Love?

111 4 0
                                    

Makasih buat yang udah baca. Tinggalkan jejak dong biar ada semangat buat ngelanjutin.

Ok selamat baca :)
-----------------

Aku tertidur dengan nyenyak sampai pukul sepuluh pagi. Semalaman aku hanya terbayang-bayang wajah Victor. Aku membuka mata ku dan melihat jaket yang tergantung rapi di dekat lemari. Itu jaket yang menyelimuti ku malam tadi. Ah Victor.

Tiririinngg.. Ringringg...

Ponsel ku berbunyi nyaring. Dengan malas, ku ambil ponsel ku dan menemukan wajah Victor di layar ponsel ku. Eh? Dia menelpon ku? Menelpon ku??!!

"Ha.. Ahalo??" Tanyaku sambil berdiri di atas tempat tidur ku.

"Lama banget jawabnya?" Jawabnya.

"Maaf, ada apa sih?"

"Kau baru bangun?"

"Hehehe, ada apa Victor?"

"Biasakan memanggil ku Vic. Mau jalan-jalan?"

"Jalan-jalan? Tentu saja mau!!" Teriak ku antusias.

"Hahaha kau terdengar sangat senang. Ku jemput lima belas menit lagi"

"Eh lima belas?? Apa kau gila? Itu tak cukup!" Bentak ku. Sialnya, dia menutup telponnya. Cih! Dasar nyebelin.

Aku langsung berlari ke kamar mandi dan membersihkan diri ku secepat mungkin.

Untung aku selesai dalam sepuluh menit. Aku langsung mencari baju yang pantas. Rok selutut dengan baju lengan panjang bergambar kucing sepetinya cocok. Sepatu berhak rendah membuat ku tampak girly. Hohoho, kau cantik sekali Vio.

"Vio, ada yang nyari tuh" kata papa ku.

"Loh, papa gak kerja?"

"Nanti ada meeting. Aduh anak papa cantik banget. Mau keluar sama pacarnya ya?"

"Eh? Ihhh papa apaan sih! Udah ah, Vio pamit dulu ya pah" kata ku sambil mencium tangannya.

Victor menunggu ku di ruang tamu. "Hai Victor! Eh maksud ku, hai Vic!" Kata ku.

Dia melihat ku dari atas sampai bawah. Sekarang dia tersenyum. "Tumben cantik" kata Victor.

"Ih nyabelin! Udah dari dulu kalik cantiknya. Kamu aja yang gak pernah nyadar. Yuk!" Ajak ku.

Aku melihat motor yang di parkir di depan. Motor sport berwarna putih. Kereeennnn!

"Kenapa?" Tanya Victor.

"Ini motor mu? Motor mu ini?"

"Iya, kenapa? Kau puas?"

"Ini keren sekali! Kemarin aku naik ini? Kok aku gak tau?"

"Itu lah kebodohan mu. Hanya melihat ketampanan ku" katanya sambil menarik tangan ku. "Ayo!"

Ternyata Victor mengajak ku ke sebuah taman hiburan. Banyak wahana yang kami naiki. Sangat menyenangkan.

"Mau boneka?" Tanya Victor.

"Boneka? Dari mana?" Tanya ku balik.

"Tembak hadiah. Aku dapatkan boneka yang paling besar itu untuk mu"

"Oh mulai sombong ya? Coba aja"

"Ok! Pak satu ya"

Dengan sombongnya Victor berusaha mengenai sasaran. Tapi tetap saja tak mengenai sasaran.

"Bodoh!" Bentak ku. "Udah 20 tembakan dan semua meleset? Kau ini bisa membidik gak sih Vic?"

"Diem lu ah! Pak lagi!" Semangat Victor mulai membara.

"Coba deh mas, nembaknya bareng pacarnya. Pasti dapet" kata penjaganya.

"Saya gak bawa pacar" jawab Victor ketus.

"Lah itu mbak yang dari tadi ngomel bukan pacarnya mas?"

"Bukan. Dia cuma anak umur 5 tahun yang merengek minta boneka" kata Victor sambil mengusap kepala ku.

"Ihhhh Victorr!! Stop! Ok, ayo nembak bareng" teriak ku.

Aku dan dia memegang senapan bersama. Astaga, ini romantis sekali! Jantung ku berdegup kencang. Aku serasa di peluk oleh Victor. Ini terlalu dekat! Kami memegang pelatuknya bersama dan....

Dorrr....

Kena... Kena.. Please kenaa...

"Horee! Akhirnya kenaa!" Teriak ku dan Victor bersamaan.

"Selamat-selamat. Kalian mendapat hadiah hiburan!" Kata penjaganya.

"Eh? Bukan boneka besar itu?" Tanya Victor.

"Harusnya kalian menembak bebek emas bukan bebek merah muda. Ini silahkan. Ada gantungan kunci berpasangan"

Victor menerimanya dengan wajah sedikit sedih. "Nih, maaf cuma gantungan kucing bukan boneka kucing" kata Victor.

Aku menerimanya. Aku tersenyum. Ini hadiah darinya yang paling pertama. "Makasih Victor" kata ku sambil tersenyum manis. "Nih buat kamu satu. Kita couple an ya. Simpen tuh!"

"Kau tak sedih?"

"Masih untung bisa dapet. Biasanya juga ga dapet apa-apa"

"Hehe, ya udah mau naik itu gak?" Tanya Victor sambil menunjuk bianglala besar.

Mata ku langsung berkaca-kaca. Berduaan, di dalem bianglala, ahhhh udah kayak orang pacaraan horeee.

"Tapi......" Kata Victor sambil memutar pandangannya.

---------------

Lanjut..

Vote ya :)

Kenapa harus aku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang