Who Is... 3

63 1 0
                                    

From : Kevin
To : Vio

Kau harus datang ke pesta peresmian pertunangan putri tunggal Eve's Group. Ada kejutan untuk mu di sana.
----------
Apa maksudnya??? Kejutan apa sih? Tapi aku memang mau ke pesta itu sih. Ya udah mau gimana lagi.

"Udah siap?" Tanya papa ku sambil merapikan dasinya.

"Ah bentar pah. Vio belum pakai parfum" jawab ku.

Aku berlari ke kamar ku dan menyemprotkan parfum pemberian Victor saat itu. Wangi sekali. Ah, aku jadi mendadak rindu dengan Victor.

From : Vio
To : Victor

Victor sayang, ketemu terus main bareng yuk. Aku rindu pada mu. Balas ya. Seharian tak ada email dari mu. Acara apa sih?
Eh aku dapat teman baru namanya Emillia. Sekarang aku sedang bersiap menuju pesta pertunangan nya. Eh kapan ya kita nyusul hahaha. v(^.^)v

Aku langsung memasukkan ponsel ku kedalam tas dan merubahnya kedalam modus diam. Bayangin aja kalau ponsel mu berbunyi di tengah-tengah keramaian pesta. Sunggu memalukan.

"Vio??" Teriak papa ku.

Aku langsung turun ke bawah dan menemui papa ku. "Ayo pa"

Selama perjalanan aku penasaran dengan yang di katakan oleh Kevin. Tapi aku berusaha membuang rasa penasaran itu dan fokus melihat pemandangan indah di jalanan.

Sampai akhirnya aku sampai di gedung megah dan mewah milik Eve's Group. Terdapat banyak hiasan di tempat itu.

"Mewah banget ya yah" kata ku.

"Iya. Eve's Group kan perusahaan besar yang lebih besar dari pada milik papa. Kau masih ingat kan urutannya?"

"Lupa-lupa dikit pa. Ingetin dong"

"Intinya kalau dibandingin sama milik teman-teman dekat kamu, perusahaan papa paling bawah loh. Eve's Group milik keluarga Emilia berada paling puncak. Lalu ada Kev's Group milik keluarga Kevin. Yang ketiga ada Dresy's Group milik keluarga Cesil. Nah baru deh perusahaan papa, Pierce's Group"

"Kok kita terbawah sih pah"

"Tapi kan kita masih di atas jika dibandingkan dengan perusahaan lain"

"Iya juga sih yah. Ya udah yuk masuk" kata ku sambil menarik lengan papa.

Saat mengisi buku tamu, tiba-tiba si kucing abu-abu milik Emi meloncat kearah ku. Hampir saja aku terjatuh. "Vioooo!!!!" Teriak Emi.

Sekarang Emi yang menubruk ku sambil memeluk ku. "Sepertinya Vio suka pada mu Vio. Dia bisa mencium kedatangan mu dari jauh" kata Emi.

"Ah nak Emi, selamat ya" kata papa sambil mengulurkan tangannya.

Emi menjabat tangan papa ku sambil tersenyum manis. "Makasih om, silahkan masuk dan nikmati pestanya. Vio saya pinjam boleh kan om?" Tanya Emi.

"Ah iya bawa aja" jawab papa ku.

Emi langsung menarik tangan ku. Saat dia menarik ku masuk, aku melihat Kevin berdiri sambil memperhatikan ku. Dia memberi ku kode untuk mengecek ponsel ku.

Yang benar saja? Banyak pesan dari Victor. Semua berisi larangannya untuk tidak datang ke pesta ini. Dia benar-benar melarang ku. Ada apa sebenarnya?

Ada satu pesan dari Kevin disana. Nikmati pertunjukannya.

"Ah Vio, aku panggil tunangan ku dulu ya" kata Emi.

Ponsel ku tiba-tiba berbunyi. Victor menelpon ku.
"Hallo??" Tanya ku.

"Kau di mana sekarang?!" Jawab Victor. Dia terdengar sedikit terengah-engah.

"Di pesta, ada apa?"

"Bukan kah aku melarang mu kesini?!"

"Kesini? Kau juga ada disini?"

"Ah! Bukan itu maksud ku. Maksud ku adalah...." Belum selesai dia berkata tiba-tiba terdengar suara yang sangat tidak asing di telinga ku. "Vic, ayo ku pertemukan kau dengan teman baru ku Vio" kata orang itu. Orang yang suaranya sangat mirip dengan Emi.

"Victor, itu siapa? Kau dimana sekarang?" Tanya ku.

Emi berjalan kearah ku sambil menarik seseorang. "Vioo!!" Teriaknya.

Aku menutup ponsel ku. Melihat ke arah Emi dan tunangan nya. Tunangannya.

"Vio, ini dia yang selalu ku ceritakan. Namanya Vic" kata Emi.

Aku menatap lekat-lekat sosok itu. Dia bukan Vic, tapi dia Victor. Ah tidak! Belum tentu ini Victor. Aku mencoba menelpon nomor ponsel Victor dan...

Trinngg trinngg...

"Ah sayang, aku sudah bilang pada mu untuk mematikan ponsel mu saat pesta" kata Emi.

Aku terdiam. Tak bisa berkata apa-apa. Aku juga tak tau apa yang ku rasakan sekarang. Victor menatap ku dengan ekspresi tak percaya. Dia bagaikan pencuri yang ketahuan sedang beraksi. Aku terus menatapnya. Banyak pertanyaan dan kekecewaan yang menyelimuti ku.

"Eh? Kok saling pandang gitu sih? Emi cemburu tauk. Atau kalian sudah saling kenal sebelumnya?" Tanya Emi.

Aku tetap terdiam. Entah pikiran ku kosong atau aku memang tak tau harus menjawab apa.

"Vio?" Tanya Emi.

"Ah iya? Tidak, kami tidak saling mengenal sebelumnya. Bahkan tak pernah bertemu sebelumnya. Senang berkenalan dengan mu Vic. Emi, bolehkah aku permisi sebentar? Ada yang harus ku lakukan" kata ku sambil berlalu meninggalkan mereka berdua.

Aku sedikit berlari karena air mata ku mulai menetes. Bahkan semakin deras. Aku duduk di dekat air mancur. Kurasa tempat ini tak begitu banyak di kunjungi orang. Aku kecewa dan hancur. Apa maksudnya? Kenapa Victor tega melakukan ini semua? Dia bilang bahwa dia mencintai ku, tapi kenapa justru dia menghianatiku? Apa yang harus aku lakukan?!
------------

Kenapa harus aku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang