Broken

112 6 0
                                    

"Aku sangat merindukan mu Vio" kata Victor.

Aku melihat kearah nya. "Aku juga. Bahkan sangat. Kenapa kau pergi begitu saja?" tanya ku.

"Banyak hal yang tak bisa ku ceritakan"

-------------
Sepulang dari cafe, aku langsung menghempaskan tubuh ku di ranjang. Sangat senang dan lelah. Aku sudah punya nomer ponsel Victor sekarang. Mungkin aku terlihat bodoh karena menghilangkan kebencian ku begitu saja. Ya, ini lah cinta. Sebuah batu bisa menjadi permata saat kau jatuh cinta.

*pagi hari, perpustakaan*

Cesil menghampiri Kevin yang sejak kemarin diam lesu. Bahkan fans-fans nya diabaikan begitu saja.

"Kau sangat sedih dengan kegagalan mu?" tanya Cesil sambil mengambil beberapa buku.

"Ini gagal sebelum di coba. Aku membatalkan semua kejutan di cafe kemarin. Kenapa tiba-tiba Victor muncul begitu saja? Dan ternyata dia satu kampus dengan kita selama ini. Sebenarnya aku senang dia kembali, tapi aku juga tak suka dia kembali" jawab Kevin.

"Ku dengar dia masuk fakultas industri. Fakultas yang bersebrangan dengan fakultas milik Vio yaitu FIB. Aku heran kenapa mereka tak pernah bertemu"

"Fakultas Ilmu Bahasa tidak akan pernah bergabung dengan Fakultas Teknologi Industri. Jadi wajar saja mereka tak pernah bertemu"

"Lalu apa yang akan kau lakukan?" tanya Cesil.

"Melakukannya seperti biasa. Tanpa ada yang harus ku rubah"

*FIB*
Naik ke kampus dengan angkutan umum adalah hal yang cukup asing untuk ku. Terakhir kali aku nain angkutan umum adalah kelas satu SMA. Biasanya aku di jemput Kevin atau berangkat dengan orang tua ku.
Tapi kali ini, Kevin bilang kalau ada jadwal pagi ini. Cukup mengesalkan.

Sesampainya di depan kampus aku menarik nafas panjang dan tersenyum. Melihat sekeliling ku dan berjalan menuju gedung FIB.

"Cewek jelek jalan kaki!!" teriak beberapa perempuan dari belakang ku. Aku yakin itu suara fans-fans gila Kevin. "Cih! Pasti ramuan peletnya udah abis ya buat ngerayu Kevin yang ganteng"

Vio kau harus sabar, kata ku dalam hati. Aku terus berjalan tanpa menghiraukan sedikit pun perkataan mereka.

Sesampainya di depan gedung, ponsel ku berbunyi. "Halo?" tanya ku saat mengangkat telpon tersebut.

"Capek jalan kaki?" tanya orang itu.

"Siapa?" tanya ku.

"Aku Vic"

"Vic? Victor?"

"Iya, lihat lah penampilan mu yang berantakan itu"

Aku langsung melihat ke sekelilingku. Tak ada Victor disana. Dari mana dia melihat ku?

"Sibuk mencari ku?" tanyanya.

"Dimana kau?"

"Lantai dua, gedung TI" jawabnya.

Aku langsung melihat ke arah gedung TI. Ternyata benar. Dia memperhatikan ku dari beranda lantai dua.

"Kau selalu di sana selama ini?" tanya ku.

"Ya begitulah. Ada kalanya kau harus melihat keatas"

"Kau sungguh menyebalkan! Turun kau!"

"Tidak akan. Ada pak Eka di bawah. Dan sepertinya dia akan menemui mu"

Aku langsung menoleh ke belakang dan melihat  pak Eka sedang meneriaki nama ku.

"Vio! Kau belum mengumpulkan tugas mu!" Teriak pak Eka.

"Tugas apa pak?" Tanya ku kebingungan.

"Kau inu! Sana tanya teman mu. Besok sudah ada di meja bapak, apa pun yang terjadi"

Aku langsung menuju kelas ku dan bertanya apa tugas dari pak Eka. Ternyata tugasnya adalah mencari sastra kuno dan menganalisis nya.

Aku langsung menuju perpustakaan dan berpapasan dengan Cesil. "Tugas?" Tanya Cesil.

"Ya begitulah. Kau mau membantu ku?"

"Boleh, tapi nanti ya. Sore jam 4 aku akan kesana" jawab Cesil.

"Ok bye"

Aku masuk ke perpustakaan dan berhasil menemukan buku yang ku butuhkan. Hari ini perpustakaan cukup ramai. Banyak orang di sana. Mencari kursi kosong adalah hal yang menyebalkan. Kau harus memutari perpustakaan yang besar ini.

"Vio.." Kata seseorang di balik rak buku. Ternyata dia Victor. Lucky!

"Kenapa kau disini?" Tanya ku.

"Mencari ketenangan. Tapi tak ada kursi kosong. Makanya aku disini. Kemarilah" ajak Victor.

Aku memutari rak buku dan melihat Victor berdiri sambil membawa satu kantong plastik penuh makanan.

"Tak boleh membawa makanan kemari tuan" kata ku sambil memukulnya dengan buku yang cukup tebal.

"Main pukul-pukul aja! Dasar jelek!" Kata Victor sambil mencubit hidung ku. "Makan di perpustakaan itu tak apa asal tak ketahuan. Lagian kantin terlalu penuh"

"Ihh Victor! Sakit tau. Ya udah deh mendingan kamu bantuin aku ngerjain tugas"

"Tugas apa?"

"Sastra. Aku tak yakin ini bisa selesai dalam waktu semalam"

"Ah sastra. Kau tau kan kalau aku benci sastra"

"Entah, aku tak tau. Setau ku kau ahlinya sastra hehe"

"Baiklah terimakasih ejekannya. Kenapa tak minta tolong Kevin?"

"Dia sibuk dari tadi pagi. Makanya aku naik angkutan umum"

"Lalu besok?"

"Entahlah. Mungkin saja dia masih masuk pagi"

"Mau berangkat bersama ku?" Tanya Victor.

Aku terdiam dan menatap matanya. Wow! Hati ku sedang meloncat-loncat sekarang. Berangkat ke kampus dengan Victor? Oh My God!!

"Emangnya udah punya motor? Saat SMA kau kan paling susah mengantar ku kemana-mana karena kau tak punya motor" kata ku. Astaga Vio! Apa yang kau katakan?

"Aku sudah berbeda Vio. Nanti sepulang sekolah ku tunggu di depan kelas mu. Akan ku buktikan aku sudah bisa mengantar mu sekarang"

"Benarkah? Sepertinya kau mulai sombong ya" ejek ku. Dia langsung memasukkan coklat kedalam mulut ku. Enak.

Kami duduk di ujung perpustakan di sela-sela rak buku. Kami makan makanan yang di bawa oleh Victor.

"Enak ya makan di perpustakaan?!!" Bentak seseorang dari belakang kami.

Aku dan Victor langsung membelalakan mata.

Sial! Ketahuan!!

---------

Coment + vote ya.
Lagi butuh penyemangat nih.

Bye bye...

Kenapa harus aku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang