Keesokan harinya, Hari di mana dilaksanakannya syuting Too Brave For School telah tiba. Syuting yang selalu berpindah dari sekolah ke sekolah dengan banyak bintang tamu dan pembawa acara yang selalu mempersembahkan banyak kejutan yang sangat menarik dan bermakna.
Hari ini syuting diadakan di salah satu SMA yang sangat terkenal dan berkualitas di kota Seoul. Sekolah yang sangat elite ini juga disertai dengan fasilitas yang lengkap.
Baru saja memasuki gerbang sekolah sudah terlihat banyak gedung yang tinggi. Gedung sekolah yang sudah seperti pusat perbelanjaan. Orang-orang yang mengunjungi tempat ini pasti akan merasa nyaman. Semua orang tua juga pasti menginginkan anaknya agar bersekolah di sekolah ini. Tapi karena biayanya yang sangat mahal sehingga impian mereka tidak terwujud.
"Kita akan syuting di sini?" Tanya Bora yang termasuk salah satu pembawa acara dalam acara ini. Ia tidak sendirian. Ditemani juga oleh Joo Hyeok dan dua pembawa acara lainnya. Bintang tamu yang akan hadir untuk satu bulan ke depan antara lain Sistar, Exo, dan juga Ikon.
"SMA ku dulu saja tidak sebesar ini." Lanjut Bora. Memang benar, sekolah ini sangatlah besar. Amat sangat besar.
"Hei! Joo Hyeok-ah. Bukankah ini sekolahmu dulu?" Tanya Sehun menepuk pundak Joo Hyeok yang lebih tinggi tujuh sentimeter darinya.
"Hah?! Benarkah?" Bora mengerutkan keningnya tidak percaya.
"Tidak usah diungkit kembali." Jawab Joo Hyeok. Ia bersandar pada kursi penumpang bagian paling belakang sambil memejamkan matanya.
Sesampainya mereka di depan gerbang, semua orang di dalam mobil itu turun dan disambut dengan senyuman oleh kepala sekolah dan beberapa guru yang tidak mengajar. Mobil yang datang tidak hanya satu, ada banyak mobil yang tiba di area sekolah juga.
Beruntung para murid masih belum mengetahui mengenai berita ini yang sudah pasti akan membuat mereka semua berteriak histeris. Mereka sengaja datang pada waktu jam pelajaran sedang berlangsung supaya tidak ada yang melihat mereka dan juga mereka dapat memberikan kejutan untuk seisi sekolah.
Cherry yang juga termasuk salah satu rombongan kru ikut terkejut melihat papan nama yang terpampang jelas dan besar di pintu masuk sekolah dan di sekitarnya. Ia membaca salah satu tulisan yang terletak di atas gedung sekolah. Tulisan itu diyakini sebagai nama sekolah dari tanah tempatnya berpijak saat ini. Mungkin tulisan pertama yang dilihatnya adalah papan nama itu karena tulisan itu adalah yang paling besar dari lainnya.
Walaupun semuanya terlihat bahagia, tetapi tidak bagi Cherry. Dirinya masih memikirnya Mamanya saat ini. Tidak ada yang ia butuh selain Mamanya. Dalam hatinya terdapat banyak pertanyaan. Mama pernah bilang kalau suatu hari aku akan ke Korea dan disekolahkan di sekolah yang paling ternama di Korea. Bila kita sekolah di tempat itu, maka masa depan sudah sedikit bisa digambarkan. Bagaimana tidak? Pelajaran di sekolah itu sangat bagus. Rata-rata orang lulusan sekolah itu biasanya sukses. Adapun artis yang dulunya sekolah di tempat itu. Begitulah kata Mama.
"Ah.. aku tahu kenama Mama sampai membawaku diam-diam ke Korea dan ingin sekali menyekolahkanku di sini. Sekarang aku tahu." Cherry berjalan dengan pikirannya yang larut dalam kerinduannya akan Mamanya.
Cherry berjalan mengikuti rombongan hingga sampai di satu ruangan yang sudah disediakan oleh pihak sekolah. Ruangan itupun tidak kalah indah dengan pemandangan di halaman sekolah tadi. Fasilitasnya sangat lengkap dan juga mewah.
"Aku menyesal aku menolaknya waktu itu. Andai saja aku tidak kehilangan kontak dengannya, mungkin aku sudah di sekolahkan di tempat yang dimaksud Mama. Belajar dengan senang tanpa harus memikirkan biaya hidup dan akan menjadi orang sukses setelah aku lulus nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Seoul
FanfictionSeorang gadis berusia 16 tahun dipaksa Mamanya untuk bersekolah di Korea. karena kemalangan yang menimpanya, ia kehilangan jejak Mamanya sehingga ia harus menumpang di rumah seorang pria yang tinggal seorang diri dirumah yang sangat megah sambil men...