Part 27 : From This Moment

51.2K 2.8K 367
                                    

Note: Media picture berisi apa yang Ribka kenakan dari long dress yang ia pakai saat pemberkatan dan short dress yang ia pakai saat private party.  Jas biru di atas adalah pakaian yang George kenakan.  Saat Private party ia hanya melepas jas dan dasinya lalu menggulung lengan kemejanya hingga siku.  Untuk dress bridesmaid yang dikenakan Anna dan Kayla ada di atas.  Bestman menggunakan jas dan celana dengan warna yang sama dengan bridesmaid.  Diatas juga ada dekorasi pernikahan keduanya.  Kiri dan kanan ada lilin namun terpotong karena ukuran foto yang tidak memungkinkan.  Ada cincin dan koper yang dibawa oleh Aviel sebagai 'Ring Security'.

~~~~~~~~~~

Gadis itu menatap kosong pantulan dirinya di cermin.  Entah apa yang ia pikirkan, tapi tidak ada sedikitpun senyuman yang tercetak di bibirnya.  Kedua tangannya saling menggenggam di atas pangkuan.  Entah apa yang gadis itu pikirkan.  Bahkan gaun mahal dan make up cantik yang berada di tubuhnya tidak sedikitpun ia perdulikan.  Ia hanya terus menatap kosong cermin itu.

Jika dilihat dari gaun dan aksesoris yang ia gunakan dapat dipastikan 100% bahwa ia akan menikah.  Tapi apakah ada seorang pengantin yang sedikitpun tidak tersenyum bahagia jika hari ini adalah hari pernikahannya?? Adakah seorang pengantin yang justru terlihat sendu seolah ini adalah hari kematiannya??Aneh bukan?

Apa yang sebenarnya ada di pikiran gadis itu? Bukankah ia sendiri yang menginginkan pernikahan ini? Bukankah ini kemauannya?? Bukankah ia sendiri yang menyerahkan diri dalam pernikahan ini??

Tidak ada seorangpun yang tahu apa yang sebenarnya dipikirkan gadis itu.  Senyuman palsu yang ia tampilkan di depan orang lain mampu membuat mereka berpikir bahwa gadis itu bahagia.  Ya...Ia  pandai berakting bukan? Berakting bahwa ini adalah hari yang paling membahagiakan bagi dirinya.  Berakting dia memaafkan pria itu.   Berakting seolah-olah Ia akan merajut sebuah keluarga baru yang bahagia.  Berakting kalau rasa cintanya pada pria itu masih ada di hatinya.

 Hati?? Gadis itu sudah menutup dan mengunci rapat hatinya.  Cukup saja kejadian itu menghancurkan hatinya.  Ia tidak ingin sisa kepingan hatinya itu lebih di hancur leburkan.  Oleh karena itu hanya harga diri,  ego dan pikirannya yang menuntunnya saat ini.   Ia tidak butuh hati.  Hanya logika, ego dan kebencian yang menguasai dirinya.

 Jika cinta, maka kita harus memaafkan.  Tapi apakah itu berlaku untuk sebuah pengkhianatan di depan mata??

Apakah itu cinta?? Apakah cinta akan menyakiti? Apakah cinta akan mengkhianati?? Apakah cinta akan melakukan apa yang ia lakukan??  Jika iya, maka lebih baik tidak usah mencintai.

Rasa benci yang berasal dari cinta memiliki kedashyatan yang lebih dari rasa benci itu sendiri.  Karena rasa benci itu timbul dari rasa sakit.  Rasa sakit yang membuatnya ingin membalas menyakiti.

Sebuah rasa sakit ternyata dapat mengubah cinta menjadi benci. Tapi...Apakah Benci itu bisa berubah kembali menjadi cinta??

----------------

"Apa yang sebenarnya kamu rencanakan?"Sebuah suara mengembalikan Ribka ke dunia nyata.  Ribka melihat Freya sudah berdiri di belakangnya dari pantulan cermin.

"Hanya perempuan bodoh saja yang masih mau menikah padahal calon suaminya baru saja mengkhianatinya di depan mata." Ucap Freya dingin.

Ribka terdiam sesaat, kemudian sebuah senyuman tercetak di bibirnya.  

"Kamu benar.  Aku memang perempuan bodoh." Jawab Ribka singkat sambil menatap ke mata Freya melalui pantulan cermin.

"Aku tahu kalau sebenarnya kamu pasti hanya menginginkan harta keluargaku saja kan??  Kalau tidak tidak mungkin kamu tetap melanjutkan pernikahan ini padahal George sudah terang-terangan making love dengan wanita lain." Ucap Freya menatap tajam pada Ribka.

Size of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang