Suasana sekolah sepi dan tenang tentunya. Entah sudah berapa lama bel masuk berbunyi. Cherry baru menyadari setelah ia melihat jam di tangan kirinya. Ia sudah satu jam lebih ia bersama Joo Hyeok di dalam ruangan besar yang sepertinya akan menjadi tempat kenangannya.
Jam istirahat sudah lama berlalu. Ia tidak mungkin masuk ke dalam kelas di tengah-tengah pelajaran. Daripada mendapat hukuman lebih baik guru di mata pelajaran itu mengira ia tidak masuk sekolah.
Joo Hyeok kembali menyusul Cherry dan menghentikan langkahnya dengan menarik sebelah tangan Cherry hingga mereka berhadapan sekarang. Mereka berada di samping balkon lantai empat. Tepat di sebelah kanan Cherry dan kiri Joo Hyeok terdapat jam dinding yang sangat besar dan indah. Jam itu akan menjadi saksi peresmian hubungan mereka.
"Kenapa kau terus meninggalkanku?" Joo Hyeok mulai serius. Ia menggenggam erat tangan Cherry dan tidak ingin melepasnya.
Cherry masih tidak sanggup menatap wajah Joo Hyeok akibat apa yang baru saja terjadi. Ia terus menunduk dan melihat ke arah lain. Apa yang sudah ia lakukan saat ini? Cherry tidak bisa menjawab Joo Hyeok. Entah apa yang harus Cherry katakan padanya.
"Kenapa kau tidak menjawab?" Joo Hyeok menangkup wajah Cherry hingga Cherry menatapnya sekarang.
"Aku tidak tahu harus menjawab apa." Mata Cherry memerah. Ada rasa aneh yang timbul dalam hatinya. Cherry tidak ingin menolak Joo Hyeok dan juga takut apa yang akan terjadi jika ia menerima cinta Joo Hyeok. Matanya perlahan-lahan dipenuhi air mata dan kemudian jatuh.
"Kau tidak harus menjawab sekarang. Aku hanya ingin kau tahu bagaimana perasaanku sebenarnya." Kata Joo Hyeok sambil menghapus air mata Cherry dengan kedua ibu jarinya.
Cherry lagi-lagi terdiam. Ia benar-benar tidak tahu harus berkata apa lagi. Rasanya sulit. Cherry menggenggam kedua pergelangan tangan Joo Hyeok kemudian menurunkannya pelan-pelan dan melepasnya.
Cherry lagi-lagi ingin menghindar. Ia merasa lebih baik pergi saat ini daripada menjadi bahan perbincangan orang-orang yang kebetulan lewat dan memergokinya. Ia tidak ingin berita yang aneh bermunculan kembali dan merusak karir Joo Hyeok.
Cherry memutar tubuhnya dan berjalan selangkah. Lagi-lagi tangan Joo Hyeok menghentikannya. Tapi kali ini Cherry tidak memutar tubuhnya karena genggaman yang tidak erat. Joo Hyeok hanya sekedar menggenggam agar Cherry menghentikan langkahnya dan berharap satu kalimat saja keluar dari mulut Cherry. Ia tidak ingin melihat Cherry yang menangis di hadapannya. Rasa bersalah muncul bila melihat Cherry menangis saat bersamanya.
Joo Hyeok maju selangkah dan menempatkan kepalanya pada pundak Cherry. Tangannya masih menggenggam tangan Cherry. Rasanya nyaman sekali di saat seperti ini. Joo Hyeok tidak menghiraukan apapun yang dapat mengancam dirinya. Yang terpenting hanyalah jawaban dari gadis di hadapannya. Ada beberapa orang yang kebetulan lewat dan melihat kejadian itu dan lagi-lagi terkejut. Tapi hal itu tidak membuat Joo Hyeok merasa tertekan.
"Aku hanya ingin mengatakan bagaimana perasaanku padamu. aku tidak ingin menutupinya darimu lagi." Kata Joo Hyeok dengan suara pelan.
Cherry memutar tubuhnya dan mereka berdua berhadapan sekarang.
"Mengapa kau bisa menyukaiku?" Cherry mendongak menatap Joo Hyeok.
"Aku juga tidak tahu bagaimana aku bisa menyukaimu. Rasanya aneh jika aku berada di dekatmu dan rasanya tidak enak bila tidak di dekatmu. Tidak ada alasan kenapa aku menyukaimu."
"Aku juga tidak mengerti bagaimana perasaanku." Cherry menunduk kemudian menghela napas dan kembali mendongak menatap Joo Hyeok. "Aku sebenarnya..."
Di sekitarnya sekarang sudah ramai akan murid-murid di sekolah itu. Ternyata orang yang sedari tadi lewat dan memergoki mereka berdua meninggalkan tempat itu dan mengajak murid yang lain untuk ikut menyaksikan. Awalnya ia sudah lega karena murid itu tidak tertarik dengan mereka berdua lagi. Tapi, tenyata hal itu tidak benar. Awal berita itu muncul karena ketertarikan seseorang akan mereka berdua. Semakin berita itu bertambah banyak, itu berarti orang yang tertarik dengan mereka semakin banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Seoul
FanfictionSeorang gadis berusia 16 tahun dipaksa Mamanya untuk bersekolah di Korea. karena kemalangan yang menimpanya, ia kehilangan jejak Mamanya sehingga ia harus menumpang di rumah seorang pria yang tinggal seorang diri dirumah yang sangat megah sambil men...