It's a Dream

92 3 0
                                    

Maaf baru bisa update lagi sekarang. Soalnya sibuk latihan ujian sih. Maaf banget. Tapi aku langsung memberikan banyak episode di sini.
Jadi, selamat menikmati :D
----------------------
"Semua sudah sempurna?" Tanya Kevin pada Cesil.

"Iya, kau tinggal menyeretnya kemari" jawabnya.

"Bagus, aku akan melancarkan rencana ke dua ku sebelum semua berakhir"

-------------
Aku tergeletak lemas diatas tempat tidur ku. Ini sudah ke sekian kalinya Victor membuat ku susah tidur. Aku selalu berpikir, mungkin ada kesempatan untuk ku. Ahhh aku jadi deg-deg an.

"Vio, tuh di cari teman-teman mu" teriak mama ku dari bawah.
Dengan malas aku bangun dari tempat tidur ku dan menemui mereka. Aku benar-benar terkejut melihat Cesil dan Kevin sudah duduk dengan rapi di ruang tamu.

"Eh? Tumben pagi-pagi udah kesini?" Tanya ku.

"Main yuk"

"Kemana?"

"Taman hiburan yang baru"

"Taman hiburan yang baru?" Aku terkejut. Itu tempat yang ku datangi dengan Victor kemarin.

"Ok ok, aku mandi dulu ya" kata ku.

Seusai bersiap-siap, kami berangkat menuju taman itu. Saat sampai di gerbang antrian cukup panjang. Menyebalkan!

"Vio, sini jangan jauh-jauh. Kau mudah tersesat" kata Kevin sambil menarik lengan ku.

"Eh iya hehe" jawab ku sedikit gugup.

Aku terus menyisir setiap sudut dari tempat ini. Seperti ada sesuatu yang ku cari. Aku mencari-cari sosok Victor. Kenapa aku berharap dia ada disini?

"Hai Vio" sapa seseorang. Aku menoleh ke belakang dan menemukan Victor tersenyum pada ku.

"Victor...." Teriak ku sambil berlari ke arahnya, hendak memberinya pelukan hangat. Tapi dia langsung menyilangkan tangannya di dada.

"Aku bukan Kevin. Kalau mau meluk, meluk Kevin aja tuh sana" kata Victor.

"Ih nyebelin! Ya udah. Dasar pelit" aku langsung menggandeng tangan Kevin.

Akhirnya kami pergi berempat. Senang sekali rasanya bisa pergi dengan Victor. Makan dengan nya, asik-asikan bersamanya. Aku jadi mengenang masa-masa SMA kami.

Aku masih terus menggandeng tangan Kevin seperti biasanya. Kami masuk ke photobox untuk berfoto bersama. Kami menggunakan properti-properti yang sangat lucu.

Karena lelah akhirnya kami makan bersama di sebuah restoran. Dan seperti biasa, toping jamur milik Victor dan Kevin menjadi milik ku.
"Ah udah lama ya gak main bareng gini" kata ku.

"Iya, gara-gara Vic tuh yang ngilang gitu aja" tambah Cesil.

"Oh ya, ngomong-ngomong selama ini kamu kemana sih Vic?" Tanya ku.

Dia melihat kearah ku dan tersenyum. "Cuma ngekos di kota lain kok" jawab nya.

"Ngapain? Kan ada rumah?"

"Aku menemani paman ku. Dia menyekolahkan ku. Ada sedikit masalah keuangan di keluarga ku"

"Oh gitu. Terus kamu di sana sekolah dimana?"

"SMA Ken Lordio"

"Eh itu kan sekolah mahal??? Dan terkenal muridnya pinter-pinter. Emangnya kamu cuma satu semester aja bisa ngejar materi sana?"

"Ya agak susah payah sih. Tapi tetap bisa kok. Walau aku hanya peringkat tiga paralel"

"Dari berapa murid?"

"Lima ratusan"

Aku langsung tersedak minuman yang sedang ku minum. Kenapa teman ku jadi secerdas ini?

"Gila!! Lalu kau masuk Universitas ini?"

"Iya"

Aku langsung terdiam. Aku terlalu takjub dengan apa yang ku dengar. Dia Victor yang suka tidur di kelas dan malas belajar. Kenapa bisa sehebat itu? Padahal dia meninggalkan sekolah ku pada saat selesai kelas tiga semester satu. Dia bisa mengikuti sistem sekolah hebat dalam kurun waktu tak genap enam bulan. Aku tak salah jatuh cinta pada Victor.

"Kau tak punya pacar di sana?" Tanya Kevin tiba-tiba.

"Tidak" jawab Victor langsung. "Aku tak tertarik"

Saat mendengar jawaban nya aku langsung terdiam. Rasanya ada jarum yang menusuk hati ku. Mendengarnya tidak tertarik dengan pacaran membuat ku sedikit kecewa. Mungkin sangat kecewa. Ah, berarti tak ada kesempatan untuk ku.

"Main lagi yuk. Ada wahana baru" kata Cesil.

"Ah benar! Ada wahana baru. Ada tiga lorong kereta. Lorong pertama adalah gua hantu, lorong ke dua adalah gua cinta, dan yang terakhir gua air" jelas Kevin.

"Bukan kah wahana itu memberikan tiket dengan cara undian?" Tanya Victor.

"Ya benar sekali. Jadi kita tidak tau akan masuk ke gua yang mana. Bukan kah seru? Yuk kesana" kata Kevin dengan semangat.

Akhirnya kami kesana dan ikut mengantri. Tiba-tiba sang penjaga berteriak, "empat kursi terakhir!"

Cesil berlari menembus kerumunan dan menunjukkan kartu pengenalnya. Penjaga tersebut langsung berteriak lagi, "empat kursi sudah terisi oleh nona Cesil anak pemilik taman hiburan ini dan teman-teman nya. Silahkan mengantri lagi"

Eh? Ini milik keluarga Cesil? Kenapa aku tak tau?
"Hei, kok gak pernah cerita kalau ini milik mu?" Tanya ku.

"Ayah ku baru saja membelinya beberapa hari yang lalu" jawabnya.

"Wow! Ayah ku tak tertarik dengan bisnis taman hiburan sih"

"Ayah mu menanamkan sahamnya di sini kok"

"Benarkahhhh???"

"Iya, ya udah kita undi tiket nya" kata Cesil sambil memutar tuas alat pengundi itu.

Dan hasil yang di peroleh adalah..........

Kenapa harus aku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang