New Day

233 9 0
                                    

"Vio, Cesil dan Kevin! Lagi-lagi kalian berbuat onar! Mau sampai kapan hidup kekanakan seperti itu?" bentak dosen ku yang paling galak.

Aku terdiam. Semua ikut terdiam. Biasanya aku yang paling pintar menyanggah perkataan orang. Tapi kali ini aku malas berdebat dengan dosen satu ini.

Tapi dosen ku ini paling baik. Namanya pak Eka. Dia peduli dengan anak didiknya. Tak seperti dosen-dosen lain yang kurang peduli.

"Ya udah bapak minta kami dihukum apa?" tanya ku.

"Ah kalian itu susah diberi tau. Sekarang ambil alat kebersihan di gudang dan rapikan semua tanaman di kampus ini!" bentak pak Eka.

Aku, Kevin dan Cesil saling berpandangan. Kami saling bertukar pikiran lewat pandangan.

"Hukuman yang lain dong pak" rengek ku.
"Kau ini tak pernah kapok! Kau profokator dari ini semua kan? Sekarang kau masuk ke perpustakaan dan salin buku-buku motivator disana. Harus 20 lembar folio. Besok kumpulkan atau skripsi mu tak akan aku tanda tangani!"

"Hah? Cuma saya? Tega amat sih pakkk!"

"Udah sana keluar! Membosan kan melihat wajah kalian!"

Kami di dorong paksa keluar dari ruangan itu. Menyebalkan sekali!

Aku langsung berlari menuju ke perpustakaan dan mencari kata-kata motivator. Aku terus menulis sampai senja. Kevin masuk dan duduk di depan ku. Dia memberi ku segelas kopi.

"Tuh minum. Kasian amat nulis terus" kata Kevin.

Aku menatap nya lekat-lekat. "Setau ku, membawa makanan atau minuman di perpustakaan itu dilarang loh" kata ku.

"Tak apa jika pengawasnya tidak tau. Oh ya salam dari Cesil. Dia tak bisa kesini karena adiknya rewel minta ditemani ke mall"

"Iya gak papa. Tapi aku heran, kenapa hanya aku yang dihukum? Padahal kalian ikut memasang foto kita di mading dan berlarian di koridor. Kalian juga ikut menyemprot kucing bu Mimi. Kenapa hanya aku sih yang di hukum?"

"Hahaha memang itu nasip mu dari dulu. Selalu saja menjadi pelindung kami semua. Termasuk Victor" kata Kevin sambil mengambilkan beberapa buku lagi.

"Ah, kau membuat ku ingat dengan Victor"

"Kau mencoba melupakan nya?"

"Iya! Udah ah jadi males. Aku lanjutin di rumah aja. Kamu yang nganterin aku pulang kan?"

"Iya, ayo tuan putri"

"Ah penyuap kau ini. Sok-sokan manggil putri" kata ku sambil memukul punggung nya.

Kami berjalan keluar. Di luar sudah ada fans-fans Kevin. Mereka ricuh berebutan memberikan kado. Ayolah, ini bukan hari ulang tahun Kevin.

Kevin cowok populer di kampus ini. Campuran darah eropa dan jawa menghasilkan wajah setampan Kevin. Lebih parahnya, Kevin menjadi ketua klub sepak bola. Fans nya sudah melebar kemana-mana. Hanya aku dan Sarah lah yang bisa menghentikan kerumunan fans gila ini.

"Hei! Gak sadar kalau lagi ganggu hidup orang ya? Bodoh banget sih. Udah sana minggir" kata ku sinis.

Aku dan Kevin bisa berjalan dengan santai sekarang. Para fans gila itu terdiam. Tiba-tiba....

"Hoi dasar cewek sok cantik! Tukang goda! Sok galak!" bentak mereka bersamaan.

Aku menoleh kearah mereka dan hendak melempar dengan sepatu. Kini Kevin yang turun tangan.

"Semuanya, aku tak suka jika perempuan bersikap kasar. Jadi tenang ya. Sampai jumpa besok cantik" kata Kevin kepada fans-fans nya.

Mereka semua langsung terdiam dan tersipu. Siapa sangka tipuan seperti itu berhasil membungkam mereka.

"Ka benar-benar pangeran yang suka menipu. Kenapa tak kau pilih salah satu dari mereka semua untuk menjadi salah satu kekasih mu?" tanya ku.

"Fans ya fans. Suka ya suka. Cinta ya cinta. Semua berbeda Vi" jawabnya.

"Oh ya? Atau ternyata diam-diam kau punya orang yang kau sukai?"

"Iya, ada. Tapi aku tak bisa apa-apa. Cinta ku bertepuk sebelah tangan" kata Kevin sambil menatap matahari terbenam.

"Benarkaahh?? Siapa??"

"Sudahlah. Ayo pulang" katanya sambil menarik tangan ku. Aku terus mengganggunya dan kami pulang bersama.

----------
Kepo dengan gadis yang di suka Kevin? Kemana Victor selama ini? Dan apa yang terjadi selanjutnya?

Silahkan vote dan coment. Kalau sudah ada 20 vote. Langsung aku update.

Jadi see you...... :D

Kenapa harus aku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang