"Cheese Cake"

140 8 0
                                    

"Ceileeh... neng Tara udah punya gebetan rupanya. Sabtu besok katanya mau nge-date niih ?!" goda Albert dengan suara keras membuat Tara spontan menutup mulut Albert

"Apaan sih ?! Gebetan juga bukan ! Denger, Riki cuma temen ! t-e-m-e-n, temen !. Dia cuma ngajak aku dateng ke rumahnya sabtu besok soalnya nyokap sama adeknya mau ngucapin terima kasih langsung ke aku ! jelas ?!" jelasku ngotot dalam satu tarikan nafas membuatku terengah-engah usai menyelesaikan kalimatku.

"Aduh... seneng banget nih yang mau family meeting sama si calon" goda Albert lagi membuahkan satu jitakan keras di kepala Albert. Albert meringis sambil mengusap-usap kepalanya yang sakit.

"Hei, ini kepala. Kalo gue tambah bego lo bisa apa ?"

"Tenang aja, kepala lo tuh udah ancur dari sononya, 4-5 pukulan juga gabakal ngaruh sama ke-bego-an lo !" balasku sengit lalu meminum cola pesananku.

Untunglah bengkel sedang ramai jadi tidak ada yang memperhatikan satu keributanku dan Albert di tengah berpuluh-puluh keributan bengkel.

"Hei" panggil Albert tiba-tiba

"Apa ?!" balasku masih kesal dengan godaan Albert

Melihatku sekesal itu dengan godaannya membuat Albert mengurungkan niat bicaranya.

"Nggak. Nggak ada apa-apa"

Aku menatap aneh Albert tapi rasa aneh itu urung kupikirkan melihat gelas cola di tanganku sudah kosong.

"Yaudah, gue pulang dulu"

"Eh, gue anterin !"

"Gak, gausah. Ngojek juga bisa kok. Nikmatin aja waktu lo di bengkel lagipula gue mo mampir ke suatu tempat"

"Gapapa, gue anter ke sana juga"

"Dibilangin gausah kok ya ! Gue mau beli keperluan cewek. Mau ikut ? dipelototin mbak-mbak penjaga toko ?" balasku sambil mengerling jail

Mendengar itu Albert urung mengantarkanku dan melepaskanku berjalan keluar bengkel seorang diri. Aku tidak sadar Albert melihatku sampai aku menghilang dilahap keramaian pengunjung bengkel.

"Lo belum tau apa-apa soal Riki, Tar..." desisnya.

Aku memang tidak berbohong pada Albert. Aku benar-benar ke tempat keperluan cewe dan jujur itu membuatku agak risih. Seumur-umur keperluan cewe yang kubutuhkan selalu bisa kubeli di supermarket dekat rumah tapi sekarang aku berdiri di dalam mall tepat di depan sebuah toko baju khusus cewe.

Aku menatap cerminan diriku yang terpantul di kaca etalase dari atas sampai bawah. Pakaian yang kupakai hari ini berkesan sangat feminim. Awalnya aku hanya ingin ganti suasana tapi siapa sangka Riki akan berkomentar seperti itu pagi ini. 'Jadi tipe Riki yang begini ya' pikirku dalam hati.

"Selamat datang" ucap mbak-mbak penjaga toko

Aku langsung melangkah masuk mendekati deretan yang memamerkan berbagai jenis dan model rok. Rok yang kumiliki hanya rok putih ini karena rok-roknya yang lain sudah kekecilan. Maklum terakhir kali aku terlihat berjalan-jalan dengan memakai rok adalah waktu SMA dulu.

Aku serius memperhatikan tiap model rok yang ada. Rok jeans ? udah punya.

Rok kain sepan? Terlalu formal ! Emang mo lamar kerja ?.

Rok mini ? Duh, risih banget. Buatku minimal pas lutut.

Tanganku berhenti menggeser-geser hanger dan tatapanku tertuju pada sebuah manekin yang memakai long dress selutut berwarna putih dipajang di dekat etalase. Bentuknya manis dengan jahitan yang membentuk lenkuk pinggang dan tali bahu yang panjang memperlihatnya separuh dada. Makannya kau harus memakai dalaman kaus di dalamnya. Kalau diperhatikan lagi long dress putih itu memiliki motif tartan dengan garisnya yang berwarna perak.

Soundless VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang