Heart ya kalau udah terbit. TCH terbit by self publishing jadi bisa dibeli secara online and E-book nya di Google play store. Infonya akan terus aku update, jadi tunggu aja ya...Kalau TCH ini responnya bagus, author baru akan ajuin MMC and SOL ke penerbit resmi. So, Let's we see.

Dan...Maaf author baru bisa update karena beberapa hari ini author harus edit ulang The Cold Heart dan bikin one shoot story untuk Event WritersID.. Jadi Ribka dan George terpaksa dianakatirikan dulu, hehehehe... Ini juga author langsung publish begitu dapat wifi di hotel.

Just info, 1 minggu kedepan aku juga gak bisa update karena author mau refreshing alias liburan, hehehehe...Sudah pasti gak bisa update. Jadi kali ini gak perlu tanya 'kenapa belum update' atau 'Kapan updateannya'. Karena author tidak bisa memastikan. Diusahakan sebelum 1 januari author akan update SOL lagi. Ingat... DIUSAHAKAN. Jadi author tidak janji apa-apa lho. :D

Yang punya instagram, bisa follow author di @fanie_depurple . Disana juga pastinya akan ada updatean tentang novel TCH nanti dan ada juga quotes yg author kutip dari 3 story yg author tulis. Jangan salah fokus sma foto kenarsisannya author yaaa, hihihihihi ^o^v

Di vote ya quotes nya. Kalian juga bisa mengutip quotes yg kalian suka dari ketiga cerita author tapi jangan lupa di tag ke author dan pakai #Judul cerita yang diambil (Kalau kamu ngutip dari Size Of Love maka pakai #SizeOfLove) dan juga #Depurple.

Okay deh kita lanjut aja ke ceritanya...Happy Reading, Guys.

~~~~~~~~~

Sudah setengah jam lamanya George masih asyik dengan pemandangan di hadapannya. Akhirnya setelah semua badai yang terjadi, ia dapat melihat wajah perempuan yang ia cintai saat ia terbangun di pagi hari. Ternyata beda rasanya saat ia memandangi wajah Ribka sebelum ini dengan sekarang. Tentu saja berbeda, karena pagi ini ia memandangi wajah Ribka dengan perasaan bahagia.

George memajukan wajahnya dan mencium kening Ribka dengan lembut. Perlahan ia turun dari ranjang. Setelah membersihkan diri secara kilat, George menuju ke dapur untuk mewujudkan rencananya. Ia sudah mengatakan pada para pelayan untuk tidak membuatkan sarapan pagi ini. Karena George lah yang akan memasak. Selama 2 bulan ini memang Ribka tidak pernah mau memakan masakannya, tapi pagi ini ia akan membuatkan sarapan spesial untuk istrinya itu.

"Perlu saya bantu, Tuan?" Tanya Seorang pelayan.

"No. Tidak perlu." Jawab George singkat sambil membuka kulkas besar yang ada di dapur. Ia berdiri sejenak memandangi seluruh isi kulkas itu. Ia lalu mengeluarkan satu persatu bahan yang akan ia gunakan untuk membuat sarapan.

"Apa tuan yakin tidak mau dibantu?" Tanya salah pelayan yang tadi sempat ditolak oleh George setelah melihat dapur yang cukup berantakan.

"Ya, tolong bantu saya dengan jangan dekat-dekat ke dapur." Ucap George dengan geram. Ia sedang bad mood karena hasil masakannya gagal beberapa kali. Bahkan sosis yang ia grill malah gosong. Benar-benar jauh dari planningnya semalam.

Pelayan itu langsung buru-buru pergi meninggalkan dapur sebelum kekesalan George berubah pada dirinya.

***