Red In Your Face 2

110 6 0
                                    

Aduh ternyata ada kesalahan publish. Harusnya ini dulu baru "broken"
Maap ya hehehehe.
Jadi urutan yang bener adalah  ini dulu baru broken.  Selamat mengulangi :)

----------
"Victor?"

"Lama tak jumpa, Vio" jawab orang itu.

Ya! Dia adalah Victor. Aku berjalan pelan menghampirinya dan menatapnya lekat-lekat. Dia semakin terlihat dewasa sekarang.

"Kau merindukan ku? Mau memeluk ku?" Tanya Victor. Aku langsung memeluknya. Tanpa sadar sih.

"Kemana kau selama ini?" Tanya ku. Air mata ku menetes. Cinta ku datang kembali.

"Aku tak kemana-mana"

"Bohong! Kau pergi begitu saja entah kemana dan sekarang kau di..." kata-kata ku terpotong saat melihat topi yang dikenakan Victor.

Aku melepas pelukannya dan melihatnya dengan wajah datar. Aku menarik nafas panjang dan melihatnya dengan pandangan marah.

"Selama ini kau satu kampus dengan ku dan tak pernah menemui ku?!!!!!!" Bentak ku.

Victor terkejut lalu tertawa terbahak-bahak. "Hahaha kau saja yang tak mengetahui kehadiran ku selama ini. Aku sering melihat mu dan yang lain. Kau masih haus akan pelukan Kevin ternyata" godanya.

Wajah ku langsung memerah. "Berhenti menggoda ku Victor!!" bentak ku.

Tiba-tiba Cesil sudah berada di belakang ku. Sepertinya dia juga terkejut. "Victor? Kau ada disini? Kemana saja kau selama ini?" tanya Cesil.

"Ceritanya panjang. Dimana Kevin?"

"Disana, mau bertemu dengannya? Anggap saja reuni grup gila kita"

Aku memukul tangan Victor. "Ya, kau harus menjawab semua pertanyaan ku" kata ku sambil menarik tangan Victor dan Cesil.

"Kevinnnn! Lihat, siapa yang ku bawa?" teriak ku.

Kevin terlihat sangat terkejut. Dia langsung berdiri dari tempat duduknya. Terlihat senyum yang sedikit aneh dimata ku.

Aku, Cesil dan Victor duduk di meja dekat panggung. Lagu romantis memenuhi ruangan ini. Aku terus menerus marah-marah kepada Victor. Dia benar-benar menyebalkan. Kami satu universitas selama ini dan dia tak pernah menyapa. Dia hanya tersenyum menanggapi semua ocehan ku.

Kevin berdiri dan menghampiri salah seorang pelayan. Aku tak tau apa yang dia katakan.

"Aku memesan makanan yang biasa kita pesan dulu" kata Kevin.

"Bukankah kau tinggal mengangkat tangan mu? Tak usah mendatanginya kalik" ejek ku. Tapi Kevin tak menjawab sedikit pun. "Ih Kevinn jawab dong!" bentak ku.

Aku tersangkut gaun ku sendiri dan jatuh tepat di pelukan Victor. Wajah ku langsung memerah.

"Ceroboh"  kata Victor.

Aku langsung berdiri dan duduk di samping Kevin. Kevin melingkarkan tangan nya di pinggang ku. Victor hanya tersenyum.

"Kau masih pergi menuju Kevin saat aku memarahi mu ternyata" kata Victor.

"Dan kau tetap saja galak pada ku" balas ku.

Kami terus berdebat untuk beberapa saat sampai akhirnya makanan yang kami pesan datang.

Aku dan Kevin memesan menu yang sama yaitu steak jamur dan es susu coklat. Victor memesan spageti dan Cesil hanya makan sup.

Aku mengambil es yang ada di minuman ku dan memindahkan nya ke gelas Kevin karena aku tak begitu suka es batu. Cukup hanya dingin. Kevin memindahkan toping jamurnya pada ku karena dia tau aku sangat suka jamur.
Aku memberikan wortel ku pada Victor karena setau ku dia punya sedikit masalah dengan matanya. Dia butuh banyak vitamin A.

"Udah lama ya enggak gini" kata ku.

"Berapa tahun ya?" Tanya Cesil.

"Dua tahun tujuh bulan dua belas hari lima jam tiga puluh tujuh menit dan...." Aku melihat kearah jam tangan ku. "27 detik"

"Kau menghitung nya setiap hari?" tanya Victor sambil memberikan jamurnya pada ku.

"Ya! Karena kau menghilang dan memutuskan hubungan dengan kami begitu saja"

"Kau yang tak pernah menyadari ku sama sekali"

"Kau juga tak pernah menyapa ku"

"Kau berbeda sekarang"

"Kau juga berbeda. Lebih menyebalkan" bentak ku.

Salah seorang pelayan datang mendatangi meja ku. "Apakah ada yang mau menyumbangkan satu atau dua lagu?" tanya pelayan itu.

"Dia saja mbak. Di jamin suaranya jelek banget mbak" kata ku sambil menunjuk Victor. Dia memang paling bodoh dalam hal menyanyi.

"Kenapa tak kau saja yang menyanyi? Bukan kah suara mu sekecil semut sampai harus meninggikan volume mic nya?" balas Victor.

"Berhenti mengejek ku! Rasanya jadi ingin menendang mu ke ujung dunia!"

"Kau ku tinggal aja nangis kok"

"Ihh! Berisik! Dasar kau cowok aneh nyebelin. Udah sana pergi aja dari si......"

Victor langsung menutup mulut ku. Aku berada di pelukan nya walaupun dia tetap menutup mulutku. Aku terus meronta-ronta bagai diculik om-om.

"Bagaimana kalau kita semua saja yang maj. Bukan kah kita sudah lama tidak tampil bersama?" kata Cesil.

"Ya, ku pikir itu ide bagus. Aku sudah lama tak memegang gitar"
tambah Victor. "Apakah kau masih bisa menyanyi nona?" Tanya Victor pada ku.

"Jangan meremehkan suara dewa ku" jawab ku.

Aku dan yang lain naik ke atas panggung dan menyanyikan beberapa lagu. Aku sangat senang sekarang. Kerinduan ku selama ini terbayarkan.

"Ayo nyanyikan lagu kemenangan kita saat SMA" kata Kevin. Sepertinya semangatnya sudah terbakar sekarang.

Lagu kemenangan. Ya, kami menyebutnya lagu kemenangan karena lagu ini mendapat paling banyak tepuk tangan dulu saat ada acara sekolah. Kami jadi terkenal dan sering di ikutkan lomba. Perasaan kami dan penonton berhasil masuk ke dalam lagu bertema cinta tersebut.

Suasana cafe mulai kembali normal tak seromantis tadi. Aku bernyanyi dengan alunan lagu yang menggebu-gebu.

Banyak orang berdatangan untuk melihat kami. Walaupun tak semeriah dulu, tapi aku tetap senang. Sangat senang.

"Within you...."

Lagu selesai, semua orang bertepuk tangan. Aku merasa ada yang memeluk ku dari belakang. Victor memeluk ku walau pun masih terhalang gitar.

"Aku sangat merindukan mu Vio"

-------------

Sepertinya ini part yang paling panjang dibanding yang sebelumnya.

Tinggalkan jejak kalian dengan Vote atau pun coment.

Satu vote itu berarti :)

Bye bye.....

Kenapa harus aku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang