When I'm Alone 2

72 1 0
                                    

Kevin POV

"Maaf tuan Kevin. Sudah ditunggu tuan Vino di luar" kata bartender di depan ku.

"Hmm, gak usah ngatur! Suruh pergi aja" bentak ku.

Pikiran ku hanya terfokus pada Vio. Sudah lebih dari tiga botol whisky ku tenggak habis. Sepertinya aku sudah mabuk berat.

Ada yang menepuk punggung ku. Aku yakin dia Vino.

"Mau disini sampek kapan Vin?" Tanyanya. "Udah abis tiga botol gitu kok"

"Peduli apa sih?!! Toh uang ku sendiri!" Bentak ku.

"Gak sayang sama badan mu?"

"Gak usah ceramah! Udah sono pulang aja. Duduk manis belajar. Tebar kebohongan sana-sini kayak Vic sialan itu"

"Oh jadi ini gara-gara Vic?"

"Apaan! Ini semua gara-gara Vio. Milih cowok gak jelas!"

"Kau mau Vio yang menjemput mu?"

"Apaan sih! Iya udah aku pulang. Jam berapa nih?!" Bentak ku.

"Jam tiga pagi" jawab kak Vino.

Dia membantuku berjalan ke mobil. Di mobil aku hanya terdiam. Tidur pun tak bisa.

"Apa yang kau lakukan jika besok Vio ada di rumah?" Tanya kak Vino.

"Aku ingin memeluknya dan menghapus semua kesedihannya. Waktu itu aku hanya emosi sampai-sampai memutuskan hubungan dengannya" jawab ku.

"Lalu kenapa tak melakukan itu"

"Aku sedang mabuk sekarang! Mana mungkin aku bisa mengontrol diri ku sendiri. Lebih baik aku tidur di rumah" jawab ku sambil mencoba untuk tidur.
-----------------
Vio POV

Ponsel ku berbunyi dengan sangat nyaring. Itu hanya alarm. Tapi aku sudah terbangun dari tadi. Pikiran ku terlalu buntu untuk dapat tidur dengan nyenyak.

Aku berdiri dan menghadap ke cermin. Ah Vio, kau jelek sekali. Sepertinya aku terlalu banyak menangis semalam. Aku tak yakin akan berangkat ke kampus atau tidak.

"Vio, ada yang nyari tuh!" Teriak mama.

Dengan malas aku berjalan keluar kamar dengan penampilan seadanya. "Siapa sih mah?" Tanya ku.

"Waaaaa!!" Teriak mama karena kaget melihat penampilan ku. "Jelek banget sih! Makanya jangan begadang terus"

"Maaf deh. Siapa tamu nya ma?"

"Itu ada Victor di luar. Sana gih temuin"

Mata ku langsung terbuka. "Maaaa!! Bilang aja Vio gak kenal sama dia. Vio lagi males ketemu dia" teriak ku.

"Huss! Jangan kenceng-kenceng! Gak enak kalau dia denger. Gak baik bilang gitu ah"

"Gak apa apa mah. Pokoknya suruh dia pergii!!!! Vio gak mau ketemu Vic!" Teriak ku sambil berlari menuju kamar.

Mama berjalan menuju Vic. Vic berdiri dengan sedikit kecewa.

"Vio nya gak mau keluar ya tante?" Tanya Vic.

"Iya nak Victor. Maaf ya. Kalian sedang ada masalah?"

"Ya begitulah tante. Makasih ya sebelumnya. Maaf mengganggu"

"Iya nak, hati-hati ya" kata mama.

Aku langsung keluar lagi dari kamar. "Dia udah pergi kan?" Tanya ku pada mama.

"Iya, udah pergi. Kenapa sih?"

"Ma, cinta itu rumit ya. Kadang bikin seneng, kadang bikin sedih. Dan sepertinya akan lebih banyak sedihnya" kata ku sambil duduk di meja makan.

Kenapa harus aku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang