My Vic 2

76 3 0
                                    

Perhatian! Habis ini mungkin agak sedikit berlebihan ekspresi kecemburuan Victor dan kemesumannya. Tapi jangan benci Victor ya hehehe..

------------

Dengan terpaksa aku berdiri dan mengikutinya dari belakang.
"Semua pembicaraan kita barusan tak ada satu pun yang terselesaikan" kata ku sambil menarik lengan nya.

Dia tak berkutik sedikit pun. Dia hanya terdiam di depan pintu.

"Apakah salah jika aku ingin tau semua yang kau lakukan selama ini? Apakah salah jika aku terlalu senang karena kau ternyata juga menyukai ku? Apakah aku salah jika, jika, jika aku menyalahkan mu yang pergi begitu saja?"

Victor membalik tubuhnya tanpa melihat ke wajah ku. "Aku terlalu cemburu dengan Kevin. Kau terlalu dekat dengan nya. Apa-apa dengan nya. Bahkan kau sudah hapal dengan aroma tubuhnya. Aku selalu menerka yang tidak-tidak jika berpikir apa yang kalian berdua lakukan selama aku tak ada. Apa lagi tadi kau bilang dia sudah sering menyerang mu. Apa maksudnya? Aku bisa gila memikirkan itu semua" kata Victor panjang lebar.

Tapi entah kenapa aku justru tersenyum. "Hehehehe.." Kata ku.

Dia melihat wajah ku dengan aneh. "Kenapa ketawa?" Tanyanya.

"Akhirnya kau memperlihatkan kecemburuan mu"

"Ahh, diam lah. Hei, mana saja yang sudah pernah dia sentuh?"

"Dia siapa?"

"Kevin lah"

"Hmmm sepertinya semua. Aku sering berpelukan dengan nya sih. Eits jangan marah. Kau sudah tau itu sejak dulu ya"

"Ah iya iya! Selain peluk?"

"Emmm, cium"

"Cium apa?"

"Pipi, kening, mata, hidung, tangan dan...."

"Dan apaa??!"

"Bibir" jawab ku.

Victor langsung mencubit pipi ku dan mendorong ku ke dinding. Dia mencium pipi, kening, dan bibir ku. "Victor....." Kata ku sambil mencoba mendorongnya.

"Apakah kau melawan seperti ini saat bersama Kevin?" Tanyanya tanpa melepas pelukannya.

"Tidak. Eh maksud ku iya"

"Kau berbohong?"

"Tidaakk. Iya aku berontak saat Kevin memperlakukan ku seperti ini"

"Benarkan?"

"Iyaa!"

"Ya udah sekarang coba aja lawan aku"

"Victor, kau nakal sekali"

Tanpa ku sadari Victor telah membawa ku ke tempat tidurnya. Astaga apa yang akan dia lakukan. Dia terlalu hanyut dalam nafsunya. Kevin tak pernah sampai seperti ini.

Aku mencubit pipinya. "Victor, kau tak berencana memperkosa ku kan?" Tanya ku.

Dia terkejut dan berdiri. "Astaga, maaf Vio. Aku lepas kendali"

"Hahaha dasar. Hei, aku sudah bolos kampus nih"

"Gak apa-apa. Gak usah ngampus"

"Ya udah deh. Sini peluk!" Kata ku sambil menarik tubuh Victor.

Sialnya, tiba-tiba ponsel ku berbunyi. Ada telpon dari Cesil.

Victor mengambilnya dari saku ku dan mengangkatnya.
"Halo Cesil ada apa?" Tanya Victor.

"Eh kok kamu yang jawab sih Vic. Vio mana?"

"Vio sedang memuaskan nafsu ku. Jadi jangan ganggu kami ya" kata Victor sambil menutup telponnya.

"Hei tuan Victor. Apa maksud mu memuaskan nafsu? Kau hanya memeluk dan mencium ku dari tadi" Tanya ku sambil memukul punggungnya.

"Kau ingin lebih nona? Ku rasa kau belum siap menjadi ibu dari anak-anak ku. Nilai ujian mu terlalu rendah Vio" Godanya.

"Ihhh Victor jahat. Awas kamu yaa!!" Teriak ku sambil memukulinya dengan bantal.

Kami saling pukul sampai membuat isi bantal berterbangan. Aku sangat gembira saat itu sampai-sampai melupakan tentang perkataan mama.

Karena kelelahan bercanda tawa, tanpa sadar aku tertidur di kamar nya. Masih samar terasa belaian tangan nya.

*dua jam kemudian*
Aku membuka mata ku perlahan. Eh aku ternyata benar-benar tertidur selama dua jam. Aku langsung mengecek pakaian ku dan ternyata masih rapi. Ah ternyata Victor masih bisa berpikir jernih.

Aku duduk di tepi ranjang sekedar untuk menguap dan mengumpulkan semangat. Tercium aroma makanan yang sangat enak. Aku berdiri dan keluar dari kamar.

Victor berdiri di dapur. Sepertinya dia sedang membuat sesuatu. Aku berjalan perlahan dan langsung memeluknya dari belakang.

Siapa sangka dia terkejut dan melempar susu yang dia pegang ke arah ku. Aku basah kuyup penuh susu sekarang.

"Victorrr!!!" Terik ku.

Dia membalik tubuhnya dan semakin terkejut karena ternyata yang dia siram adalah aku.

"Ah Vio, maaf" katanya sambil mencari tisu.

"Kenapa menyiram P-A-C-A-R M-U sendiri sendiri sih? Lengket nih"

"Astaga, maaf. Sana mandi, keburu di gigit semut" kata Victor sambil mendorong ku ke kamar mandi.

Tanpa pikir panjang aku langsung melepas semua baju ku dan mandi. Setelah selesai aku baru sadar hal vatal yang ku lakukan. Aku harus pakai apa?!!

"Victor, handuk dong!" Teriak ku.

Dia langsung datang dan memberikan handuk. Dia juga memberikan kemeja dan celana jeans nya.

"Victor, kau tak punya dalaman wanita?" Tanya ku.

"Kau ini bodoh ya? Mana aku punya!"

"Terus aku gimana? Masak gak pakai daleman? Lagian baju mu kedodoran Victor. Aku tak mungkin pulang begini kan?"

"Ah, lalu aku harus bagaimana? Pakai saja apa yang ada!"

"Ya udah!" Bentak ku.

Aku langsung keluar dari kamar mandi dengan pakaian seadanya. Tanpa daleman dan dengan baju yang kedodoran. Sepertinya sedikit menerawang.

"Hei, kau yakin aku harus berbusana seperti ini?" Tanya ku pada Victor.

Dia terlihat terkejut. Wajah nya langsung memerah.

"Sial! Ternyata memang tak mungkin" kata Victor sambil masuk ke kamarnya.

Eh? Aku di tinggalkan begitu saja? Eh ada apa? Apa penampilan ku seaneh itu? Eh? Hei?!!
---------
Hohoho maaf ya kalau sedikit mesum ceritanya. Jadi coment ya kalau ada masuka.

Jangan lupa Vote OK OK :D

Kenapa harus aku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang