"Sakit"

245 8 0
                                        

"Riki ! Ayo makan. Makan malam sudah siap !" seru Bunda Rama di lantai bawah.

Riki mendongak kaget sangking seriusnya membaca. Riki langsung memasangkan sticky note di atas lembaran buku yang terbuka lalu menutup bukunya.

Riki bergegas turun ke bawah dan langsung mendapati Bunda Rama sedang menata piring makan dibantu pengurus rumah. Riki mencari sosok Bintang tapi hasilnya nihil. Dia tidak ada.

"Ayo Rik, malam ini kita makan kare. Ayah katanya pulang malam sekali jadi tidak bisa ikut makan malem bareng" ucap Bunda Rama lembut.

Riki langsung memilih tempat duduk dan menunggu Bunda Rama duduk. Riki menatap Bunda Rama.

Seolah mengerti maksud tatapan putra sulungnya itu Bunda Rama tersenyum kecil "Bintang sudah makan tadi sepulang sekolah. Nah, ayo kita makan"

Riki mengangguk kecil lalu mengambil sendok dan mulai menyantap nasi kare-nya.

"Ngomong-ngomong gimana kuliahmu hari ini Rik ?" tanya Bunda Rama membuka topik pembicaraan

Riki mengunyah pelan makanan di dalam mulutnya lalu menelannya "Biasa kok Bun. Hari ini dosen yang biasa sakit jadi digantikan dosen pengganti. Dosen penggantinya masih agak canggung, sepertinya dosen baru"

Bunda Rama berdehem pelan sambil manggut-manggut paham "Apa ada sesuatu yang baru di sana ?" tanya Bunda Rama lagi.

Riki tersenyum simpul mendengar pertanyaan Bunda Rama. Riki ingin bilang „ada cewe‟ yang baru Riki kenal namanya Tara‟ tapi rasanya tidak baik menggosipkan orang sampe‟ malam begitu, Riki juga tidak sampai hati berdusta pada Ibunya .

"Riki berkenalan dengan pemilik kios mie ayam. Bli Wayan namanya" jawab Riki akhirnya.

Bunda Rama tersenyum sambil menganggukkan kepala lalu melanjutkan makan dengan tenang. Riki pun bergegas menghabiskan makan malamnya lalu mencuci piringnya kemudian pamit mau belajar di kamar.

...

Aku tiba di rumah sekitar jam 11 malam. Aku merapatkan jaket kulitku setelah memarkir motor di bagasi. Dingin sekali. Aku buru-buru masuk ke dalam rumah lalu mengendap-endap ke kamarku.

"Lho, neng Tara baru pulang ?" sapa Bik Mah

Tara menempelkan jari telunjuk di bibir dan menatap galak Bik Mah. "Papa di rumah ?" tanya Tara.

"Iya neng. Tadi jam 10. Sekarang sedang istirahat di kamar"

"Bagus, awas kalo‟ sampai lapor papa. Diam aja, jangan berisik" suruhku galak lalu bergegas naik ke lantai 2 dan mengurung diri di kamar.

Aku melempar tas laptopku ke atas ranjang lalu mematut diri di depan cermin. Aku mengendus bauku sendiri lalu mendesah. "Sebaiknya aku mandi" gumamku lalu melepas jaket kulitku dan membuka almariku.

Aku memilih T-shirt lengan panjang dan training karena malam ini lumayan dingin. Aku mengecilkan AC kamarku lalu beranjak menuju kamar mandi kamarku.

Selesai mandi aku langsung keluar kamar mandi sambil mengusap-usap rambutku yang basah dan bergegas menuju steker lampu. Aku menekannya begitu kutemukan dan seketika itu juga kamarku jadi terang benderang. Aku menghembuskan nafas lega lalu duduk di atas ranjangku. Handphoneku yang kuletakkan di atas ranjang tiba-tiba bergetar dan aku langsung membaca sms masuk itu.

- Lain kali gue gak akan kalah ! -Albert-

Aku tersenyum meledek lalu menutup handphoneku. Aku mengusap-usap rambutku dengan handuk lalu beranjak menuju meja riasku, mengambil hairdryer dan mengeringkan rambutku. Suara berisiknya langsung memenuhi ruang kamarku.

Soundless VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang