7

1.5K 108 0
                                    

Sesaat setelah Joo Hyeok meninggalkan ruangan itu, ia terus menerus berpikir, sebenarnya apa yang ia pikirkan? Mengapa ia memikirkannya dari tadi? Kalau diperhatikan semangatnya sangat mirip dengan Ae Rin. Ia mengenang masa di mana ia dan Ae Rin bersama.

Setelah dipikir-pikir lagi, wajahnya juga mirip dengan Ae Rin. Tidak mungkin kan Joo Hyeok menyukainya sama seperti ia menyukai Ae Rin dulu. Ia pasti hanya mengasihaninya.

***

Setelah menyelesaikan semua tugas-tugasnnya, Cherry langsung bergegas keluar dari ruang tata rias dan melihat Won Geun menunggu di depan ruang rias dengan mobilnya yang mirip seperti milik Sehun. Oh iya, sudah lama Cherry tidak melihat Sehun. Mengapa ia tidak kelihatan beberapa hari ini? Cherry menghampiri Won Geun yang sepertinya sudah lama menunggu. "Kau menunggu siapa?"

"Aku menunggumu... sudah selesai?" Tanya Won Geun tersenyum.

"Sudah.."

Mereka pun kembali ke rumah. Hari demi hari mereka jalani dengan kegiatan yang sama. Joo Hyeok, Bora, dan Sehun tetap syuting di lokasi yang sama. Cherry tetap bekerja di lokasi syuting. Won Geun, Ji Soo dan kawan-kawannya tetap bersekolah. Ae Rin masih sibuk dengan pekerjaan barunya di Korea yaitu mendesain baju untuk para artis dan tentu saja ia lulusan fashion design di London. 

***

Satu setengah bulan telah berlalu.

"Kau sudah mau berangkat?" Tanya Won Geun di meja makan sambil menyantap makanannya. Ia melihat Cherry yang sedang bergegas untu menuju lokasi syuting.

"Iya, aku berangkat dulu ya. Aku sudah telat." Cherry sesekali menatap Won Geun.

"Perlu kuantar?" Tawar Won Geun.

"Tidak usah. Aku pergi sendiri saja. Aku pergi." Cherry berlari menaiki satu per satu tangga.

"Nanti kujemput seperti biasa ya." Teriak Won Geun sambil tersenyum menatap kepergian Cherry. Ia merasa sudah seperti pasangan suami istri. Ia sudah mulai menyukai Cherry dan ia tidak menyadarinya sama sekali. 

"Iya." Teriak Cherry dan dirinya pun hilang di balik pintu. Suaranya pun juga sudah tidak terdengar lagi. 

Won Geun melanjutkan sarapannya. Ia mengunyah sambil melihat sekelilingnya. Won Geun melihat sekantong plastik yang berisi pakaian. "Bukankah itu punya Cherry?"

Semenjak insiden pencurian tas Cherry dan barang-barangnya sudah tidak tahu kemana, ia masih belum membeli ponsel. Baju-bajunya pun dibelikan oleh Won Geun. Setelah ia mengambil gaji pertamanya, barang yang ia beli pertama adalah baju. Ia sama sekali tidak membayar uang sewa rumah karena Won Geun sendirilah yang menolaknya. Ia bilang tidak perlu, rumah itu juga milik Won Geun sendiri. 

Won geun tidak tahu harus berbuat apa. Ia meninggalkan sarapan paginya dan membawa kantung plastik itu keluar rumah. Beruntung Cherry masih belum terlalu jauh.

Won Geun berhenti tepat di hadapan Cherry dan Cherry hanya mebalasnya dengan wajah terkejutmya. "Barangmu ketinggalan." Kata Won Geun dengan napas sesak karena berlari.

"Oh iya, untung kau melihatnya dan membawanya untukku. Kalau tidak, aku harus kembali lagi dan membawanya dan harus siap dimarahi karena begitu cerobih."

"Tidak bisakah kau membeli ponsel?" Won Geun terlihat khawatir dengan senyuman yang Cherry berikan.

"Ini belum akhir bulan dan aku belum mendapatkan gajiku. Lagipula gajiku tidak besar. Ponsel sekarang sangatlah mahal. Mungkin aku akan membelinya setelah aku mendapatkan banyak uang." 

Won Geun menghela napas. Entah karena habis berlari atau karena mendengar perkataan Cherry. "Di zaman sekarang, hal yang paling pernting itu adalah ponsel. Tanpa ponsel kau akan sulit untuk melakukan pekerjaanmu karena ponsel sangatlah penting."

Love in SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang