26

799 59 1
                                    

Cherry memperhatikannya dengan sangat detail. Pria di hadapannya ini akhirnya membuka kacamata hitamnya. "Junhoe? Sedang apa kau di sini? Bagaimana bisa kau berpergian di saat seperti ini? Dan dari mana kau tahu rumahku?"

"Memangnya kenapa? Aku bukanlah seorang buronan. Aku mau ke sekolah. Kau juga bukan? Ayo kita pergi bersama."

"Tapi tetap saja. Kau sekarang sedang diincar oleh para wartawan. Bagaimana jika mereka mengenalimu? Jika aku pergi bersamamu dan diketahui oleh wartawan dan seluruh sekolah juga mengetahuinya, bagaimana jadinya aku? Aku sudah dibenci satu sekolah." Tegas Cherry.

"Bawel sekali kau. Tenang saja. Selama kau di sampingku..." Junhoe menghentikan perkataannya sejenak. "Aku akan melindungimu semampuku."

Tanpa banyak bertanya dan tanpa menunggu perkataan Cherry selanjutnya, Junhoe langsung menarik tangan Cherry hingga gadis itu terpaksa mengikuti langkah kaki Junhoe yang cepat.

Mereka berangkat sekolah bersama-sama.

Bagaimana jadinya bila seluruh sekolah mengetahui Cherry bersama dengan pria dan pria itu adalah artis juga. Kemarin bersama Joo Hyeok dan hari ini bersama Junhoe. Besok dengan siapa? Apa yang akan terjadi padanya lagi?

Hidupnya memang dikelilingi oleh banyak pria tampan. Tapi itu bukanlah masalahnya sekarang. Masalahnya adalah, jika seluruh sekolah mengetahui tentang ini, ia akan dicap sebagai gadis yang tidak punya rasa malu. Selalu saja mencari sensasi.

Cherry sudah benar-benar lelah dengan segala perlakuan para penggemarnya itu. Tapi bagaimana sekarang, ia harus mempercayai perkataan Junhoe bahwa ia akan melindunginya selama gadis itu berada di sampingnya atau ia harus melepas genggaman erat tangannya ini? Tapi bagaimana? Genggaman ini sangat sulit dilepaskan. Jalan satu-satunya adalah mengikutinya.

Mereka sudah sampai di sekolah. Banyak pasang mata yang sudah melirik pria dan wanita dengan penyamaran seperti ini. Sepertinya orang-orang sudah mengetahui bahwa yang melakukan penyamaran adalah Junhoe dan gadis tidak tahu malu, Cherry.

Bisikan-bisikan dari orang-orang di sekitarnya semakin banyak dan semakin terdengar di telinga Cherry. Cherry sudah menyiapkan earphone untuk ia pakai di saat seperti ini, persiapannya sudah sangat sempurna. Ia mengeluarkan earphone dari kantong di hoodie-nya. Kabelnya sedikit terlilit, Cherry berjalan sambil membenarkan kabel yang terlilit itu.

Junhoe menatap gerak gerik Cherry yang sedang berjalan bersamanya sedari tadi menuju kelasnya. Dengan cepat Junhoe mengeluarkan earphone yang ia bawa dari dalam tasnya dan memberikan benda itu pada gadis di sampingnya. Earphone dengan warna hitam, serba hitam.

Junhoe kemudian berjalan lebih cepat dan memutuskan untuk memisah karena ia mengerti bagaimana posisi Cherry saat ini. Jika mereka berdua terlihat berjalan bersama, orang-orang akan terus menjelek-jelekkan Cherry. Cherry yang menyadari hal itu berhenti sesaat.

Setelah keduanya tak lagi berada dalam jalur yang sama, tak lupa Junhoe menatap ke belakang lalu tersenyum pada Cherry dengan menggerakan tangannya menyentuh telinganya seperti mengisyaratkan untuk memasang benda yang tadi diberikannya di telinga Cherry kemudian mengepalkan kedua tangannya di depan dada bidangnya seperti memberikan semangat pada Cherry. Betapa beruntungnya gadis itu.

Cherry bersyukur di saat seperti ini masih ada orang yang mau berteman dengannya dan memberikan dukungan padanya.

Setelah Cherry sampai di depan kelasnya, ia menarik napas dalam-dalam lalu dengan segala kekuatannya ia berusaha berjalan tegap supaya tidak terlihat seperti terintimidasi dengan perlakuan seisi sekolah. Ia berusaha tidak menghiraukan apapun yang terjadi di luar sana.

Love in SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang