Love? Me?

98 6 0
                                    

"Tapi, tuh lihat antrian nya panjang banget" kata Victor.

Aku langsung memasang wajah jengkel. Ah, badluck.

"Makan yuk. Laper nih" kata Victor sambil menarik ku menuju antrian makanan.

Ada bermacam-macam sate dan menu jepang. Victor yang memesankan makanan untuk ku. Aku menunggu di bangku taman.

"Maaf lama. Jus jeruk mau?" Tanya nya sambil memberi ku beberapa tusuk sate bakso udang.

"Iya lah. Haus tauk" kata ku. Dia duduk di samping ku sambil meminum jus itu.

"Nih, baru ku minum separuh. Habis soalnya" katanya sambil memberikan segelas jus yang tinggal separuh.

"Bekas mu?"

"Hmm, kenapa emangnya? Aku gak punya sakit menular kok"

Aku terdiam dan meminumnya. Jantung ku berdebar lagi. Ini berarti kami...

"Ciuman tak langsung" kata Victor. Aku langsung tersedak.

"Apaan sih?!" Teriak ku.

Dia merampas jus itu dari tangan ku dan menatap kedua mata ku lekat-lekat.

"Ke.. Kenapa memperhatikan ku? A.. Ad..ada yang aneh?" Tanya ku.

Dia terdiam dan memegang dagu ku.

Darr darrr darrr..

Terdengar bunyi kembang api. Dan juga yang paling jelas adalah bunyi detak jantung ku.

Bibir Victor menempel pada kening ku. Kening? Kenapa kening?! Dia mencium kening ku?

Aku terdiam, penuh keterkejutan. Dia membelai pipi ku dan mencium nya. Eh?? Dia mulai akan mencium bibir ku dan....

"Tunggu..." Kata ku. Aku sedikit mendorong tubuhnya.

"Ah, maaf. Sepertinya aku terlalu merindukan mu. Ada rasa bersalah karena meninggalkan mu selama ini. Kau berbuat onar berkali-kali. Nama mu sudah di pegang pak Eka. Maafkan aku" kata Victor.

Aku terdiam. Ah, dia hanya rindu pada ku. Tapi kenapa aku sedih? Aku merasa sedikit kecewa.

"Tuh lihat, bunganya mekar di langit" kata Victor. "Yuk di makan terus aku antar kau pulang. Tak baik kalau aku tak segera memulangkan mu"

"Ahhh kau benar! Hari ini aku harus berada di rumah karena menonton film terbaru" teriak ku.
Aku langsung makan dengan lahapnya.

Victor memperhatikan ku dan tertawa terbahak-bahak. Dia benar-benar tampan.

Tuhan, aku suka dengan Victor.

Victor mengantar ku pulang. "Vio, yang tadi maaf ya" katanya.

"Ah gak apa-apa kalik. Toh Kevin juga sering kok nyium aku" jawab ku.

"Hmm ya udah. Aku pulang dulu ya"

"Iya, bye bye. Hati-hati ya" kata ku sambil melambaikan tangan.

Motornya menghilang dari perumahan ku. Aku langsung berlari masuk ke rumah dan berteriak gembira di kamar ku. Astaga! Dia benar-benar membuat ku penasaran!!!
-----------

*Vic POV*

Apa yang ku lakukan hari ini? Kenapa aku menciumnya? Tapi wajahnya manis sekali tadi. Membuat ku ingin mencium nya. Aku berhenti di depan apartemen ku. Ada mobil di depan sana.

"Kevin?" Tanya ku.

"Sepertinya kau sangat senang pergi seharian dengan Vio"

"Hmm ya. Ada apa? Masuk lah"

"Terimakasih" jawabnya. Kami masuk kedalam dan dia terus menatap ku penuh benci.

"Ada apa?" Tanya ku.

"Berhenti mempermainkannya. Kenapa kau harus kembali kesini?"

"Disini tempat ku. Apa salahnya aku kembali"

"Kau berjanji akan menjauhi Vio"

"Mungkin aku pernah berjanji begitu tapi kini aku kembali"

"Kau pergi untuk melunasi hutang keluarga mu kan? Kau di tunangkan dengan anak pemilik perusahaan besar. Apakah itu tidak cukup untuk mu?" Tanya Kevin.

Aku langsung membelalakkan mata ku. "Dari mana kau tau?" Tanya ku.

"Kau bertunangan dengan Emillia. Dia bukan orang biasa. Jauhi Vio. Dia susah payah melupakan mu. Biarkan aku yang menggantikan mu" jawab Kevin.

"Tidak. Aku tak bisa"

"Kau ingin mempermainkan Vio? Pikir dengan otak mu! Kau hanya memberi kesenangan sesaat untuk nya!" Bentak Kevin.

Aku hanya bisa terdiam. Kevin keluar dan pergi begitu saja.

"Sial!! Apa yang harus ku lakukan?!"

-----------
Eh udah hampir masuk konflik. Kok cerita ku jadi pendek banget gini sih? -_-

Ok comentnya + vote nya di tunggu loh.

Tinggalkan jejak mu! Okok :D

Kenapa harus aku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang