Broken Night

62 1 0
                                    

Vic POV

Hari ini adalah hari peresmian pertunangan ku dengan Emi. Bagaimana cara membatalkan pertunangan ini? Aku benar-benar tak tau harus bagaimana. Mungkin menyimpan rahasia dari Vio untuk beberapa saat masih memungkinkan. Tapi kalau terlalu lama juga tak mungkin.

Ah, aku belum menghubunginya seharian ini karena sibuk ikut merencanakan pesta hari ini. Aku rindu pada mu Vio. Tiba-tiba ponsel ku berbunyi.

From : Vio
To : Victor

Victor sayang, ketemu terus main bareng yuk. Aku rindu pada mu. Balas ya. Seharian tak ada email dari mu. Acara apa sih?
Eh aku dapat teman baru namanya Emillia. Sekarang aku sedang bersiap menuju pesta pertunangan nya. Eh kapan ya kita nyusul hahaha. v(^.^)v

Apa? Tunggu, dia akan datang kesini? Sial!

Aku langsung mengirimkan banyak sekali pesan untuknya. Semoga dia belum berangkat. Ku coba menelpon ponselnya tapi tak diangkat. Astaga apa dia sudah berangkat?

Aku berlari menuju depan tapi ada beberapa tamu yang sudah datang.

"Wah ini dia calon penerus Eve's Group" kata salah satu dari mereka. "Selamat ya kau sudah bertunangan dengan anak satu-satunya pemilik Eve's Group"

"Ah iya terimakasih. Silahkan nikmati pestanya" kata ku sambil sesegera mungkin meninggalkan mereka.

Aku terus berlari sambil berusaha menghubungi ponsel Vio. Ah, akhirnya diangkat telpon ku.

"Hallo??" Tanya nya.

"Kau di mana sekarang?!" Tanya ku balik. Aku sedikit terengah-engah karena berlari sambil mencarinya. Ruangan ini terlalu besar. Ku lihat papa Vio sudah ada di dalam. Dimana Vio sekarang. Aku harus bisa menghentikan nya sebelum dia mendengar semua kenyataannya.

"Di pesta, ada apa?" Jawabnya.

"Bukan kah aku melarang mu kesini?!"

"Kesini? Kau juga ada disini?"

Astaga aku salah berucap! "Ah! Bukan itu maksud ku. Maksud ku adalah...." Belum selesai aku berkata tiba-tiba Emi sudah ada di depan ku.

"Vic, ayo ku pertemukan kau dengan teman baru ku Vio" kata Emi sambil menarik-narik lengan ku.

"Victor, itu siapa? Kau dimana sekarang?" Tanya Vio. Aku semakin panik.

Emi menggandeng ku kearah yang sangat tidak ku inginkan. "Vioo!!" Teriak Emi.

Vio menutup telponnya. Dia melihat ku dengan wajah terkejut.

"Vio, ini dia yang selalu ku ceritakan. Namanya Vic" kata Emi.

Dia menatap ku lekat-lekat. Aku tak tau apa yang dia pikirkan sekarang. Ah tidak! Apa yang harus ku katakan padanya. Dia pasti akan meninggalkan ku. Apa yang harus ku lakukan?

Trinngg trinngg...

Ponsel ku berbunyi. Vio menelpon ku. Sepertinya dia memastikan kalau aku Victornya atau bukan. Astaga, terlihat jelas kekecewaan dari kedua matanya.

"Ah sayang, aku sudah bilang pada mu untuk mematikan ponsel mu saat pesta" kata Emi.

Aku terdiam. Tak bisa berkata apa-apa. Aku juga tak tau apa yang ku rasakan sekarang. Dia masih menatap ku dengan ekspresi tak percaya. Aku bagaikan pencuri yang ketahuan sedang beraksi. Aku benar-benar tak bisa melihatnya. Vio, ku mohon jangan menangis.

"Eh? Kok saling pandang gitu sih? Emi cemburu tauk. Atau kalian sudah saling kenal sebelumnya?" Tanya Emi.

Aku tetap terdiam. Entah pikiran ku kosong atau aku memang tak tau harus menjawab apa.

"Vio?" Tanya Emi pada Vio.

"Ah iya? Tidak, kami tidak saling mengenal sebelumnya. Bahkan tak pernah bertemu sebelumnya. Senang berkenalan dengan mu Vic. Emi, bolehkah aku permisi sebentar? Ada yang harus ku lakukan" kata nya sambil berlalu meninggalkan kami.

Sial!

"Kok dia pergi ya. Mungkin dia iri melihat tunangan Emi adalah Vic. Iya kan Vic?" Tanya Emi.

"Ah iya, aku memberi salam pada tamu yang lain dulu ya" kata ku sambil meninggalkan Emi.

Aku terus berjalan menembus kerumunan.

"Sudah berhasil menghancurkan hati Vio? Selamat" kata Kevin yang berdiri di depan ku.

"Kau yang menyuruhnya kemari?!" Bentak ku.

"Tidak! Dia kesini sendiri karena ajakan papa nya. Sekarang dia hancur Vic. Aku sudah menyuruh mu melepaskan nya dari dulu. Tapi kau justru menggenggamnya dengan erat. Bisakah kau pikirkan satu gadis saja?"

"Diam lah! Dimana Vio?"

"Pulang. Menangis karena aku juga sudah tak ada lagi untuknya. Ya aku sudah lelah menjadi bayang-bayang mu Vic" jawab Kevin.

Sial!

"Tuan, saatnya acara dimulai" kata salah seorang pelayan.

Ah, aku harus mencari Vio dan menjelaskan semuanya. Tapi aku tak bisa meninggalkan acara ini. Jadi apa yang harus ku lakukan?

----------------

Kenapa harus aku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang