It's A Dream 3

67 3 0
                                    

Aku melihat kegelapan itu mulai mengeluarkan sinar perlahan-lahan. Sepertinya itu membentuk sebuah kata. Lampu yang bertebaran di kegelapan itu membentuk kata....

I Love You, Vio....

Aku langsung terdiam. Victor memegang kedua tangan ku dan tersenyum dengan manis.

"Vio, aku suka pada mu. Sejak dahulu. Maaf baru bisa mengatakannya sekarang. Jadi, apakah kau mau jadi pacar ku?" Kata Victor.

Dunia ku tiba-tiba berhenti. Ini bukan mimpi kan? Astaga apakah ini nyata?

"Apakah aku bermimpi?" Tanya ku kebingungan. Victor mendekat pada ku dan mengecup bibir ku. Wajah ku langsung memerah.

"Ini bukan mimpi Vio. Aku anggap kita sudah jadian. Vio, kau milik ku sekarang" katanya.

Aku hanya bisa tersenyum-senyum kecil. Aku terlalu senang. Victor mengalungkan ku sebuah kalung. Kalung berbentuk kupu-kupu yang sangat indah.

"Kau suka?" Tanyanya.

"Sangat! Aku bahkan tak percaya semua ini terjadi"

"Mau ku cium lagi?" Tanya Victor genit.

"Ih apaan sih. Mesum!" Jawab ku sambil memukul tangan nya. Dia tertawa terbahak-bahak.

Victor membantu ku keluar dari bianglala. Kami berjalan bersama di taman depan taman hiburan ini. Tempat itu cukup ramai dengan muda-mudi yang sedang berpacaran. Eh, sekarang aku juga sedang pacaran. Dengan Victor!!

Aku terus memandangi sekitar ku karena tak berani menatap nya. Tapi justru rasa iri yang ku dapat. Semua bergandengan tangan, berangkulan, dan bahkan ada yang berpelukan. Astaga, jarak ku dengan Victor saja tak sampai satu meter. Kami terlalu berjauhan.

"Kau ingin seperti mereka??" Tanya Victor.

Aku menoleh kearah nya dengan sangat antusias.

"Ketebak banget sih ekspresi mu?" Kata Victor.

Dia langsung menggandeng tangan ku. Ah, ini serasa mimpi. Aku terus tersenyum sepanjang jalan.

"Mau duduk di sana?" Tanya Victor.

"Ah ya ok" jawab ku.

Kami duduk berdua di bangku taman. Aku melihat bintang-bintang. Langit sedang cerah dan banyak bintang bertebaran. Di tambah lagi lampu taman yang indah.

"Kau tak pernah kemari?" Tanya Victor.

"Tidak, tidak pernah di malam hari. Hanya di saat ada matahari" jawab ku.

"Dengan Kevin?"

"Tentu saja. Dengan siapa lagi?"

"Sepertinya kau terlalu romantis dengan Kevin. Nempel terus"

"Yeee, siapa suruh sombong banget gak mau meluk"

"Hei, jangan murahan gitu dong"

"Ih kan kita udah temen lama, ya gak apa-apa kalik!"

"Kevin jadi suka pada mu"

"Gak juga. Tuh fans nya buanyakkk banget tinggal milih"

"Hmm iya deh iya. Tapi mulai sekarang berhenti ya. Aku cemburu" kata Victor.

Pipi ku langsung memerah. Ternyata dia bisa cemburu pada ku? Bukan kah ini menarik?

"Kenapa liatin bintang terus?" Tanya Victor lagi.

"Soalnya bagus sih. Indah, bikin nyaman. Selama kamu gak disini, aku juga selalu melihat bintang. Serasa kamu adalah bintang" jawab ku.

"Aneh!"

"Ihhh Victor, udah so sweet gitu kok malah di katain aneh sihh. Nyebelin!!"

"Hahaha iya maaf. Kau masih tetap berlebihan seperti dulu"

"Biarin! Lagian kamu juga suka kok"

"Gak juga"

"Ihh Victor ngeselin!!!" Teriak ku sambil memukulinya.

"Eh eh ampun-ampun. Iya iya so sweet gak aneh"

"Eh Victor dengar deh. Jadi bintang itu memyedihkan"

"Kenapa?"

"Walau pun bisa di lihat tapi tetap saja jauh. Bukan kah itu memilukan?"

"Hmm ya kau benar. Makanya aku tak mau menjadi bintang mu. Lihat lah aku di depan mu sekarang"

"Iya kau benar. Kau di sisi ku sekarang" kata Victor sambil mengecup kening ku. "Ayo ku antar. Sudah malam. Kau besok ke kampus?"

"Tidak, besok aku tak ada jadwal ngampus"

"Ah aku ada jam pagi. Besok ya kita pergi bersama"

"Eh benarkah? Ayoo!!"

----------------
Kevin POV

Sial, kemana mereka berdua? Lagi-lagi rencana ku gagal. Kapan aku bisa mengutarakan perasaan ku padanya?

"Hei, aku pulang duluan deh. Pusing" kata ku pada Cesil.

"Kau akan ke bar lagi?" Tanyanya.

"Kurasa iya. Aku sedang kesal malam ini. Kau ikut?"

"Tidak, tapi mungkin aku akan kesana sebentar"

"Ah baik lah. Ku tunggu. Batalkan saja semua rencana penembakan romantis tadi" kata ku sambil berlalu.

Ku lihat Cesil menelpon seseorang. Mungkin untuk membatalkan rencana ku. Ah sial! Gagal lagi!
-----------
Cesil POV

"Kau akan ke bar lagi?" Tanya ku pada Kevin yang terlihat sangat pusing dan lelah.

"Kurasa iya. Aku sedang kesal malam ini. Kau ikut?"

"Tidak, tapi mungkin aku akan kesana sebentar"

"Ah baik lah. Ku tunggu. Batalkan saja semua rencana penembakan romantis tadi" kata nya sambil berlalu.

Ini sudah kesekian kalinya aku melihat punggung nya berlalu pergi.

Aku mengambil ponsel ku dan menelpon anak buah ku. "Bagaimana semuanya?" Tanya ku.

"Beres nona. Mereka sudah keluar dari sini"

"Baiklah. Terima kasih atas kerja sama mu. Ku kirim uang nya nanti"

"Terima kasih nona" jawab pelayan ku.

Aku menghela nafas panjang.
"Maafkan aku Kevin"

-----------
Hohoho udah bisa nebak gimana alur kisah cinta mereka gak nih?
Kalau belum, lanjut aja silahkaann.

Eh jangan lupa tinggalkan jejak ok! :D

Kenapa harus aku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang