My Vic 3

59 1 0
                                    

Vic POV

Vio masih tertidur dengan pulas di kamar. Aku ingin menberinya kejutan. Sepertinya dia akan lapar setelah tidur. Ah aku hanya bisa memasak beberapa menu. Jamur goreng, sup jamur, dan sate jamur sepertinya cukup. Oh, mungkin dengan segelas susu akan lebih enak.

Aku mengambil satu botol susu dan mencoba membukanya. Sial, kenapa susah sekali.

Tiba-tiba ada yang memeluk ku dari belakang. Tutup botolnya bisa terbuka dan tanpa ku sengaja jadi tersiram ke belakang karena aku terlalu terkejut.

"Victorrr!!!" Teriak Vio. Iya, ini suara teriakan Vio.

Aku berbalik dan semakin terkejut karena melihat Vio yang basah kuyup karena susu itu.

"Ah Vio, maaf" kataku sambil mencari tisu.

"Kenapa menyiram P-A-C-A-R M-U sendiri sendiri sih? Lengket nih"

"Astaga, maaf. Sana mandi, keburu di gigit semut" kata ku sambil mendorong nya ke kamar mandi.

Aku langsung mencari handuk dan baju yang kira-kira bisa dia pakai. Ah tapi kalau cuma baju apakah cukup? Sepertinya basah sampai ke dalam. Astaga, otak ku mulai memikirkan hal gila.

"Victor, handuk dong!" Teriak nya.

Aku langsung datang dan memberikan handuk, kemeja dan celana jeans ku semasa SMA.

"Victor, kau tak punya dalaman wanita?" Teriak nya lagi.

Wajah ku langsung memerah. "Kau ini bodoh ya? Mana aku punya!"

"Terus aku gimana? Masak gak pakai daleman? Lagian baju mu kedodoran Victor. Aku tak mungkin pulang begini kan?"

Lagi-lagi dia mengatakan hal bodoh. Aku langsung memikirkan lah jorok sekarang. "Ah, lalu aku harus bagaimana? Pakai saja apa yang ada!"

"Ya udah!" Bentak Vio.

Dia membuka pintu kamar mandi dan menggunakan kemeja putih yang kedodoran. Tanpa bra dan celana dalam! Aku menundukkan kepala ku dan tak menatap nya sedikit pun. Aku tak mau nafsu ku melonjak-lonjak.

"Hei, kau yakin aku harus berbusana seperti ini?" Tanyanya pada ku.

Aku sangat terkejut. Lagi-lagi dia membuat ku melihat tubuhnya.

"Sial! Ternyata memang tak mungkin" kata ku sambil masuk ke kamarnya. Ahhhh aku tak tahan dengan apa yang dia kenakan.

Aku masuk ke kamar dan mengambil kunci motor.

"Tulis ukuran baju dalam mu di kertas ini. Aku berjanji tak melihatnya. Tunggu sebentar. Aku cari kan untukmu. Pakai selimut itu" kata ku.

Dengan malu-malu dia menuliskan sesuatu di kertas itu dan memberikan nya pada ku. Aku keluar dan pergi ke swalayan terdekat.
-----------
Vio POV

"Tulis ukuran baju dalam mu di kertas ini. Aku berjanji tak melihatnya. Tunggu sebentar. Aku cari kan untukmu. Pakai selimut itu" kata Victor.

Aku menulisnya dengan sangat malu. Akhirnya aku berikan selembar kertas berisi informasi penting itu kepadanya. Dia langsung keluar begitu saja.

Ahh, apakah aku sangat memalukan sampai dia tak mau melihat ku? Bahkan dia menyuruh ku menggunakan selimut. Ini sungguh menyebalkan.

Ponsel ku berbunyi. Ternyata Cesil yang menelpon.

"Halo? Ada apa nona Cesillia?" Tanya ku.

"Hei, kamu lagi ngapain sama si Vic?"

"Eh? Hehehe gak ngapa-ngapain kok"

"Yang bener? Kamu di mana sekarang?"

"Di apartemennya. Kenapa sih?"

"Hei kau tak jadi gadis penghibur kan sekarang?"

"Ihh apaan sih?! Enggak lah. Emangnya salah kalau bermesraan dengan pacar sendiri?"

"Pacar?"

"Eh aku belum cerita ya? Aku udah jadian sama Victor. Seneng banget deh"

"Yang benar? Selamaaattt!!!" Teriak Cesil. Aku sampai harus menjauhkan ponsel ku dari telinga. "Wah ditunggu traktiran nya loh"

"Ih sana minta sama Victor. Udah yaa nanti aku telpon lagi" kata ku sambil menutup telpon.

Aku berjalan ke dapur dan menemukan makanan kesukaan ku. Semua serba jamur. Aku langsung mencari piring dan mangkuk untuk menyajikan makanan ini di meja. Ah, aku sampai ngiler melihat itu semua.

Dua puluh menit berlalu dan Victor tak kunjung datang. Aku sudah keroncongan. Ku ambil ponsel ku dan menelponnya.

"Halo? Gimana Vio?" Tanyanya.

"Lama amat. Laper nih" bentak ku.

"Laper? Ya udah makan duluan aja. Ini masih di kasir"

"Ih, aku tunggu aja deh. Lagian lama amat kenapa sih?"

"Nyarinya susah. Mbak-mbak penjaga nya kebingungan cari ukuran mu. Kenapa bra mu bisa sebesar itu sih. Saat SMA juga enggak segitukok!"

Wajah ku langsung memerah. "Victorr!!! Gak sopan! Namanya aja cewek! Wajar lah kalau masih bisa gede!! Udah cepet pulang! Nyebelinnnn!!!!" Bentak ku.

Aaaa, ku pikir semua orang suka dengan perempuan berdada besar. Kenapa justru dia marah-marah sih?! Menyebalkan. Astaga aku malu sekali.

Setelah sepuluh menit, Victor sampai di rumah. Dia memberikan ku baju dress berwarna merah. Dan yang paling mengejutkan adalah dia memberiku dalaman hitam.

"Kok hitam?" Tanya ku.

"Mana ku tau. Yang nyari kan mbak nya"

"Ya udah deh. Bentar aku ganti dulu" kata ku.

Setelah berganti pakaian, aku makan berdua dengannya. Ah rasanya seperti sudah menjadi sepasang suami istri hehehe.

"Habis ini mau ngampus gak?" Tanya Victor.

"Udah kelar lah kelasnya" jawab ku.

"Ya udah, langsung pulang nih?"

"Hmm ya gak apa-apa sih"

"Baik lah"

--------------

Kenapa harus aku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang