Part 5 : Yellow Rose

55.8K 3.5K 141
                                    

"Tadi siapa?" tanya Arvio memulai percakapan mereka. Kini ia dan Ribka sudah berada di dalam mobil.

"Kakak senior kampus dulu. Dia juga yang bantu aku cari kost di Bali."

"Ooh, tadi dia bilang kamu calonnya. Calon apa?" Arvio menoleh sekilas sambil tetap mengendarai mobilnya.

"Calon?" Ribka yang bingung memiringkan tubuhnya memandang pada Arvio.

"Tadi dia bilang mau jemput calon."

"Tau deh, biarin aja," ucap Ribka cuek.

"Tapi ... dia bukan pacar kamu, kan?"

"Yah bukan dong, Arvio. Lagian aku gak mau pacaran kalau gak serius."

"Gak serius gimana?"

"Kok kita berhenti di sini?" tanya Ribka saat mobil Arvio parkir di Bali Bakery.

"Breakfast. Kamu belum sarapan, kan? Masih ada waktu satu jam lebih. Aku sengaja jemput lebih pagi. Tunggu di sini," ucap Arvio lalu turun dan beralih ke pintu Ribka. Arvio membukakan pintu agar Ribka bisa turun.

"Thanks. Tunggu, kamu pakai range rover? Kamu pinjam orang lagi?" selidik Ribka.

"Nggak lah, Flowy. Sudahlah, ayo, masuk." Namun Ribka masih tetap diam.

"Jadi ini mobil punya siapa? Jangan bilang ini punya kamu. Harganya kan mahal juga," selidik Ribka lagi.

"Yah ampun, Ribka....Sudah, ah, nanti malah gak keburu sarapan gara-gara kamu kebanyakan nanya." Arvio lalu menggandeng tangan Ribka dan berjalan masuk

***

"Good Morning. Mau pesan apa?" tanya seorang pelayan yang menghampiri Arvio dan Ribka.

Keduanya melihat-lihat menu yang tersedia.

"Two eggs any style dan long black coffee," ucap Arvio lalu menutup buku menu di hadapannya.

"Telurnya mau boiled, scrambled, fried, poached atau omelette?" tanya pelayan itu.

"Scrambled."

"Club Sandwich sama cafe latte."

"Baik, saya ulangi kembali pesanannya. Two eggs any style telurnya scramble, club sandwich, long black coffee dan cafe latte. Silahkan ditunggu pesanannya sambil melihat-lihat persediaan cake kami di counter depan. Permisi."

"Makasih," jawab Ribka.

"Jadi apa maksudmu dengan pacaran yang gak serius?" tanya Arvio yang sedari tadi masih penasaran.

"Jadi mobil di depan itu punyamu?" tanya Ribka tanpa mempedulikan pertanyaan Arvio.

"Aku yang tanya duluan, kan...."

"Jawab dulu," ucap Ribka yang tidak mau kalah.

"Hhhh, iya," jawab Arvio pasrah.

"Kamu beli mobil itu?"

"Gak mungkin aku nyuri, kan?"

"Siapa tahu...," ucap Ribka sambil mengangkat kedua bahunya. "Secara mobil itu kan mahal banget. Memangnya gaji kamu berapa sih?"

"Aku beli cash," jawab Arvio santai.

"What?! Cash?" seru Ribka membuat seluruh orang disana melihat padanya.

"Sorry," ucap Ribka sambil tersenyum menutupi rasa malunya.

"Ckckck, makanya kalau teriak liat situasi," celetuk Arvio.

Size of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang