Vio's Night

371 6 0
                                    

"Hallo Victor, aku ingin menagih janji mu" kata ku.

"Apa?" Tanyanya kebingungan.

"Katanya mau pamer motor. Anterin dong. Aku ada jam malem nih"

"Jam berapa?"

"Jam tujuh sampai jam sepuluh"

"Ya udah, aku kesana setengah 7. Kau harus sudah siap"

"Yheee makasih Victor. Pulangnya sekalian yaa"

"Iya-iya, Kevin kemana?"

"Ada pesta temennya ayahnya katanya"

"Oh gitu. Jangan lupa bawa jaket tebel" kata Victor sambil menutup telponnya.

Kenapa dia yang matiin sih? Tapi, horeeeee twice luck!

"Maahhhhhh, bantu aku cari baju paling cantik dong" teriak ku.

*pukul 6.30

Terdengar bunyi bel rumah ku. Sepertinya itu Victor. Aku langsung bergegas menuju pintu.
"Ayoo cus berangkat" teriak ku.

Dia melihat ku dari atas sampai bawah. "Ganti" katanya singkat dan ketus.

"Ganti apanya?" Tanya ku.

Dia langsung mendorong ku ke kamar dan mengobrak-abrik lemari baju ku. Dia menatap ku lekat-lekat.

"Siapa teman mu selama ini? Apakah mereka anak klub malam semua?" Tanya Victor.

"Enggak lah. Hei tunggu dulu! Apa yang salah dengan baju-baju ku?"

"Terlalu tipis dan terlalu pendek. Aku sudah menyuruh mu menggunakan jaket kan"

"Ini aku sudah menggunakan jaket. Lagian pakaian ku tak ada yang terlalu seksi kan? Ini cuma baju kaos biasa dan celana jins"

"Sekarang kita ke mall dulu. Aku ajari kau cara berpakaian di malam hari tanpa memperlihatkan pakaian dalam mu. Kalau kau pakan kaos tipis putih, jangan pakai bra hitam bodoh!!!" Bentaknya.

Dia langsung menarik ku keluar. "Tante Victor nyulik Vio dulu ya" teriak Victor. Sialnya, mamah ku hanya angguk-angguk saja.

Victor melepas jaketnya dan memberikan nya pada ku. "Nih pakai. Aku gak mau tanggung kalau kau nanti di goda om-om"

Aku langsung cemberut dan naik motornya tanpa berkomentar sedikit pun. Motor melaju tak begitu kencang. Aku terus terdiam. Nih anak ngeselin banget. Dandan susah payah malah di hina mati-matian. Seenak nya masuk kamar cewek, marah-marah.

Tiba-tiba air mata ku menetes karena tak tahan menahan malu. Aku terus terdiam.

"Kenapa diem terus?" Tanya Victor. Aku diam tak menjawab. "Marah?" Tanyanya lagi. Aku masih tetap terdiam. Tiba-tiba motornya berhenti dan dia memutar tubuhnya. Matanya menatap lekat ke air mata ku yang menetes.

"Ah, iya maaf aku lancang, jahat, tak berperasaan, suka marah-marah"  kata Victor.

"Jahat" jawab ku pelan.

"Iya-iya aku jahat. Udah dong jangan nangis. Iya aku yang salah. Vio, coba deh lihat kearah ku" katanya sambil memegang dagu ku. "Kamu itu cantik. Gak usah dandan gini juga udah cantik. Coba pakai baju yang lebih tertutup dikit. Kan gak enak kalau privasi mu di lihatin orang lain. Saat kau di cafe saat itu kan cantik. Saat di kampus kamu juga cantik kok. Tapi ingat jangan baju yang kaya gini"

"Bebek!!" Bentak ku.

"Bebek???" Tanyanya.

"Iyaa!! Bebek berisik banyak omong nyebelin"

"Eh nih anak malah ngelunjak. Dari SMA sampai sekarang masih aja susah di kasih tau"

"Biarin! Berisik! Cepet jalan, nanti aku telat"

"Hahaha, gitu dong gak usah ngambek" kata Victor. Dia mulai menyalakan motornya dan melaju lagi.

Di mall dia memilihkan ku beberapa baju dan celana. Sialnya, dia juga mencarikan ku bra. Gila! Malu abis! Dia yang membayar semua nya. Cuma, jaketnya tetap aku pakai.

Sesampainya di kampus dia bilang akan menunggu ku di perpustakaan. "Jangan tinggal loh. Nanti aku telpon" kata ku.

Dia langsung pergi begitu saja. Dasar cuek!

"Gak bareng Kevin?" Tanya Cesil.

"Enggak. Ada pesta katanya"

"Tumben ambil jam malam?"

"Disuruh pak Eka. Kau juga ambil jam malam?"

"Iya, tapi cuma sampai jam delapan"

"Oh gitu. Ok bye Cesil" kata ku sambil memasuki kelas.

Sepertinya rugi deh aku ikut jam malam. Aku terus kepikiran tentang Victor. Hehehe, aduh cewek kasmaran. Dia perhatian sedikit aja udah bikin senyum ku gak ilang berjam-jam.

Tepat pukul sepuluh, Victor sudah ada di depan kelas ku. Keren sekali dia saat mengenakan earphone. Sepertinya dia kedinginan. "Kau kedinginan tuan? Mau dapat pelukan hangat dari Vio?" Goda ku.

Dia melepas earphone nya dan menatap ku dengan ekspresi datar. "Menjijikkan. Hanya Kevin yang mempan dengan guyonan mu itu" jawabnya.

Cih nih anak ngeselin banget sih.
Kami pulang ke rumah. Selama perjalanan aku memeluk Victor karena dia merasa dingin tanpa jaketnya. Hehehe aduh seneng banget deh.

"Makasih ya" kata ku.

"Iya, kau juga jangan lupa cuci jaket ku"

"Iya, iya tuan. Sini peluk" kata ku sambil bersiap-siap memeluknya.

"Hei nona, aku bukan Kevin mu" balasnya sambil menghalangi ku.

"Ya udah sana cus pergi" kata ku. Dia benar-benar pergi begitu saja. Dasar cuek.

Aku masuk ke kamar dan terus menerus tersenyum. Hehehe manis sekali malam ku kali ini.

Aahhh aku tak bisa menghilangkan bayang Victor dari otak ku!!!!

-----------------

Jangan bosan dengan kisah ini ya. Belum masuk ke konflik utama soalnya. Sabar pangkal kaya hohoho...

Jangan lupa vote loh. Tinggalkan jejak mu.
Bye bye ...

Kenapa harus aku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang